Desain dan waktu evaluasi Efesiensi NH

3.8. Perhitungan Kualitas Air

Karbon dioksida karbonat titrimetri, ammonia Spektrofotometor, motoda nessler, DO DO meter, TSS TSS meter, pH pH meter, alkalinitas titrasi dan suhu termometer air raksa min-max. Kualitas Air Yang Dihasilkan Kualitas air yang dihasilkan dievaluasi berdasarkan pendekatan metode cheklist berskala dengan pembobotan, dalam membandingkan kualitas air secara kuantitatif. Menurut Loren dan Carter 1979 dalam Azwar 1983, tahap pertama dengan cara mengkategorikan individu kualitas air ke dalam unit-unit yang sifatnya sama Tabel 4, kemudian ditransfer ke dalam suatu skala kualitas lingkungan EQ. Langkah kedua memberikan skala EQ berdasar individu parameter, selengkapnya disajikan di Tabel 5 Tabel 4. Skala kelas kualitas air sesuai kriteria Loren dan Carter, 1979 dalam Azwar. 1983. Skala Kelas Kisaran Nilai Kualitas Air EQ Kriteria Kualitas 1 0.00-0.19 Sangat buruk 2 0.20-0.39 Buruk 3 0.40-0.59 Sedang 4 0.60-0.79 Baik 5 0.80-1.00 Sangat baik Tabel 5. Kriteria pemberian skala EQ berdasarkan individu parameter Parameter Lingkungan Nilai Kelas 1 2 3 4 5 O 2 mgl 0.00-3.00 3.00-4.50 4.50-5.50 5.50-6.50 6.50-7.50 BOD 5 mg 5.00 5.00-3.00 3.00-2.00 2.00-1.00 1.00-0.00 NH 3 mgll 0.08-0.10 0.06-0.08 0.04-0.06 0.02-0.04 0.00-0.02 Menentukan skala kepentingan tiap individu parameter, yaitu nilai kepentingan suatu komponen yang menggambarkan peranan dalam kualitas lingkungan. Makin besar nilai kepentingan berarti semakin besar peran individu parameter dalam lingkungan. Langkah ketiga adalah menentukan rasio kepentingan O 2 : BOD 5 : NH 3 mgl = 1 : 0.8 : 0.5 PIU O2 = 1.02.3 x 10 = 4 dibulatkan PIU NH3 = 0.82.3 x 10 = 3 dibulatkan PIU BOD5 = 0.52.3 x 10 = 2 dibulatkan Langkah ke-empat menentukan tingkat kualitas air berdasarkan : Tingkat Kualitas Air = PIU O2 x K + PIU BOD5 x K + PIU NH3 x K Σ PIU x 5 dimana ; PIU = bobot kepentingan individu parameter K = nilai EQ 5 = nilai kelas air tertinggi

3.9. Penghitungan Bakteri

Penghitungan bakteri dilakukan berdasar jumlah dan jenis, pehitungan dilakukan secara total menggunakan metode Total Plate Count TPC. Setelah dihitung jumlah populasi yang ada dilanjutkan dengan melakukan pewarnaan untuk memperoleh informasi jenis bakteri berdasarkan gram negatif dan positif bakteri. Pewarnaan Bakteri Salah satu pewarnaan bertingkat yang paling banyak digunakan adalah metode perwarnaan bertingkat yang dikembangkan oleh Christian Gram 1884 dalam Suriawiria 2005, yang telah disempurnakan secara bertahap. Tahapan pewarnaan dibagi kedalam dua kelompok besar bakteri gram positif dan Gram negatif. Kemudia dilakukan penghitungan secara total untuk melihat kelimpahan bakteri. Uji pewarnaan menggunakan metode pewarnaan gram positif dan gram negatif untuk menentukan jenis bakteri yang ada. Setelah diketahui bisa menjelaskan kinerja dan jenis yang ada seperti : batang pendek, batang, coccus, dan koloni bakteri yang mempunyai susunan berantai.