BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif
Peneliti  menggunakan  pendekatan  kualitatif  dalam  penelitian  ini  dengan tujuan  untuk  menggali  dan  mendapatkan  gambaran  yang  mendalam  berkaitan
dengan  subjective  well-being mahasiswa  yang  mengikuti  PS  gerejawi.  Menurut Creswell  1994  penelitian  kualitatif  adalah  suatu  proses  penelitian  yang
memungkinkan peneliti memahami permasalahan sosial atau individu secara lebih mendalam  dan  kompleks,  memberikan  gambaran  secara  holistik,  yang  disusun
dengan kata-kata, mendapatkan kerincian informasi yang diperoleh dari informan dan berada dalam setting alamiah.
Patton  dalam  Poerwandari,  2007  menyatakan  bahwa  metode  kualitatif memungkinkan  peneliti  untuk  meneliti  isu  terpilih,  kasus-kasus  atau  kejadian
secara mendalam dan detail, dan fakta  berupa kumpulan data yang tidak dibatasi oleh  kategori  yang  ditetapkan  sebelumnya.  Kelebihan  metode  kualitatif  adalah
prosedur  yang  khusus  menghasilkan  data  yang  detail  dan  kaya  tentang  individu dan kasus-kasusnya. Kelebihan lainnya adalah menghasilkan data yang mendalam
dan  detail  serta  penggambaran  yang  hati-hati  tentang  situasi,  kejadian-kejadian, orang-orang,  interaksi  dan  perilaku  yang  teramati.  Penelitian  dengan  pendekatan
kualitatif  memberi  kesempatan  kepada  peneliti  untuk  mengungkap  hal-hal  yang tersimpan dalam pikiran partisipan, perasaan dan keyakinan-keyakinan partisipan
yang sulit diungkapkan dengan pendekatan kuantitatif.
B. Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Poerwandari  2007  menyatakan  bahwa  tipe-tipe  pengumpulan data  dalam  penelitian  kualitatif  sangat  beragam,  disesuaikan  dengan  masalah,
tujuan  penelitian,  dan  sifat  objek  yang  diteliti.  Tipe-tipe  pengumpulan  data tersebut  meliputi,  wawancara,  observasi,  diskusi  kelompok  terfokus,  analisa
terhadap  karya,  analisa  dokumen,  analisa  catatan  pribadi,  studi  kasus,  studi riwayat hidup.
Pengumpulan  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  metode wawancara,  yaitu  wawancara  mendalam  in-depth  interviewing.  Wawancara
mendalam merupakan satu bentuk wawancara, yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman  yang  lebih  luas  dan  mendalam  terhadap  peristiwa yang  dialami  dan
dirasakan  oleh  partisipan  penelitian.  Wawancara  mendalam  memberikan kesempatan  yang  maksimal  untuk  menggali  latar  belakang  kehidupan seseorang
sehingga  peneliti  mendapatkan  gambaran  dan  dinamika  yang  hendak  diteliti. Wawancara  mendalam  juga  dilakukan  untuk  memperoleh  pengetahuan  tentang
makna-makna subjektif yang dipahami  individu sesuai  dengan topik yang diteliti dan  bermaksud  melakukan  eksplorasi  terhadap  isu  tersebut.  Hal  ini  merupakan
keunggulan  pendekatan  kualitatif  Banister  dkk,  dalam  Poerwandari  2007. Dengan  demikian,  wawancara  mendalam  akan  memungkinkan  peneliti  untuk
mengungkap semua aspek-aspek yang ingin diungkap dalam penelitian ini dengan detail.
Selama  wawancara  dilakukan,  peneliti  menggunakan  pedoman wawancara  sebagai  panduan  agar  hal-hal  yang  ingin  diketahui  tidak  ada  yang
terlewat  dan penelitian  tetap pada jalur yang direncanakan  sesuai kerangka teori.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun  demikian  tidak  tertutup  kemungkinan  untuk  menanyakan  sesuatu  di luar  pedoman  untuk  menambah  keakuratan  data  penelitian.  Teknik  wawancara
yang dilakukan adalah dengan  menggunakan teknik funnelling oleh Smith dalam Poerwandari,  2007  yaitu  memulai  dari  pertanyaan-pertanyaan  yang  umum  yang
semakin lama semakin khusus. Selama  wawancara,  peneliti  juga  melakukan  observasi  sebagai  alat  tambahan
yang dilakukan pada saat wawancara berlangsung untuk melihat reaksi partisipan, antara  lain  ekspresi  wajah,  gerakan  tubuh,  intonasi  suara,  melihat  bagaimana
reaksi  partisipan  ketika  peneliti  meminta  kesediaannya  untuk  diwawancarai, bagaimana  sikap  partisipan  terhadap  peneliti,  bagaimana  sikap  dan  reaksi
partisipan  terhadap  pertanyaan-pertanyaan  yang  diajukan,  bagaimana  keadaan partisipan  pada  saat  wawancara,  serta  hal-hal  yang  sering  dilakukan  partisipan
dalam proses wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan data tambahan selama wawancara berlangsung.
Istilah  observasi diarahkan pada  kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek
dalam  fenomena  tersebut  Poerwandari,  2007.  Tujuan  observasi  adalah mendeskripsikan  setting  yang  dipelajari,  aktivitas-aktivitas  yang  berlangsung,
orang-orang  yang  terlibat  dalam  aktivitas,  dan  makna  kejadian  dilihat  dari perspektif  mereka  yang  terlibat  dalam  kejadian  yang  diamati  tersebut.  Deskripsi
harus  akurat,  faktual  sekaligus  teliti  tanpa  harus  dipenuhi  berbagai  tetek  bengek yang tidak relevan Poerwandari, 2007.
C. Responden Penelitian