II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Resirkulasi
Budidaya ikan menggunakan sistem intensif mengakibatkan penurunan kualitas air, karena adanya akumulasi, mineraIisasi dan nitrifikasi bahan organik.
Menurut Barnabe 1986 dalam Tanjung 1994, memelihara ikan pada sistem
resirkulasi selalu dihadapkan pada masalah penumpukan zat-zat organik feces, sisa pakan dan anorganik amonia, nitrit, nitrat yang terlarut, terbatasnya
oksigen terIarut serta penurunan pH. Sistem resirkulasi mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan sistem ini dalam mempertahankan kualitas air
sehingga tetap layak bagi ikan yang dipelihara. Karena itu diperlukan rancangan sistem yang tepat dan cara perlakuan yang terpadu dengan memastikan
efektivitas setiap tahap perlakuan dan keterpaduan sistem secara keseluruhan Muir, 1994.
Sistem budidaya resirkulasi RAS, merupakan metode tradisional untuk pembesaran ikan di kolam dengan kepadatan tinggi, atau di dalam tangki secara
terkontrol Helfrich Libey, 1991. Sistem resirkulasi untuk pemeliharaan ikan telah digunakan oleh beberapa peneliti dengan berbagai kondisi yang berbeda
baik sistem dan ukuran ikan maupun jenis cara perlakuan filter yang digunakan Suresh Lin, 1992; Tanjung, 1994; Sunarma., 1997. Pemakaian bahan filter
yang tepat akan menentukan keberhasilan pemeliharaan ikan pada sistern resirkulasi karena akan menentukan pertumbuhan bakteri non-patogen pada
bahan tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh LIPI, efektivitas filter biologi dalam
sistem resirkulasi bergantung pada jumlah populasi bakteri dan jamur, besar kecilnya bahan filter dan kedalaman filter. Apabila diperhatikan adanya
kecenderungan saat jumlah bakteri meningkat, maka jumlah jamur menurun atau sebaliknya Anonymous, 1992. Menurut Rheinheimer 1985, ukuran dan
komposisi bakteri dan jamur di air sangat bergantung pada konsentrasi dan senyawa organik, karena senyawa ini merupakan sumber pakan bagi
mikroorganisme. Keiser dan Wheaton 1983, mengemukakan, bahwa media biofilter akan
menyediakan permukaan tempat media tumbuh. Semakin besar populasi mikroorgarnime, maka proses nitrifikasi pun akan semakin tinggi. Biofilter
sebagai suatu sistem, ukuran dan bentuk bahan yang digunakan sebagai filter
sangat penting. Butiran kecil memiliki daerah permukaan Iebih besar untuk tempat menempeInya bakteri dan jamur dibanding butiran besar, ukuran butiran
kecil banyak digunakan sebagai filter asalkan tidak menghambat sirkulasi air Spotte, 1979.
2.2. Filter Mekanik
Filter mekanik bekerja secara fisika yaitu menyaring kotoran-kotoran atau partikel yang berukuran lebih besar dari pori-pori media filter Purwakusuma,
2003. Bahan yang biasa digunakan pada filter mekanik dalam budidaya perikanan adalah spons, ijuk, serat kapas dakron Satyani, 2001. Filter
mekanik bekerja secara fisika sehingga hanya menyaring kotoran ataupun partikel yang terlarut di dalam air. Untuk pengolahan selanjutnya diperlukan filter
yang bekerja secara biologi dan kimia yang bisa mengoksidasi bahan organik dan anorganik melaui bantuan mikroorganisme dan penyerapan secara kimiawi
melalui pertukaran ion-ion.
2.3. Filter Biologi
Filter biologi mengandalkan kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik di media budidaya. Filter ini berfungsi sebagai perombak
senyawa nitrogenous yang bersifat racun amonia dan nitrit menjadi senyawa tidak beracun nitrat dengan bantuan mikroorganisme. Menurut Spotte 1979,
mekanisme nitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri nitrifikasi melalui dua tahapan oksidasi : tahap pertama adalah bakteri
Nitrosomonas dengan bantuan oksigen akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit, kemudian tahapan kedua dengan
bantuan bakteri Nitrobakter nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat.
Mikroorganisme yang berperan dalam mendegradasi bahan beracun di media budidaya selama prose hidupnya memerlukan tempat hidup. Organisme
ini akan tinggal menempel di permukaan substrat dan membentuk biofilm. Media filter yang berpori-pori merupakan media yang baik karena mempunyai
permukaan yang luas untuk menampung lebih banyak bakteri. Selain tempat hidup, bakteri memerlukan pakan untuk kelangsungan hidupnya. Pakan bakteri
berupa amonia dan nitrit yang merupakan hasil buangan beracun bagi ikan, sedangkan hasil buangan bakteri berupa nitrat tidak beracun. Menurut Golz
1995, bahan organik dioksidasi oleh bakteri heterotropik dalam kondisi aerob menjadi karbon, amonia, air dan sel baru. Amonia sebagai senyawa beracun