3.4 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau berupa data kuantitatif dengan sumber dari laporan keungan yang telah diaudit
oleh masing masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia menegnai laporan auditor
independen dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan
beberapa variabel independen. Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
i Y = β0 + β1TATO + β2DER + ε
Keterangan: Y
= Audit Delay β0
= Konstanta TATO
= Total Asset Turn Over Ratio DER
= Debt Equity Ratio ε
= Standar Error
ii Y = a + b1TATO + ROA + TATORO
A + ε Keterangan:
Y = Audit Delay
ROA = Return On Asset
TATO = Total Asset Turn Over
TATOROA = Hubungan TATO dengan ROA
ε = Standar Error
iii Y = a + b1DER + ROA + DERROA + ε
Keterangan: Y
= Audit Delay DER
= Debt Equity Ratio ROA
= Return On Asset DERROA
= Hubungan DER dengan ROA ε
= Standar Error
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah audit delay. Dalam hal ini audit delay dihitung dari lama waktu penyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku
hingga laporan auditor independen atas laporan keuangan auditor.
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah total asset turn over ratio dan debt equity ratio.
a. Total Asset Turn Over Ratio Ukuran perusahaan diproksikan dengan Total Assets Turnover
Ratio. Total Assets Turnover Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Variabel ini digunakan
untuk mengukur efisiensi pemakaian aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Peneliti menggunakan variabel total
assets turnover ratio karena kinerja keuangan perusahaan property dan real estate dapat dinilai berdasarkan efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. Variabel ini belum pernah digunakan dalam
penelitian sebelumnya. Rumus untuk mencari total assets turnover ratio adalah:
��������� ����� ����������� ����������
b. Debt Equity Ratio Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai
indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi mencerminkan tingginya resiko
keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang akan
mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian
laporan keuangan yang berisi berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat
dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio
serendah-rendahnya. Audit delay cenderung panjang bila perusahaan
mengumumkan kerugian. Hal ini berkaitan dengan akibat atau reaksi yang dapat timbul oleh pasar sehubungan dengan
pengumuman tersebut. Oleh sebab itu, akuntan publik cenderung berhati – hati dalam melakukan prosedur – prosedur
audit yang dapat memastikan nilai kerugian tersebut. Hal ini berarti memperpanjang audit delay. Rumus untuk mencari debt
to equity ratio adalah : ���������� ����
������� ������
3.5.3 Varibel Pemoderasi
Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memeperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini Return On Asset digunakan sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara Total Asset
Turn Over dan Debt Equity Ratio terhadap Audit Delay. Return On Asset dapat diukur dengan rumus:
��������������������� ����������
3.6 Teknik Analisis Data
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisi untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program IBM Statistic SPSS versi 21. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik.
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya. 3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalm statistik harus bebas dari asumsi –
asumsi klasik seperti normalitas data, multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan asumsi – asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.6.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis
statistik. 1. Analisis Grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
kesimpulan yaitu:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Untuk menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov – Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji.
Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan Ghozali 2005 : 114 “ Apabila
nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data atau nilai probabilitas 0,05, maka distribusi data normal.
Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka
distribusi data tidak normal.
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi dintara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat
dilihat dari : - Nilai tolerence dan lawannya.
- Variance Inflation factor VIF
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena
VIF = 1 tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence
0,10 atau sama dengan VIF 10.
Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jika terjadi multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan salah satu variabel
bebas yang memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel lainnya untuk membantu prediksi.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi Ghozali, 2009. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model
regresi antara lain dapat dilakukan dengan Uji Durbin - Watson DW Test.
Riyanto 2012:59 menyatakan jika nilai statistik Durbin-Watson - 2 sd +2, maka asumsi independensi terhadap residual non-
autokorelasi terpenuhi. Sebaliknya, bila nilai statistik Durbin-
Watson -2 atau 2, berarti asumsi independensi terhadap residual non-autokorelasi tidak terpenuhi.
3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas dan
jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai
prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis
yaitu :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.6.3. Pengujian Hipotesis
Analisis regresi berganda digunakan untuk mermalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen, jika dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk
meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhdap variabel tidak bebas.
3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi
�
�
Uji koefisien DeterminasiR
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.6.3.2 Uji Regresi Parsial Uji Statistik t
Uji t – test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t untuk mengetahui
signifikansi koefisien regresi.
Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig- t dengan α
= 0,05 : - Jika Sig-t 0,05 : koefisien regresi signifikan
- Jika Sig-t
≥ 0,05 : koefisien regresi tidak signifikan.
3.6.3.3 Uji Hipotesis Analisis Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas secara bersama – sama simultan terhadap
variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan
antara X dan Y. Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig-
F dengan α = 0,05: - Jika Sig-F 0,05 : model regresi signifikan
- Jika Sig-F
≥ 0,05 : model regresi tidak signifikan
3.6.3.3 Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Variabel Pemoderasi
Untuk menentukan hipotesis variabel dalam penelitian ini menggunakan metode Moderated Regression Analysis. Metode ini
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel
moderator. Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor X, maka kita harus membandingkan tiga persamaan
regresi untuk menentukan jenis variabel moderator. Ketiga persamaan tersebut adalah:
1. Yi = α + β1Xi + ε
2. Yi = α + β1Xi + β2Zi + ε
3. Yi = α + β1Xi + β2Zi + β3XiZi + ε
Jika persamaan 2 dan 3 tidak berbeda secara signifikan atau β3=0 ; β2 ≠ 0 maka Z bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai
variabel prediktor independen. Jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda maka variabel Z merupakan pure moderator tetapi harus
berbeda dengan persamaan 3 atau β2= 0; β3 ≠0. Jika persamaan
1,2 dan 3 berbeda satu sama lainnya maka variabel Z meruapakan variabel quasi moderator.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam
perhitungan statistic deskriptif adalah Audit Delay AUDEL, Total Asset Turn Over Ratio TATO dan Debt Equity Ratio DER, Return On Asset ROA.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif AUDEL, TATO, DER dan ROA
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation AUDEL
144 30
163 78.27
18.305 TATO
144 .01
1.23 .3097
.24878 DER
144 .02
5.60 .9684
1.00459 ROA
144 -.090
.640 .08247
.101882 Valid N listwise
144
Sumber: Hasil Olahan Software SPSS 21
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah unit analisis N dalam penelitian ini adalah sebanyak 144 unit untuk AUDEL, TATO, DER dan ROA.
Hasil deskriptif dari Audit Delay AUDEL menunjukkan bahwa nilai minimum 30, nilai maksimum 163, nilai rata-rata sebesar 78,27 dan simpangan
baku sebesar 18,305.
Hasil deskriptif dari Total Asset Turn Over Ratio TATO menunjukkan bahwa nilai minimum 0,01, nilai maksimum 1,23, nilai rata-rata sebesar 0,3097
dan simpangan baku sebesar 0,24878. Hasil deskriptif dari Debt Equity Ratio DER menunjukkan bahwa nilai
minimum 0,02, nilai maksimum 5,60, nilai rata-rata sebesar 0,9684 dan simpangan baku sebesar 1,00459.
Hasil deskriptif dari Return On Asset ROA menunjukkan bahwa nilai minimum -0,090, nilai maksimum 0,640, nilai rata-rata sebesar 0,08247 dan
simpangan baku sebesar 0,101882.
4.2 Uji Asumsi Klasik