BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selulosa adalah polisakarida yang terdiri dari rantai-rantai panjang unit-unit glukosa. Struktur dasarnya serupa dengan pati tetapi unit glukosanya berikatan dengan cara
yang berbeda. Selulosa penting sebagai sumber serat dalam susunan makanan dan penting untuk kelancaran jalannya makanan dalam saluran pencernaan. Sapi dan
binatang ruminansia lain dapat memecah dan menggunakan selulosa sebagai sumber energi karena mempunyai bakteri yang mampu memecah selulosa dalam rumennya
Gaman, 1992.
Dalam tubuh manusia selulosa tidak dapat dicerna karena tubuh mnausia tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan selulosa. Tetapi ternyata polisakarida
dapat dimanfaatkan, dimana dengan menggunakan asam dengan konsentrasi tinggi yaitu secara kimiawi menggunakan HCl 30 dapat terhidrolisis menjadi D-glukosa
Poedjiadi, 1994.
Pemanfaatan sukun sebagai bahan pangan semakin penting, sejak pemerintah mulai melancarkan program diversifikasi pangan. Sukun mengandung karbohidrat dan
gizi yang baik seperti halnya ubi, uwi, gembili, gadung, suweg, dan lain-lain Pitojo, 1992. Hasil buah sukun antara 200-700 buah per pohon per tahun. Berat buah antara
1-6 kg per tahun, tergantung kultivarnya dan menghasilkan limbah pertahun ± 350 kg per pohon Sunarjono, 1997.
Universitas Sumatera Utara
2 Salah satu cara yang dapat membantu penyediaan gula di Indonesia adalah
membuat sirup glukosa gula cair dari selulosa ataupun pati. Sirup glukosa atau sering juga disebut gula cair dibuat melalui proses hidrolisis. Perbedaannya dengan
gula pasir atau sukrosa yaitu sukrosa merupakan gula disakarida, terdiri atas ikatan glukosa dan fruktosa, sedangkan sirup glukosa adalah monosakarida, terdiri atas satu
monomer yaitu glukosa. Sirup glukosa dapat dibuat dengan cara hidrolisis asam atau dengan cara enzimatis dapat dikembangkan dipedesaan karena tidak banyak
menggunakan bahan kimia sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan http:www.pustaka-deptan.go.id.
Berdasarkan penelitian terdahulu, kadar glukosa dari hasil hidrolisis onggok adalah 12,50 Zahra.F.1998 . Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati sagu adalah
17,33 Sari.A.2003 . Kadar glukosa dari hasil hidrolisis pati pulp coklat adalah 17,37 Munandar.A.2006 . Kadar glukosa dari hasil hidrolisis rumput gajah adalah
12,53 Wijayanti . Kadar glukosa dari hasil hidrolisis kulit ubi kayu adalah 14,24 Herlina.T.2009 . Kelima peneliti tersebut menggunakan metode penentuan kadar
glukosa yang sama dengan metode dalam penelitian ini.
Hasil hidrolisis selulosa oleh asam kuat yang encer dapat menghasilkan sirup glukosa yang selanjutnya sirup glukosa ini dapat dimanfaatkan untuk :
1. Menaikkan kandungan glukosa dari gula kelapa gula jawa.
2. Sebagai penganti bahan- bahan pemanis sakarin dan Na-siklamat yang dapat
membahayakan kesehatan. 3.
Dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol.
Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk memanfaatkan kulit sukun untuk dijadikan sirup glukosa sebagai pengganti gula pasir pada pembuatan manisan dari
buah jambu biji.
Universitas Sumatera Utara
3
1.2 Permasalahan