Laporan Keuangan Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Auditing dan Standar Auditing

Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam – LK Nomor X.K.2, Lampiran keputusan ketua Bapepam – LK Nomor: KEP – 36PM2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Peraturan – peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Peraturan tersebut sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory.

2.1.4. Laporan Keuangan

Menurut kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 7, Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan seperti laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga IAI, 2007. Jusup 2001:41menyatakan bahwa peranan dari pengauditan laporan keuangan adalah ditujukan untuk mengidentifikasi, mengukur danmengkomunikasikan informasi keuangan untuk menarik investor.Beberapa orang beranggapan bahwa pengauditan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko informasi, dimana apabila terdapat risiko, maka hal ini akan merefleksikan kemungkinan risiko informasi yang dijadikan sebagai dasar evaluasi risiko bisnis, namun tercipta tidak secara akurat. Demikian juga halnya seperti yang telah dipaparkan oleh Jusup 2001:43-45. Hal ini dapat disebabkan karena : 1 Pelaporan keuangan yang tidak tepat, 2Informasi yang diterima pihak luar, 3 Bias dan motivasi pencipta informasi, 4 Volume data, 5 Kompleksitas transaksi, 6 Insider Trading, 7 Keputusan investai keuangan, kebijakan hutang, kebijakan dividen, serta aktivitas manajerial. Faktanya, terkadang manajemen tidak selalu dapat memaksimalkan kesejahteraan dari para pemegang saham, melainkan cenderung mencoba untuk memaksimalkan kepentingan mereka sendiri, dengan jalan “menginvestasikan” atau memenuhi kewajibankeuangannya dengan menggunakan dana pinjaman milik para investor. Jensen dan Meckling 1976 dalam Taswan 2003:2 menyatakan bahwa para professional itu atau manajer akan bertanggung jawab pertama terhadap keputusan alokasi dana baik yang dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan untuk investasi, kedua adalah menyangkut keputusan pembelanjaan. Keputusan ini akan terkait dengan optimasi pembelanjaan, Ketiga adalah menyangkut keputusan dividen. Jensen dan Meckling 1976 dalam Taswan 2003:2 juga menyebutkan bahwa pemberian amanat kepada insiders juga dapat dipandang sebagai pemisah fungsi antara decision making dan risk beating. Jensen dan Meckling juga menemukan perbedaan kepentingan itu juga bermula dari ketika pihak pemodal selaku penyedia dana berkepentingan untuk mengamankan dananya yang diinvestasikan, sedangkan pihak insiders berhak atas gaji dan kompensasi lainnya karena menjalankan amanat termasuk mengambil keputusan - keputusan bisnis yang diharapkan terbaik bagi pemilik modal. Sama-sama berkepentingan memang. Namun, kembali lagi bahwa pihak insiders terkadang masih belum bisa mewujudkan penciptaan citra baik firm value sesuai yang diharapkan, selain upaya untuk peningkatan kesejahteraan insiders sendiri dengan biaya-biaya yang dianggap oleh pemilik dana dapat mengurangi dividennya yang sudah menjdai haknya. Oleh karena itu, risiko informasi yang berasal dari insider trading ini juga dapat berpengaruh terhadap asimetri informasi yang juga akan dapat memicu adanya konflik kepentingan sepeti layaknya teori agensi, sehingga sangat diperlukan sikap konservatisme antara agen dan prinsipal untuk dapat menyetarakan 2 dua kepentingan yang berbeda tersebut. Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 terdiri dari komponen neraca, laporan labarugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi lain tetap disajikan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh standar akuntansi PSAK No. 1, par.10. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang dicapai tergantung pada kualitas laporan keuangan. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan IAI, 2007. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Informasi yang relevan dapat digunakan untuk membantu mengevaluai peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan. 3. Andal Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur faithfull representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Menurut Sukrisno Agoes 2012, laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena: 1. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak – pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. 2. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian unqualified dari KAP, berarti pengguna laporan laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAKETAPIFRS. 3. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assetnya Rp. 25 milyar ke atas harus memasukkan audited financialstatementsnya ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian. 4. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements-nya ke Bapepam – LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku. 5. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.

2.1.5. Audit Delay

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 98 106

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 74 88

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

”PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1 2 104

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Total Asset Turn Over Ratio dan Debt Equity Ratio terhadap Audit Delay dengan Return On Asset Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

1 1 11

Pengaruh Total Asset Turn Over Ratio dan Debt Equity Ratio terhadap Audit Delay dengan Return On Asset Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 11

KATA PENGANTAR - Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

0 0 13

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12