Data Wawancara 1. Latar belakang mengikuti PS mahasiswa gerejawi Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective Well-being

mewawancarai di tempat makan. Setelah menyepakatinya Tono dan peneliti berangkat menuju tempat makan yang biasa ia kunjungi menggunakan sepeda motor Tono. Warung tersebut berukuran sekitar 10 meter persegi. Tempat makannya terlihat sepi, ada sekitar 6 orang yang sedang makan dan saling bercengkrama. Wawancara ketiga berlangsung lancar. Wawancara keempat dilakukan di taman kampus Tono. Taman kampus terlihat sangat ramai, ada banyak mahasiswa yang berdiri atau duduk berkelompok, berpakaian putih-hitam dan saling bercengkrama. Tono datang satu jam dari waktu yang telah disepakati sebelumnya dengan membawa ransel. Tono cukup kooperatif dalam setiap wawancara, ia menjawab pertanyaan yang diajukan dengan tenang dan sering tersenyum saat menjawab pertanyaan.

3. Data Wawancara 1. Latar belakang mengikuti PS mahasiswa gerejawi

PS merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak asing bagi Tono yang menyukai bidang tarik suara ini. Ia telah mengikuti PS di SMA. Dan Tono melanjutkan hobinya tersebut di masa kuliah dengan mengikuti PSB. Selain untuk melanjutkan hobinya, Tono menyatakan bahwa ia mengikuti PS untuk mengembangkan talenta dan wujud pelayanannya kepada Tuhan. Ketika mengikuti PSB, Tono mendapatkan reaksi negatif dari orang tuanya. Orang tuanya khawatir keikutsertaan Tono dalam PSB akan menyita banyak waktunya dan mempengaruhi prestasi perkuliahan dan kesehatannya. Tono sempat bertengkar dengan orang tuanya saat menjelaskan keikutsertaannya dalam Universitas Sumatera Utara PSB. Sekalipun orang tuanya melarangnya, ia tetap bersikeras untuk mengikuti PSB. Tono mengungkapkan bahwa orang tuanya menerima keikutsertaannya dalam PSB setelah ia berhasil membuktikan bahwa ia mampu menaikkan indeks prestasinya dari indeks dua koma menjadi tiga koma. Namun orang tuanya tetap mengingatkannya untuk menjaga kesehatan, memperhatikan perkuliahan dan keluarganya.

2. Dimensi Subjective Well-being

a. Dimensi kognitif

Tono menyatakan bahwa hidupnya secara keseluruhan memuaskan dan menyenangkan karena semua tujuannya dalam semua domain dapat tercapai dan menghasilkan prestasi yang membuatnya bangga. Bagi Tono, PSB merupakan wadahnya untuk mengembanggakan talenta yang dimiliki dan melayani Tuhan sehingga dapat membuat Tuhan merasa senang dan bangga atas dirinya. Beberapa hal yang membuatnya puas adalah karena ia mengikuti kompetisi PSMG internasional di luar negeri di mana PSB mendapatkan gelar juara dan menjadi solois dalam konser PSB. “juga saya pernah ke ajang internasional sama PS-B , itu juga menjadi pengalaman yang apa ya.., menjadi pengalaman yang teristimewa bagi saya” R2.W2b.730-733hal.148 Tono juga menyatakan bahwa selain prestasi yang diperoleh, ada banyak hal positif lainnya yang didapatkan karena PSB selalu mendukung dan Universitas Sumatera Utara mengingatkannya dalam hal prestasi dalam perkuliahan, menjaga kesehatan, dan hubungan spiritualitas dengan Tuhan. “Karena menurut aku itu sangat membantu aku dalam berstudi di situ juga membantu aku dalam membentuk diriku, kerohanian aku” R2.W2b.387-389hal.167 Tono mengakui bahwa ia memandang penting hubungan spiritual dengan Tuhan dan berusaha menjaga kualitas hubungan tersebut dengan rutin mengadakan kegiatan rohani secara pribadi seperti berdoa dan membaca kitab suci. Hal ini juga terlihat dalam wawancara yang dilakukan, Tono selalu mengaitkan prestasi yang diperolehnya sebagai berkat dari Tuhan “Bener-bener semester ini aku ngalamin mujijat yang luar biasa. Aku nggak tau gimana ngungkapinya sama Tuhan, gitu.” R2.W2b.801-803hal.150 Selain hal itu, Tono juga menyatakan bahwa saat ia menyanyikan lagu dalam PSB, ia mengalami perasaan dekat dengan Tuhan. Lagu-lagu yang dinyanyikannya membuatnya menghayati kebesaran Tuhan setiap hari dan berusaha selalu mensyukuri apa yang didapatkan. “Dalam susah, dalam senang, selalu bersyukur sama Tuhan, jadi.., aku suka kali lagu itu, karena apapun yang terjadi samaku, apapun yang menjadi masalahku aku harus tetap bersyukur.” R2.W2b.969-972hal.154 Tono tetap mengikuti PS gerejawi hingga mahasiswa karena mengikuti PS gerejawi dapat menurunkan stress yang dialami. “kalo misalnya stres kan, dengar lagu, terus bernyanyi …, terus makin lama hilang. Makanya kalo misalnya saya stres, bawaannya stres dari lab, latihan di paduan suara, hilang semuanya.” R2.W2b.492-495hal.143 Universitas Sumatera Utara Tono juga beranggapan bahwa ia meyakini bahwa orang yang bekerja di dunia seni tidak akan mengalami stres atau perasaan negatif berkepanjangan karena mereka dapat mengekspresikan perasaan mereka. “kita bernyanyi kan karena kita mengekspresikan sesuatu. Karena kalo sering-sering kita mengekspresikan sesuatu, pasti kita nggak kan stres” R2.W2b.464-467hal.122 Sekalipun Tono menyatakan banyak mengalami dampak positif dalam mengikuti PSB, ia tetap menyatakan bahwa domain terpenting dan terdekatnya berdasarkan prioritas adalah keluarga, perkuliahan, dan PSB. Tono sempat mengalami perdebatan dengan orang tuanya karena Tono diminta untuk keluar dari PSB, awalnya Tono menjelaskan namun orang tuanya tetap melarangnya mengikuti PSB. Saat Tono berhasil meraih prestasi di perkuliahannya dan menjadi asisten laboratorium kampus, Tono berhasil mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang tuanya. Dukungan orang tuanya terhadap keterlibatan dalam PSB juga memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi Tono.

b. Dimensi afektif

Tono menyatakan bahwa ia sering mengalami hal-hal yang menyenangkan, sambil menyatakan pandangannya bahwa orang yang bekerja di bagian seni tidak pernah stres karena sering menyalurkan perasaannya. “Menyenangkan.., itu pasti.., sering.” R2.W2b.713hal.148 Tono juga menyatakan bahwa dalam satu tahun terakhir, hingga wawancara dilakukan, ia merasakan banyak hal yang menyenangkan dan membanggakan Universitas Sumatera Utara yang dialaminya. Tono menganggap hal tersebut merupakan berkat dari Tuhan. Beberapa diantaranya adalah ia mendapatkan peningkatan nilai dalam perkuliahannya yang melebihi apa yang diharapkannya. Ia juga merasa sangat senang dan bangga saat ia terpilih menjadi asisten laboratorium di jurusannya. Rasa kebahagiaannya juga bertambah saat ia mengikuti kompetisi PS internasional menjadi solois dalam konser PSB, dan ia diundang bernyanyi untuk mengisi acara berskala nasional. “..yang membuat saya bangga terhadap diri saya banyak satu tahun ini.” R2.W2b.750-753hal.149 Bergabung dalam PSB sendiri juga memberikan kebahagiaan terhadap Tono, karena ia menyukai bidang tarik suara, bertemu dengan orang yang juga menyukai bidang tersebut, dan seperti yang telah diungkapkan sebelumnya ia merasa bahagia karena ia dapat mengeluarkan ekspresinya saat bernyanyi sehingga ia tidak stres. “kalo misalnya stres kan, dengar lagu, terus bernyanyi …, terus makin lama hilang. Makanya kalo misalnya saya stres, bawaannya stres dari lab, latihan di paduan suara, hilang semuanya.” R2.W2b.492-495hal.143 Selain itu, Tono juga merasakan dampak positif dari mengikuti PSB. Beberapa diantaranya, Tono lebih displin dalam hal waktu karena di PSB ia harus datang tepat waktu dan tidak boleh terlambat. PSB juga meningkatkan kerohaniannya, dan kesehatan mentalnya karena kegiatan-kegiatan dalam PSB termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan membuatnya merasa bersyukur kepada Tuhan. Selain itu juga Universitas Sumatera Utara para anggota PSB selalu mengingatkan para anggotanya untuk menjaga kesehatan dan prestasi dalam perkuliahannya. “Karena menurut aku itu sangat membantu aku dalam berstudi di situ juga membantu aku dalam membentuk diriku, kerohanian aku” R2.W2b.387-389hal.167 Tono mengakui bahwa ia juga mengalami hal negatif pada beberapa bagian dalam hidupnya, namun ia merasa hal itu tidak terlalu mempengaruhinya, dengan mengingat selalu ada hal-hal yang membuatnya merasa bangga dan senang. “Kalopun ada stres paling sebagian-sebagian aja. Karena kan nanti yang menyenangkan, membanggakan itu nanti pasti di suatu titik-titik tertentu yang bisa dibanggakan. …dari saya.” R2.W2b.718-722hal.149 Tono mengakui bahwa ia pernah mengalami stres dan kejenuhan yang mengakibatkannya ingin keluar dari keanggotaan PSB. Tono merasakan banyak tekanan dari PSB, yakni saat banyaknya anggota kelompok suaranya yang keluar tanpa alasan yang jelas, sementara PSB harus mengadakan kegiatan-kegiatan yang sangat membutuhkan banyak tenaga. Banyaknya kegiatan yang harus diikuti oleh Heru sebagai mahasiswa dan asisten laboratorium, juga menambah kepenatan yang ia rasakan. Terlebih, orang tua yang menuntutnya untuk mempertahankan prestasinya serta meluangkan waktu untuk keluarga. Namun, Tono mengurungkan niatnya untuk keluar dari PSB karena memikirkan dampak dari rencananya. “..Kupikirkan juga,kalo misalnya aku nggak datang, kupikirkan gimana yang lainnya ya? Jadi sampe sekarang udah hilang stresnya, udah hilang jenuhnya.” R2.W2b.582-585hal.145 Universitas Sumatera Utara Saat ini Tono tidak lagi merasakan kejenuhan tersebut. Heru menyatakan bahwa sekalipun banyak tekanan yang dihadapi, seperti tuntutan dari orang tuanya, tugas di kampus sebagai mahasiswa dan asisten laboratorium, ia tidak boleh dikuasai tekanan. Heru akan melakukan hal-hal tertentu seperti berusaha tidak memikirkan masalah, mencari kegiatan lain dan bernyanyi agar dapat mengurangi tekanan dan dan mencoba bersikap santai. “tekanan pasti ada.., tapi ya udah.., take it easy aja, enjoy aja” R2.W2b.175-176hal.162

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective Well-being

a. Perbedaan jenis kelamin Tono cukup banyak menceritakan pengalaman dan perasaan positifnya, namun hanya sedikit menceritakan tentang perasan negatif yang dialaminya. Heru menyatakan bahwa saat mengalami hal negatif ataupun masalah ia tidak menceritakan kepada orang lain, namun akan langsung mencari solusinya sendiri, akan tetapi bila ia tidak dapat memperoleh jalan keluarnya ia akan meminta bantuan orang lain yang lebih berkompeten. “kalo masalah pasti dicari solusinya kak. .. cari solusi pun nggak nemu.., minta bantuan orang lah untuk menyelesaikannya,” R2.W4b.187-190hal.180 b. Tujuan Tono memiliki beberapa tujuan diantaranya agar Tuhan dan orang tuanya merasa senang dan bangga dalam kegiatan-kegiatan yang dia lakukan. “Terus tujuan hidupku juga.., pasti membanggakan Tuhan, itu yang pertama. Yang kedua membanggakan orang tua.” R2.W2b.837-839hal.151 Universitas Sumatera Utara Tono juga menyatakan alasannya mengikuti kegiatan PS adalah untuk mengembangkan talenta yang telah Tuhan berikan dan merupakan wujud pelayanannya kepada Tuhan. “pasti karna talenta. Tuhan udah kasi talenta ke aku…, karena ngembangin talenta, dan lagian kan PSB berbasis gereja jadi sekalian pelayanan juga” R2.W1b.22-26hal.119 Sampai pada saat ini, Tono merasa bahwa ia telah mencapai tahap itu, walau tujuan yang dimilikinya juga merupakan proses berkelanjutan. Hal ini jugalah yang membuat Tono merasa puas dan senang atas hidupnya yaitu karena ia mencapai tujuannya menyenangkan dan membanggakan Tuhan dan orang tua. “.. contohnya, aku jadi asisten gitu. Membanggakan kan, membanggakan orang tua dan membanggakan Tuhan juga. ..juga yang menyatakan bahwa paduan suara pasti menganggu kuliah kita itu terbantahkan. IP saya juga naik, membanggakan orang tua.” R2.W2b.723-728hal.149 c. Agama dan Spiritualitas Tono sering kali mengaitkan bahwa segala prestasi dan hal yang menyenangkan yang ia terima dan rasakan sebagai berkat dari Tuhan. Ia beranggapan nilainya yang naik, menjadi asisten laboratorium, terpenuhinya dana konser wajib, dan banyak kejadian yang membanggakannya merupakan berkat dari Tuhan. “Bener-bener semester ini aku ngalamin mujijat yang luar biasa. Aku nggak tau gimana ngungkapinya sama Tuhan, gitu.” R2.W2b.801-803hal.149 Universitas Sumatera Utara Dalam menjalani kehidupannya, Tono memiliki waktu rutin untuk menjalani kegiatan keagamaannya secara pribadi. Tono mengakui bahwa ia jarang bersaat teduh membaca Alkitab karena merasa malas dan banyaknya kegiatan yang ia lakukan, namun Tono rutin berdoa setiap malam. Tono mengakui bahwa kegiatan rohani seperti saat teduh membaca dan merenungkan ayat dalam Kitab Suci dan berdoa mempengaruhinya dalam menjalani kegiatan sehari-hari, ia merasa lebih tenang dan tentram. “Jadi kan itulah kurasa kuasa doa yang besar ya.., jadi nanti pas berodoa pagi, saat teduh bentar, hatiku tentram nggak bawa stres.” R2.W2b.532-535hal.189 Tono juga berpendapat bahwa hubungan dengan Tuhan merupakan hal yang sangat penting. “pokoknya HPdTnya hubungan pribadi dengan Tuhan harus bagus” R2.W2b.858-859hal.152 Tono juga mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam PSB baik bernyanyi ataupun kegiatan spiritual yang dilakukan PSB membuatnya merasa tenang dan menguatkan spiritualitasnya. “misalnya itu rasa kepercayaan, kita itu jangan menyerah karena pasti Tuhan masih ada, dan juga berterima kasih lah kepada Tuhan. Karena setiap kesusahan yang Tuhan yang diberi atau berkat yang diberi” R2.W2b.626-630hal.191 “berstudi di situ juga membantu aku dalam membentuk diriku, kerohanian aku” R2.W2b.388-389hal.167 Universitas Sumatera Utara d. Kualitas hubungan sosial Tono menyatakan ia belum memiliki hubungan romantis. Tono menyatakan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. Tono juga mengakui bahwa orang terdekat yang dimilikinya adalah orang tuanya. “Orang terdekat ya pasti orang tua.” R2.W2b.261hal.137 Tono mengakui bahwa sekalipun ia memiliki teman baik di kampus ataupun di PSB. Namun kedekatan yang paling intens adalah dengan rekan-rekan PSB terutama dalam kelompok suaranya bariton dan pelatihnya. “.. Paling deket-deketnya itu ya sama anggota suaraku, gitu kan dan sama pelatihnya,” R2.W2b.273-275hal.137 Saat responden merasa tertekan dan ingin keluar dari PSB, responden menyatakan pemikirannya tersebut kepada rekan dalam kelompok suaranya, yang lebih dekat dengannya. Namun setelah ia memikirkan hal apa yang akan terjadi jika ia meninggalkan PSB, maka ia dan rekan satu kelompok suaranya sepakat untuk membuat komitmen untuk tetap bertahan dalam PSB sekalipun ada banyak tuntutan dan tekanan baik dari luar PSB ataupun dari dalam PSB, dan responden merasa ia tidak pernah lagi mengalami perasaan seperti itu lagi. “Jadi sampe sekarang udah hilang stressnya, udah hilang jenuhnya. Jadi kami bertekad, kami berdua bertekad, kita bisa,kami berdua bisa” R2.W2b.584-587hal.175 Tono menyatakan ia puas dengan kualitas hubungan sosial yang dimiliki. Tono juga menyatakan dengan mengikuti PSB bukan hanya mendapatkan manfaat dalam bernyanyi atau dalam hal spiritualitas, namun Tono juga merasa didukung Universitas Sumatera Utara dalam perkuliahan, kedisiplinan dan menjaga kesehatannya, hal ini dikarenakan Tono merasa selalu diingatkan untuk meningkatkan prestasi, menjaga kesehatan dan kedisiplinannya. “Karena menurut aku itu sangat membantu aku dalam berstudi di situ juga membantu aku dalam membentuk diriku, kerohanian aku” R2.W2b.387-389hal.202 Universitas Sumatera Utara 87 Responden II Subjective well being Responden banyak sekali mengalami dampak positif saat mengikuti PSMG. Beberapa di antaranya adalah lirik lagu dan kegiatan yang dilakukan diakui dapat membantunya dalam hubungan spiritualitasnya, ia semakin menghayati kebesaran Tuhan setiap hari dan selalu bersyukur. Keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan spiritualitas baik yang dilakukan personal ataupun kelompok diakui memberikan ketenangan.kompetensi yang diperoleh dengan menjadi solois dan mengikuti kompetisi internasional juga memberikan kepuasan dan afek positif. Dukungan sosial yang diperolehnya dalam PSMG diakui tidak berkontribusi besar atas kepuasan atau afek positifnya, namun dukungan keluarganya dalam keterlibatannya dalam PSMG memberikan afek positif dan kepuasan tersendiri. Dengan bernyanyi dalam PSMG ia mengaku mendapatkan rasa rileks dan ketenangan yang mengarah pada emotional focused , ia juga memiliki pandangan bahwa orang yang berada di dunia seni jarang mengalami stres karena dapat mengekspresikan dirinya. Hal-hal inilah yang membuatnya mengevaluasi hidupnya sebagai hidup yang memuaskan dan lebih banyak merasakan afek positif. Kompetensi Responden menyatakan ia puas dimensi kognitif dan mendapatkan banyak hal positif di antaranya juga prestasi yang diperolehnnya dalam PSMG yang berkaitan dengan kompetensi diri dalam bidang tarik suara dan memberikan kebanggaan dimensi afek Hal religius spiritual Responden menyatakan lirik lagu yang dinyanyikan membuatnya menghayati kebesaran Tuhan dan membuatnya bersyukur setiap hari dan selalu mengaitkan semua prestasi yang didapat sebagai berkat dari Tuhan dimensi afek. Ia mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan dalam PSMG dan anggota PSMG dapat membantunya dalam hubungan spiritualitasnya. . Ia memiliki jadwal rutin untuk berdoa dan membaca kitab suci dan memandang penting hubungan spiritualitas yang dijalaninya Komitmen reguler Responden merasa keterlibatan rutinnya dalam kegiatan spiritualitas baik yang dilakukan secara pribadi ataupun kelompok memberikan ketenangan dimensi afek Dukungan sosial Responden merupakan orang cukup bersosialisasi dan memiliki banyak teman, namun hal ini dirasakan tidak menentukan kebahagiaan yang dialaminya. Ia justru lebih banyak merasakan dukungan sosial dari keluarganya terutama saat didukung dalam PSMG. Memberi rasa rileks Responden mengaku bahwa ia merasa lebih tenang, mengalami penurunan stres dan bahkan stres yang dirasakan hilang setelah mengikuti latihan dalam PSMG dimensi afek. Ia juga berpendapat bahwa orang yang bekerja dalam dunia seni jarang stres karena dapat mengekspresikan apa yang dirasakannya. Coping stress Rasa rileks yang dirasakan oleh responden merupakan bagian dari emotional focused , di mana responden merasakan kelegaan setelah bernyanyi dalam PSMG. Hal ini juga semakin bertamabah saat ia menghayati kebesaran Tuhan dan selalu bersyukur. dimensi afek Bagan 3 Gambaran subjective well-being responden II Universitas Sumatera Utara

C. Analisa Responden III 1.

Deskripsi Data Responden III dalam penelitian ini bernama Mery bukan nama sebenarnya, seorang mahasiswi yang berusia 22 tahun. Saat ini Mery adalah mahasiswi di salah satu universitas di kota Medan. angkatan 2008. Mery merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Mery berasal dari Pekanbaru dan ia tinggal bersama dengan abangnya di Medan. Mery telah kehilangan ibunya sejak ia duduk di kelas tiga SMP, dan ayahnya menikah lagi saat ia duduk di kelas tiga SMA. Mery beberapa kali mengungkapkan bahwa ia memiliki masalah dengan ibu tirinya, namun ia tidak dapat mengungkapkannya kepada siapapun, sehingga ia cenderung memendam masalah tersebut. Mery merupakan salah satu anggota PSB yang merupakan PS mahasiswa gerejawi. Mery telah mengikuti PS gereja sebelumnya di Riau. Namun PS tersebut bersifat non-permanen, hanya akan dibentuk saat Natal saja. Hingga saat ini Mery sudah mengikuti PSB sekitar tiga tahun. Selain mengikuti PSB, Mery mengikuti dua kegiatan lain selain PSB, yaitu debat mahasiswa, di mana ia menjabat sebagai presiden, dan organisasi kemahasiswaan Kristen di kampusnya.

2. Data Observasi

Mery memiliki tubuh dengan berat sekitar 160 cm dengan berat sekitar 52 kg. Mery memiliki kulit berwarna sawo matang dengan rambut yang sedikit ikal dengan panjang sebahu. Universitas Sumatera Utara