variabel kepribadian menunjukkan kekonsistenan dengan subjective well- being
diantaranya self esteem. Campbell dalam Diener, 1984 menunjukkan bahwa kepuasan terhadap
diri merupakan prediktor kepuasan terhadap hidup. Namun self esteem ini juga akan menurun selama masa ketidakbahagiaan Laxer dalam Diener,
1984.
B. Kegiatan Menyanyi
1. Definisi kegiatan menyanyi Berdasarkan Longman Dictionary 2009:947 menyanyi merupakan
kegiatan membuat suara musikal atau lagu dengan suara sendiri. Sedangkan Harvard Music Dictionary
1994:776 menyatakan bahwa menyanyi merupakan proses pembuatan musik yang tidak bergantung dengan instrumen. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Campbell 2004 bahwa menyanyi merupakan seni musik yang melibatkan suara manusia dan ekspresi diri, dan menyanyi merupakan
kegiatan eksplorasi suara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan menyanyi adalah bentuk seni musik yang melibatkan eksplorasi suara dan
ekspresi diri manusia.
2. Dampak kegiatan menyanyi Menyanyi merupakan aspek musik yang memiliki efek emosi yang dapat
membantu individu dalam mencapai kepuasan dengan menstimulasi kesadaran emosi, dan memelihara kompetensi sosial Bailey dalam Lalonde, 2009, juga
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan hubungan sosial dan memperkuat sense of self DeNora dalam Lalonde, 2009
MacLean 2008 menyatakan kegiatan menyanyi menawarkan manfaat kesehatan sebagaimana halnya dengan kegiatan olahraga. Dalam menyanyi, individu
mengembangkan teknik pernafasan yang baik, dan ini berkorelasi dengan penurunan tingkat stres. Menyanyi juga merupakan aktivitas aerobik, dalam arti
memperlancar sirkulasi oksigan dalam darah. Davidson 2008 menyatakan menyanyi berhubungan dengan stres yang dialami,
meredakan efek yang ditimbulkan stres, menyanyi dapat membuat rileks dan menenangkan, kegiatan menyanyi dapat menurunkan hormon penyebab stres.
Beberapa penelitian mencoba mencari tahu mengenai hubungan menyanyi dengan hormon dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya meneliti mengenai hormon
cortisol kortisol dan secretory immunoglobulin A sIgA. Kortisol merupakan
ukuran stres, sedangkan sIgA merupakan endokrin yang melawan infeksi pada bagian pernafasan atas. Secara umum penurunan tingkat kortisol dan peningkatan
sIgA adalah hal yang diharapkan. Meski, hasil pengukuran kortisol beragam, akan tetapi penelitian mengenai sIgA menunjukkan bahwa partisipasi aktif dalam
menyanyi dapat meningkatkan sistem imun. Karenanya menyanyi memiliki keuntungan fisiologis yang nyata dan positif Davidson, 2008
MacLean 2008 menyatakan bahwa menyanyi memiliki dampak psikologis yang bersifat positif. Tindakan menyanyi merangsang tubuh untuk melepaskan hormon
endorfin yang memicu munculkan perasaan senang.
Universitas Sumatera Utara
Clift, dkk 2010 menyatakan ada beberapa alasan bernyanyi dalam PS dapat memberikan sumbangsih pada kesejahteraan personal dan banyak manfaat
lainnya, yaitu; bernyanyi dalam PS dapat membantu anggotanya dalam coping stress
yang disebabkan oleh masalah hubungan personal ataupun masalah keluarga yang dihadapi. Sarafino2006 menyatakan coping stress meliputi dua
hal yaitu problem focused di mana tujuannya adalah mengurangi tuntutan situasi yang membuat stres atau memperluas sumber-sumber yang dapat menguranginya,
dan emotion focused yaitu mengendalikan respon terhadap situasi yang membuat stres
Bernyanyi dalam PS juga dapat meningkatkan perasaan positif sehingga mengurangi perasaan sedih, cemas, dan depresi yang dirasakan dalam hidup.
Selain itu, bernyanyi dalam PS juga membutuhkan fokus dan konsentrasi yang besar sehingga menghambat perhatian terhadap masalah-masalah personal yang
berkaitan dengan sumber kekhawatiran, sehingga menawarkan relaksasi dan kelegaan. Para anggota PS juga memberikan dukungan sosial yang membuat
perasaan terisolasi dan kesepian yang dialami anggota lainnya berkurang dan memberikan komunitas yang lebih luas. Kewajiban mengikuti latihan yang
diadakan juga memberikan komitmen reguler yang memotivasi orang untuk tetap aktif Clift, dkk, 2010.
Selain memberikan dampak positif, bernyanyi dalam PS memberikan tekanan dan kecemasan tersendiri dan tidak jarang juga mempengaruhi emosi seseorang. Beck,
dkk dalam DeHann 2008 mengadakan penelitian yang menguji tingkat kortisol dalam tubuh penyanyi PS. Kortisol merupakan hormon yang dihasilkan oleh
Universitas Sumatera Utara
tubuh yang merupakan ukuran stres Davidson, 2008. Dalam latihan tingkat kortisol berkurang, sedangkan saat penampilan, tingkat kortisol menaik, maka
dapat disimpulkan bahwa saat latihan terdapat penurunan tingkat stres sedangkan saat penampilan terdapat kenaikan tingkat stres.
Liston, Frost Mohr dalam Huston, 2011 menyatakan bahwa para musisi, termasuk para penyanyi dalam paduan suara, juga sering mengalami kecemasan.
Kecemasan yang dialami disebabkan oleh beberapa hal, yaitu ketakutan saat menunjukkan performa di hadapan penonton, termasuk keluarga dan teman
dekatnya dan ingin tampil sempurna. Selain itu, Ryan Andrews dalam Huston, 2011 juga menyatakan bahwa tingkat kesulitan musik, banyaknya hal-hal yang
diingat saat performansi, serta pentingnya performa bagi musisi sangat mempengaruhi kecemasan pada musisi. Kecemasan dan ketakutan ini merupakan
hal-hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan mood dari musisi.
3. Dampak jenis lagu dalam kegiatan menyanyi Beberapa penelitian menyatakan bahwa apa yang dilihat dan yang didengar akan
mempengaruhi pikiran orang yang melihat atau mendengar. Misalnya orang yang sering mendengar lagu yang lambat, cenderung menjadi orang yang romantis, dan
orang yang mendengar lagu-lagu motivasi cenderung menjadi orang yang memiliki motivasi Radwan, 2009.
Madaule 2001 menyatakan bahwa orang yang menyanyi bukan hanya bertindak menyanyikan lagu, namun sekaligus mendengarkan apa yang mereka nyanyikan.
Mereka menjadi penyanyi sekaligus juga pendengar. Anderson dkk 2003
Universitas Sumatera Utara
mengadakan lima penelitian dan hasil kelima penelitian ini cukup konsisten menunjukkan bukti yang kuat bahwa lagu dengan lirik yang keras meningkatkan
agresi yang berhubungan dengan kognisi dan afeksi.
C. Paduan Suara Gerejawi