”PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL
ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Oleh :
Wuri Kunanda Yani 0712010139 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL
ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan
Wuri Kunanda Yani 0712010139 / FE / EM
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Ali Maskun, SE, MS Dr. Ali Maskun, SE, MS Sekertaris
Drs. Ec. Supriyono, MM Anggota
Wiwik Handayani, SE, MSi Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Allah SWT, atas segala rahmatNya sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmat-Nya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT
TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, SE, MM., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. EC. Siti Aminah selaku Dosen Wali di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Ali Maskun, SE, MM., Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(4)
6. Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.
7. Papa, Mama, dan Adikku Fenti Kundarti Ari yang selalu memberikan doa restunya, dorongan dan bantuan materiil serta pengorbanan sehingga dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Aryo Kristianto yang selama ini selalu memberikan dukungan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, 25 Januari 2011
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 13
2.2.1...Ban k ... 13
2.2.1.1...Pen gertian Bank ... 13
(6)
2.2.1.2...Jeni s Bank ... 13 2.2.1.3...Aza
s, Fungsi, dan Tujuan Perbankan ... 15 2.2.2. Laporan Keuangan ... 16 2.2.2.1...Pen
gertian Laporan Keuangan ... 16 2.2.2.2...Tuj
uan Laporan Keuangan ... 17 2.2.2.3...Jeni
s-Jenis Laporan Keuangan ... 18 2.2.3. Pasar Modal ... 20 2.2.3.1...Pen
gertian Pasar Modal ... 20 2.2.3.2...Per
anan Pasar Modal ... 22 2.2.3.3...Ma
nfaat Pasar Modal ... 22 2.2.3.4...Ma
cam-Macam Pasar Modal ... 23 2.2.4. Investasi ... 24
(7)
2.2.4.1...Pen
gertian Investasi ... 24
2.2.4.2...Tuj uan Investasi ... 25
2.2.5. Pengertian Return Saham ... 25
2.2.5.1. Pengertian Saham ... 25
2.2.5.2. Bantuk-Bentuk Saham ... 26
2.2.5.3. Pengertian Return Saham ... 27
2.2.6. Analisis Rasio Keuangan ... 28
2.2.6.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 28
2.2.6.2. Klasifikasi Rasio Keuangan ... 29
2.2.7. Pengaruh Antara Variabel Dependen dan Variabel Independen ... 32
2.2.7.1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Return Saham ... 32
2.2.7.2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham ... 33
2.2.7.3. Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap Return Saham ... 34
2.2.7.4. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham ... 35
(8)
2.3. Kerangka Konseptual ... 36
2.4. Hipotesis ... ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38
3.1.1...Var iabel Terikat atau Dependen Variabel (Return Saham / Y) ...39
3.1.2...Var iabel Bebas atau Independen Variabel ... 39
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 41
3.2.1...Pop ulasi ... 41
3.2.2...Sa mpel ... 41
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.3.1...Jeni s Data ... 43
3.3.2...Su mber Data ... 43
3.3.3...Pen gumpulan Data ... 43
(9)
3.4.1...Tek
nik Analisis ... 44
3.4.2...Uji Hipotesis ... 44
3.4.2.1...Uji t-statistik ... 44
3.5. Asumsi Klasik ... 46
3.5.1...Mul tikoliniearitas ... 46
3.5.2...Aut okorelasi ... 47
3.5.3...Het eroskedastistas ... 48
3.6. Uji Normalitas ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 50
4.1.1...Ga mbaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 50
4.1.2...Visi ... 53
4.1.3...Mis i ... 54
(10)
4.1.4...Stru ktur Organisasi BEI ... 55 4.1.5...Ga
mbaran Umum Perusahaan Perbankan ... 56 4.2...Des
kripsi Hasil Penelitian ... 59 4.2.1...Ret
urn Saham ... 60
4.2.2...Cur rent Ratio (X1) Perusahaan Perbankan ... 61 4.2.3...Deb
t to Equity Ratio (X2) Perusahaan Perbankan ... 62 4.2.4...Tot
al Asset Turn Over (X3) Perusahaan Perbankan ... 64 4.2.5...Ret
urn On Asset (X4) Perusahaan Perbankan ... 65 4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 66
4.3.1... Asumsi-Asumsi Klasik Regresi ... 66
4.3.1.1...Mul tikoliniearitas ... 67 4.3.1.2...Aut
(11)
4.3.1.3...Het eroskedastisitas ... 70 4.3.2...Uji
Normalitas ... 71 4.3.3...Koe
fisien Determinasi ... 72 4.3.4...Pen
gujian Hipotesis ... 72 4.3.4.1...Ana
lisa Regresi Linier Berganda ... 73 4.3.4.2...Uji
t (Parsial) ... 75 4.4. Pembahasan ... 77 4.4.1...Pen
garuh Current Ratio (CR) Terhadap
Return Saham ... 77
4.4.2...Pen garuh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
Return Saham ... 78
4.4.3...Pen garuh Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap
Return Saham ... 79
(12)
garuh Return On Asset (ROA) Terhadap
Return Saham ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
5.1. Kesimpulan ... 82
5.2. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Harga Saham ... 06
2. Return Saham ... 06
3. Data CR ... 61
4. Data DER ... 63
5. Data TATO ... 64
6. Data ROA ... 66
7. Nilai VIF ... 69
8. Durbin Watson ... 69
9. Batas Autokorelasi ... 69
10. Nilai R2 ... 72
(13)
12. Uji t ... 76
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pikir ... 36
2. Struktur Organisasi BEI ... 55
3. Grafik Scatterplot ... 70
(14)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Tabel Outlier 1 2. Tabel Outlier 2
(15)
”PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL
ASSET TURN OVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA” Oleh :
Wuri Kunanda Yani ABSTRAKSI
Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang. Pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham dapat berupa
capital gain. Sementara semakin tinggi harga pasar menunjukkan bahwa saham
tersebut juga semakin diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham maka akan menghasilkan capital gain yang semakin besar pula. Capital gain didasarkan pada selisih harga saham yang terjadi pada periode sekarang dengan harga saham pada periode sebelumnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008. Jumlah sampel yang digunakan adalah 15 perusahaan perbankan yang di ambil menggunakan purposive sampling. Periode pengamatan ini tahun 2005-2008. Data sekunder menggunakan metode dokumentasi diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan. Teknik regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), dan Return On Asset (ROA)
terhadap Return Saham.
Secara parsial dari empat variabel bebas yang digunakan ada tiga variabel bebas yang mempengaruhi return saham secara nyata yaitu Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA). Sedangkan pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) terhadap return saham tidak nyata. Mengingat keterbatasan
peneliti maka penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah jumlah sampel, dan menambah variabel lain yang belum diteliti pada perusahaan perbankan.
Kata Kunci : Return Saham, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akhir tahun 1997 krisis ekonomi melanda negara-negara di kawasan Asia termasuk Indonesia yang menyebabkan dunia perbankan Indonesia menanggung beban kerugian yang sangat besar. Pada perusahaan perbankan beban kerugian tersebut menyebabkan saldo modal negatif, maka dari itu perusahaan perbankan harus berusaha untuk dapat menghasilkan profit sehingga diharapkan tetap bertahan. Perkembangan perekonomian di Indonesia diharapkan mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi setelah adanya pemerintahan baru yang mendapat pengesahan dari masyarakat. Untuk mampu memperbaiki kinerja sektor perbankan di Indonesia yang juga dapat mendukung kinerja dari sektor riil maka didirikan BPPN. Selain itu, dengan adanya program rekapitulasi dan berbagai program lain akan semakin membuka peluang bagi investor baik asing maupun lokal untuk melaksanakan investasi di sektor perbankan. Para investor merupakan pihak yang memiliki kelebihan dana sehingga tersebut melakukan investasi dengan harapan akan memperoleh keuntungan (Dendawijaya, 2003:157).
Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu
(17)
meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya.
Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahan yang bersangkutan.
Return bagi pemegang saham bisa berupa deviden tunai dan capital gain, Ross (2002). Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Sedangkan capital gain
merupakan selisih harga beli dan harga jual saham. Capital gain terjadi dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Tujuan investasi adalah untuk memperoleh return yang optimal.
Artinya, membeli asset yang memberikan pendapatan paling tinggi dengan
tingkat risiko tertentu. Pada kenyataannya pendapatan yang diharapkan
berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi. Hal ini berarti apabila
investor menginginkan pendapatan yang besar, maka mengandung risiko
yang besar pula. Investor dalam upaya meningkatkan tingkat pengembalian
atas investasi melakukan tindakan berupa memaksimumkan expected return
pada berbagai tingkat risiko atau memindahkan risiko pada berbagai tingkat
risiko, atau meminimumkan risiko pada berbagai tingkat expected return
(18)
Seorang investor sebelum melaksanakan suatu investasi harus mempertimbangkan banyak faktor sebelum pada suatu kesimpulan bahwa ia melaksanakan investasi. Para investor akan tertarik untuk menanam modal di suatu perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik dan mampu memberikan laporan keuangan yang di butuhkan. Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami tentang laporan keuangan, analisa dari laporan keuangan tersebut sangat dibutuhkan.
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. (Tuasikal, 2001) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.
Salah satu cara untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan data laporan keuangan adalah melalui suatu alat yang disebut dengan analisa rasio. Melalui analisis rasio ini investor maupun kreditor dapat mengukur kelemahan dan kekuatan yang dimiliki suatu perusahaan khususnya perusahaan perbankan (Zainuddin, 1999:67).
(19)
Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisa rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan karena analisis rasio juga dapat membimbing investor membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan bagaimana prospek yang di hadapi di masa yang akan datang.
Penguji-penguji yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan di negara lain, seperti O’connor (1973) yang melopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambil keputusan. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variasi model ratio dengan rate of return
menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan bagi investor pemegang saham biasa.
Ou dan Penman (1989) meneliti manfaat laporan keuangan dalam memprediksi return saham. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa informasi akuntansi mengandung informasi fundamental yang tidak tercermin dalam harga saham. Gupa dan Heufner (1972) melanjutkan bahwa rasio-rasio keuangan tertentu memiliki manfaat atau arti yang berbeda ketika diasosiasikan dengan karakteristik industri tertentu yang
(20)
berbeda. Mirip dengan pernyataan Gupa dan Heufner adalah apa yang dikemukakan oleh Foster (1986). Ia mengemukakan bahwa rasio tertentu antara industri satu dengan lainnya memiliki perbedaan yang signifikan. Investor perlu memiliki tolok ukur agar dapat mengetahui apakah jika ia melakukan investasi pada suatu perusahaan ia akan mendapatkan gain
(keuntungan) apabila sahamnya dijual. Investor dapat menggunakan tingkat imbal hasil sebagai tolok ukur untuk melihat ekspektasi hasil suatu saham.
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go public di Indonesia. Bank di Indonesia menjadi sasaran utama bagi para investor. Hal ini dikarenakan harga saham yang terus meningkat. Akan tetapi disaat harga saham meningkat justru return yang diterima investor berfluktuasi. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah ada penyebab dari permasalahan ini.
Terdapat 30 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi 15 perusahaan perbankan yang go public sebelum tahun 2005.
(21)
Tabel 1.
Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Periode 2004-2008
PERIODE NO NAMA BANK
2004 2005 2006 2007 2008 1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 165 50 45 235 50 2 PT Bank Central Asia Tbk 2.975 3.400 5.200 7.300 3.250 3 PT Bank CIMB Niaga Tbk 460 405 920 900 490 4 PT Bank Danamon Tbk 4.375 4.750 6.750 8.000 3.100 5 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 145 75 65 70 50 6 PT Bank ICB Bumiputera Indonesia Tbk 170 120 90 131 62 7 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.925 1.640 2.900 3.500 2.025 8 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.875 3.025 5.150 1.970 680 9 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 700 700 700 1.510 1.500
10 PT Bank OCBC NISP Tbk 775 770 850 900 700
11 PT Bank Panin Tbk 420 420 580 680 580
12 PT Bank Permata Tbk 750 720 870 890 490
13 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.875 3.025 5.150 7.400 4.575
14 PT Bank Swadesi Tbk 400 420 700 900 600
15 PT Bank Victoria Internasional Tbk 80 80 90 152 93 Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Tabel 2.
Return Saham Perusahaan Pada Perbankan Yang Go Publik
Periode 2005-2008
PERIODE NO NAMA BANK
2005 2006 2007 2008 1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (0,70) (0,10) 4,22 (0,79) 2 PT Bank Central Asia Tbk 0,14 0,53 0,40 (0,55) 3 PT Bank CIMB Niaga Tbk (0,12) 1,27 (0,02) (0,46) 4 PT Bank Danamon Tbk 0,09 0,42 0,19 (0,61) 5 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk (0,48) (0,13) 0,08 (0,29) 6 PT Bank ICB Bumiputera Indonesia Tbk (0,29) (0,25) 0,46 (0,53) 7 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (0,15) 0,77 0,21 (0,42) 8 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0,05 0,70 (0,62) (0,65) 9 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0 0 (1,00) (0,01) 10 PT Bank OCBC NISP Tbk (0,01) 0,10 0,06 (0,22)
11 PT Bank Panin Tbk 0 0,38 0,17 (0,15)
12 PT Bank Permata Tbk (0,04) 0,21 0,02 (0,45) 13 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0,05 0,70 0,44 (0,38) 14 PT Bank Swadesi Tbk 0,05 0,67 0,29 (0,33) 15 PT Bank Victoria Internasional Tbk 0 0,13 0,69 (0,39) Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Dari tabel tersebut diketahui bahwa perusahaan perbankan yang memiliki return saham terendah pada tahun 2005 adalah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk yaitu -0,70 (-70%). Pada tahun 2006 adalah PT
(22)
Bank ICB Bumiputera Indonesia Tbk yaitu -0,25 (-25%). Pada tahun 2007 adalah PT Bank Nusantara Parahyangan yaitu -1,00 (-100%). Dan pada tahun 2008 adalah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk yaitu -0,79 (-79%).
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan memiliki harga saham yang menurun sehingga berakibat menurunnya return saham setiap tahunnya. Oleh karena itu menurunnya return saham disebabkan oleh semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, semakin menurunnya permodalan bank, dan manajemen perbankan yang tidak profesional. Faktor tersebut menyebabkan kepercayaan investor menurun terhadap kinerja perbankan. Hasilnya harga saham perusahaan perbankan menurun drastis yang berakibat pada menurunnya return pada pemegang saham.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Dan Total Asset Turn Over Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di
(23)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan perbankanyang go public di Bursa Efek Indonesia ?
3. Apakah Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek
Indonesia?
4. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
return saham pada perusahaan perbankan yang go publicdi Bursa Efek Indonesia.
(24)
9
3. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) terhadap
return saham pada perusahaan perbankan yang go publicdi Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return
saham pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat memberikan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya dan dapat menjadi referensi yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan evaluasi dan informasi dalam mengambil keputusan investasi saham. 3. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari diperkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
(25)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alokasi modal yang efisien merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting dalam melakukan suatu investasi (Rangkuti, 2001:204).
Tindakan ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan terhadap bisnis
yang digelutinnya dalam jangka panjang.
Masalah yang sering dihadapi para investor adalah bagaimana
meningkatkan return yang diperoleh dan memperkecil risiko yang akan
dihadapi, terutama dalam kondisi ekonomi yang sangat tidak menentu.
Maka sebelum melakukan investasi perlu dicari faktor-faktor apa yang
mempengaruhi return yang diterima yaitu dengan cara menganalisis dan
mengevaluasi kinerja perusahaan. Analisis kinerja perusahaan antara lain
dapat diamati melalui serangkaian analisis terhadap laporan keuangan
(Rangkuti, 2001:108). Hasil analisis terhadap perusahaan bisa
memberikan gambaran tentang nilai perusahaan tersebut, karakteristik
internalnya, kualitas perusahaan dan kinerja manajemennya, serta tentu
saja prospek perusahaan dimasa datang (Tandelilin, 2001:231).
2.1. Penelitian Terdahulu
A. Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ulupui (2005) melakukan
penilitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
(26)
(Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori
Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta)”. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah current ratio (X1), debt to equity ratio
(X2), total asset turn over (X3), dan return on asset (X4). Variabel
terikatnya adalah return saham (Y). Perusahaan yang diteliti adalah
13 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 1999-2005. Maka dapat disimpulkan :
Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.
Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Variabel debt to equity ratio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan.
Variabel total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan.
B. Michell Suharli (2005) yang berjudul “Studi Empiris Terhadap
Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri
Food & Beverage Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini
menggunakan variabel bebasnya adalah debt to equity ratio (X1)
dan beta Saham (X2). Variabel terikatnya return saham (Y).
Perusahaan yang diteliti adalah 11 perusahaan Food & Beverage
(27)
Penelitian menggunakan perhitungan Analisis Liner Berganda.
Dari penelitian ini mendapatkan hasil pengujian statistik bahwa
debt to equity ratio dan beta saham tidak mempengaruhi return
saham secara signifikan.
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005)
dan Suharli (2004) demikian juga penelitian ini. Adapun perbedaan
dalam hal ini sebagai berikut :
1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, dan
return on asset.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui dan Suharli antara tahun
1999-2005, sedangkan dalam penelitian ini antara periode
2005-2008.
3. Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan perbankan yang
(28)
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bank
2.2.1.1. Pengertian Bank
Menurut undang-undang no. 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perbankan (Pasal 1) bank merupakan lembaga keuangan yang usahanya
adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas uang pembayaran
dan peredaran uang.
Menurut undang-undang no. 17 tahun 1992 tentang perbankan,
bank adalah suatu usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
bank merupakan suatu badan usaha yang dalam kegiatan usahanya
mengandalkan kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu menjaga
kesehatan bank merupakan salah satu kunci keberhasilan bank di dalam
menggaet nasabah.
2.2.1.2. Jenis-jenis Bank
Menurut UU No. 7 tahun 1992, ada dua jenis bank yaitu :
1. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang memberikan jasa dalam lalu
(29)
Menurut Subagyo (1997:44) bank umum adalah badan
usaha yang kegiatan utamanya memberikan simpanan dalam
masyarakat dan pihak lainnya, kemudian mengalokasikannya
kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dari segi kepemilikan, Bank Umum di Indonesia dibedakan
menjadi 2 yaitu (Subagyo, 1997:65) :
1. Bank Umum Pemerintahan
Bank Umum Pemerintahan adalah bank yang seluruh
modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan
pendirinya dibawah Undang-Undang tersendiri.
2. Bank Umum Swasta, dibedakan menjadi :
Bank Umum Swasta Nasional
Bank Umum Swasta Nasional adalah bank milik swasta
yang didirikan dalam bentuk hukum perseroan terbatas
yang mana seluruh sahamnya dimiliki oleh warga Indonesia
atau badan hukum di Indonesia serta pengelolaanya
ditangani oleh warga Indonesia.
Bank Umum Swasta Asing
Bank Umum Swasta Asing adalah bank yang didirikan
dalam bentuk cabang-cabang bank yang sudah ada diluar
negeri atau dalam bentuk campuran antara Bank Asing dan
(30)
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainya yang
dipersamakan dengan itu.
2.2.1.3. Azas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan
Ditinjau dari segi umum dalam pelaksanaanya menurut
kenyataanya, fungsi pokok Bank Umum (Subagyo, 1997:44) adalah :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang relatif efisien
dalam kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi.
3. Menghimpun data dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
4. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana tersebut atau perwalian
amanat individu dan perusahaan-perusahaan.
5. Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk perdagangan Internasional.
6. Memberikan pelayanan penyimpanan barang-barang berharga.
7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainya, misalnya kartu kredit, cek
perjalanan, ATM, dan transfer dana lainya.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, dijelaskan bahwa azas, fungsi, dan tujuan perbankan di
(31)
1. Perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berazaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian
(prudential banking).
2. Fungsi utama perbankan diIndonesia sebagai penghimpun dana dan
penyalur dana masyarakat.
3. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas Nasional kearah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak.
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan. Agar para pemakai jasa laporan keuangan
memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun
harus didasarkan pada standar akuntansi yang lazim. Di Indonesia standar
akuntansi tersebut disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dengan nama
Standar Akuntansi Keuangan.
Menurut Riyanto (1982:261), laporan finansial (financial
Statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu
perusahaan, dimana neraca (Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva,
(32)
(income statement) mencerminkan hasil-hasil yang di capai selama satu
periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Menurut Harahap (1993:105), laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal
adalah Neraca, Laporan Laba-Rugi atau hasil usaha, Laporan Arus Kas,
dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi pelajaran yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan selama periode satu
tahun.
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi
investor, kreditor, dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan
ekomomi. Selain itu laporan keuangan juga membantu dalam menilai
jumlah waktu dari penerimaan kas di masa depan dari bunga hasil dari
penjualan, penarikan atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman.
Menurut Harahap (1993:120) tujuan umum laporan keuangan
(33)
1.
ntuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
2.
ntuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam sumber-sumber ekomoni netto (sumber dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas
usaha dalam rangka memperoleh laba.
3.
ntuk memberikan infomasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4.
ntuk memberikan informasi penting lainnya mengetahui perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi
mengenai aktifitas pembelanjaan dan penanaman.
5.
ntuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
(34)
2.2.2.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Didalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan, biasanya
mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan
komitmen dan kontijensi, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan, laporan keuangan gabungan dan konsolidasi.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang
dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut :
1) Neraca (Balance Sheet)
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank
pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi
aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan
komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan
jatuh tempo (Kasmir, 2010:257).
2) Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa
janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan
harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama
dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit,
komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat
Repurcbase Agrement (Repo), sedangkan laporan kontinjensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
(35)
peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan
kontinjensi disajikan tersendiri tanpa pos lama (Kasmir, 2010:257).
3) Laporan laba-rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan
(Kasmir, 2010:257).
4) Laporan Arus Kas (Statement Of Cash Flow)
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus
disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan (Kasmir,
2010:257).
5) Catatan atas laporan keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi
devisa neto, menurut jenis masa uang dan aktivitas lainnya (Kasmir,
2010:257).
6) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang
bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di
luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank
(36)
2.2.3. Pasar Modal
2.2.3.1. Pengertian Pasar Modal
Yang dimaksud pasar modal secara umum adalah sebagai pasar
yang memperjualbelikan surat-surat berharga di Bursa Efek. Pasar modal
juga merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas (Tandelilin, 2001:13).
Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang
di dalam Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal
Bab I Pasal 1 di mana disebutkan Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti
yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 1952. Jadi pasar
modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk
perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang
yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek.
Menurut Badan Pengembangan Pasar Modal (BAPEPAM), Pasar
Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.
Dari beberapa pengertian pasar modal maka dapat disimpulkan
bahwa pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber
(37)
diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak
alat-alat produksi, yang pada akhirnya akan menciptakan pasar kerja dan
meningkatkan kegiatan perekonomian yang sehat.
2.2.3.2. Peranan Pasar Modal
Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan
baik apabila didukung oleh maraknya kegiatan pasar. Menurut Sunariyah
(2003:7-8) peranan tersebut dapat dilihat dari 5 aspek, yaitu :
1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual
untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang
diperjualbelikan.
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (retun) yang diharapkan.
3. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
(38)
Pasar modal memberikan manfaat yang sangat banyak antara lain
(Tjiptono, 2001:2-3) :
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
3. Menyediakan leadingindicator bagi trend ekonomi negara.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme dalam
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
6. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
2.2.3.4. Macam-macam Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2003:15) macam-macam pasar modal yaitu :
1. Pasar Primer
Pasar Primer adalah surat berharga yang baru dikeluarkan oleh
perusahaan dan dijual dipasar primer.
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah
beredar.
(39)
Pasar ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar
kedua tutup.
4. Pasar keempat
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara
institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.
2.2.4 Investasi
2.2.4.1. Pengertian Investasi
Menurut Jogiyanto (2003:5), investasi merupakan penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien
selama periode waktu tertentu.
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan dimasa datang. (Tandelilin, 2001:3)
Menurut Sunariyah (2003:4), investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Dalam penelitian ini, pembahasan investasi berkaitan dengan
pengelolaan aset finansial khususnya sekuritas yang bisa diperdagangkan.
Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah
(40)
mudah diperdagangkan adalah aset-aset finansial yang bisa
diperdagangkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah
pada pasar yang terorganisir.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan
investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan
yang sifatnya moneter bukannya kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan
moneter bisa ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki
saat ini dan pendapatan yang akan datang.
2.2.4.2. Tujuan Investasi
Menurut Tandelilin (2001:5), tujuan investasi :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa mendatang,
seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang sekarang
agar tidak berkurang dimasa mendatang.
2. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam
pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara didunia banyak
melakukan kewajiban yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi
(41)
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha
tertentu.
2.2.5. Pengertian Return Saham
2.2.5.1. Pengertian Saham
Menurut Martono (2004:191) saham merupakan surat tanda
kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas.
Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Tjiptono Darmaji dan Hendi
M. Fakhrudin, 2001:5).
Sedangkan menurut Tandelilin (2001:18) saham merupakan surat
bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan
sekuritas berupa surat kepemilikan aset-aset perusahaan yang
diperjualbelikan di pasar modal.
2.2.5.2. Bentuk-bentuk Saham
Menurut Jogiyanto (2003:67-73) saham terdiri dari tiga bentuk yaitu :
1. Saham Preferen
Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi
dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas
(42)
deviden preferen. Dibandingkan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak
pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu,
saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah
antara obligasi dan saham biasa.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Sebagai pemilik
perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak antara
lain:
Hak kontrol yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan.
Hak menerima Pembagian Keuntungan yaitu hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.
Hak Preemptive yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol
dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama
dari kemerosotan nilai.
3. Saham Treasurry
Merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan
dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
(43)
2.2.5.3. Pengertian Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi di pasar
modal. Menurut Jogiyanto (2003:109) return saham adalah tingkat
pengembalian saham atas investasi yang ditanamkan oleh investor. Jenis
return saham menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan
return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return
yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Sedangkan retun ekspektasi
merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa
mendatang.
Dalam penelitian ini konsep return yang digunakan adalah return
realisasi atau actual return (capital gain) yang merupakan selisih antara
harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.
Dengan demikian return saham dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rt =
Rt = Return Saham
Pt = Harga Saham Waktu Tertentu
Pt-1 = Harga Saham Periode Sebelumnya
(Jogiyanto, 2003:110).
(44)
2.2.6.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Mengadakan analisis terhadap hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk bisa menginterpretasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu perusahaan. Untuk
mengadakan interpretasi tersebut tentunya seorang analisis memerlukan
suatu ukuran. Ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan dibidang keuangan adalah analisis keuangan. Rasio
merupakan alat yang digunakan dalam artian relatif maupun absolut
untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan
angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Syafaruddin Alwi,
1994:107).
Pengertian lain tentang rasio keuangan menurut (Riyanto,
1982:263) adalah rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam
arithmetical terms yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data finansial.
Menurut Harahap (1993:297) rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau
berarti.
Dari beberapa pengertian jelaslah bahwa mengadakan analisis rasio
keuangan sangat penting artinya terutama bagi pihak-pihak yang
(45)
berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia, yang terdiri dari
neraca dan laporan laba-rugi.
2.2.6.2. Klasifikasi Rasio Keuangan
Menurut Sartono (2001:114) pada dasarnya analisis rasio
dikembangkan menjadi empat kelompok rasio keuangan yaitu : 1) Rasio
Likuiditas, 2) Rasio Aktivitas, 3) Financial Leverage Ratio, 4) Rasio
Profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya
(Current Ratio, Acid Test Ratio)
2. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset untuk memperoleh penjualan (Periode
Pengumpulan Piutang, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan,
Perputaran Aktiva Tetap, dan Perputaran Total Aktiva).
3. Financial Leverage Ratio
Rasio ini menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang (Debt Ratio,
Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Fixed Charge
Converage, Debt Service Coverage).
(46)
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset
maupun laba bagi modal sendiri (Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Retun On Invesment, Return On Equity, Profit Margin,
Rentabilitas Ekonomi).
Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas yang
berhubungan langsung dengan saham. Rasio-rasio itu adalah Current
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO),
dan Retun On Asset (ROA).
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban
jangka pendek (Sawir, 2005:8). Rasio ini dihitung dengan
membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini
didapat dengan rumus :
CR =
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang yang
diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang
diberikan oleh pemilik perusahaan (Husnan, 1997:561). Rasio ini
(47)
DER =
c. Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio ini yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya (Riyanto, 1982:286). Rasio ini dihitung dengan
membandingkan antara penjualan dengan total aktiva. Rasio ini dapat
diperoleh dengan rumus :
TATO =
d. Retun On Asset (ROA)
Riyanto (1982:270) menyatakan bahwa Return On Asset
merupakan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi setiap
investor. Rasio ini diperoleh dari rumus sebagai berikut :
ROA =
2.2.7. Pengaruh Antara Variabel Dependen dan Variebel Independen 2.2.7.1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Return Saham
Current Ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas bertujuan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
(48)
Menurut Sartono (2001:116) semakin tinggi Current Ratio ini
berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek terutama modal kerja yang sangat
penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Akibatnya resiko yang
ditanggung perusahaan semakin kecil. Dengan semakin kecilnya resiko
yang ditanggung perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat
para investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut.
Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.
Dalam penelitian Ulupui (2005) variabel Current Ratio memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode
ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh
return yang tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya semakin tinggi.
2.2.7.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total
utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan usaha. Semakin besar Debt to Equity Ratio mencerminkan
kinerja perusahaan yang buruk, dikarenakan perusahaan banyak
memanfaatkan hutang jangka panjang sebagai pendanaan usahanya,
sehingga mengakibatkan semakin besar resiko yang harus ditanggung
(49)
tersebut, sehingga dikatakan Debt to Equity Ratio akan berpengaruh
negatif terhadap harga saham.
Kreditur jangka panjang lebih menyukai rasio Debt to Equity Ratio
yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang
didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil risiko kreditur yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan return saham bagi
pemilik modal (Prastowo, 2005:89).
Dalam Ulupui (2005) variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan
hasil yang positif tetapi tidak signifikan. Sedangkan menurut Suharli
(2005) variabel Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham
secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio hutang tidak
menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.
2.2.7.3. Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap Return Saham
Total Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu
rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva
tersebut. Total Asset Turn Over digunakan untuk mengukur seberapa
efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam menunjang
penjualan.
Menurut Sartono (2001:120) Perputaran total aktiva menunjukkan
bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk
(50)
Semakin tinggi efektiftivitas perusahaan menggunakan aktiva untuk
meperoleh penjualan diharapkan perolehan laba perusahaan semakin
besar, hal ini akan menujukkan kinerja perusahaan semakin baik. Kinerja
perusahaan yang semakin baik memberikan dampak pada harga saham
perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan harga saham yang tinggi
memberikan harapan return yang semakin besar.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset
Turn Over berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini didukung
oleh penelitian Keneddy (2003) dalam Ulupui (2005:7) kesimpulan hasil
penelitiannya menemukan bahwa hanya variabel Total Asset Turn Over,
ROA, ROE, Leverage Ratio, Debt to Equity Ratio, dan EPS memberikan
pengaruh positif terhadap retun saham
2.2.7.4. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham
Return On Assets digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Apabila Return On Asset meningkat, berarti profitabilitas
perusahaan meningkat, sehingga dampaknya adalah peningkatan
profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998:565).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Return
On Asset menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan
(51)
meningkatnya Retun On Asset maka kinerja perusahaan yang ditinjau dari
profitabilitas semakin baik. Hal ini akan menarik investor untuk memiliki
saham perusahan tersebut. Dengan meningkatnya permintaan investor
maka harga saham juga cenderung meningkat yang diikuti oleh tingkat
pengembalian (return) saham yang besar.
Penelitian Kennedy (2003) dalam Ulupui (2005:7) kesimpulan
hasil penelitian menemukan bahwa variabel Return On Asset berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham periode ke depan.
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 1
Diagram Kerangka Pikir Penelitian
Debt to Equity Ratio (X2)
Total Asset Turn Over Current Ratio
(X1)
(Y) Return Saham
(52)
Retun On Asset (X4)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut
:
1. Diduga bahwa variabel Current Ratio mempunyai pengaruh positif
terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia.
2. Diduga bahwa variabel Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh
negatif terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang go
public di Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga bahwa variabel Total Asset Turn Over mempunyai pengaruh
positif terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang go
(53)
38
4. Diduga bahwa variabel Return On Asset mempunyai pengaruh positif
terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang go public di
(54)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dirancang untuk mengamati kesempatan investasi
terhadap suatu perusahaan, kaitannya dengan pengamatan kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan analisis rasio
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over
(TATO), dan Return On Asset (ROA). Penelitian ini mengkaji empat
analisis rasio tersebut pada perusahaan perbankan yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia antara tahun 2005-2008.
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dalam suatu penelitian adalah untuk
memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu penelitian diukur.
Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
variabel. Yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen
(terikat).
Adapun definisi secara operasional dari setiap variabel yang
(55)
3.1.1. Variabel Terikat atau Dependen Variabel (Return Saham/Y)
Alasan orang berinvestasi adalah memperoleh keuntungan. Suatu
hal yang wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana
yang diinvestasikan (Tandelilin, 2001:5). Saham suatu perusahaan bisa
dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham
dari perusahaan yang bersangkutan. Return saham dihitung dengan cara
mengurangkan harga penutupan saham pada periode tertentu dengan
harga penutupan saham pada periode sebelumnya. Harga saham yang
digunakan merupakan harga penutupan akhir tahun pada periode tahun
2004-2008. Rumus return saham yang digunakan adalah sebagai berikut :
Rt =
Rt = Return Saham
Pt = Harga Saham Waktu Tertentu
Pt-1 = Harga Saham Periode Sebelumnya
(Jogiyanto, 2003:110).
3.1.2. Variabel Bebas atau Independen Variabel 1) Current Ratio/CR (X1)
Current Ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang
yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto 1982:266).
(56)
aktiva lancar dengan hutang lancar. Perhitungan didapat dengan
rumus sebagai berikut :
CR =
2) Debt to Equity Ratio/DER (X2)
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara
total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai
sumber pendanaan usaha. Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145)
dalam Suharli (2005), Debt to Equity Ratio merupakan perhitungan
sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal
pemegang saham. Rasio dapat dihitung dengan rumus :
DER =
3) Total Asset Turn Over/TATO (X3)
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya. Total Assets Turn Over menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan
volume penjualan tertentu (Syamsudin, 1985:56). Rasio dapat
dihitung dengan rumus :
TATO =
(57)
Return On Asset adalah rasio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. Return On
Asset berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Rasio
ini dapat diperoleh dengan rumus :
ROA =
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang
karakteristiknya hendak diduga. Populasi merupakan himpunan individu, unit, unsur, elemen, yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama.
Populasi penelitian ini adalah 30 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 – 2008.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive
sampling dari seluruh perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Metode purposive sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kreteria yang
(58)
a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2004 – 2008.
b. Perusahaan perbankan yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia sejak tahun 2004 – 2008.
c. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan,
pada tahun 2005–2008 serta memiliki data lengkap terkait
variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
d. Perusahaan perbankan yang mempunyai data return saham pada
tahun 2005-2008.
Dalam penelitian ini sampel ditetapkan 15 perusahaan perbankan
yang namanya telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004.
1. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
2. PT Bank Central Asia Tbk
3. PT Bank CIMB Niaga Tbk
4. PT Bank Danamon Tbk
5. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
6. PT Bank ICB Bumiputera Indonesia Tbk
7. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
8. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
9. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
10.PT Bank OCBC NISP Tbk
(59)
12.PT Bank Permata Tbk
13.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
14.PT Bank Swadesi Tbk
15.PT Bank Victoria Internasional Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang pengumpulannya diusahakan
oleh pihak lain atau pihak kedua, ketiga, dan seterusnya. Misal laporan
keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa
laporan keuangan yaitu neraca, laporan laba rugi tahun 2005-2008
perusahaan perbankan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari
Indonesian Capital Market Directory dan website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) yaitu laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba
rugi tahun 2005-2008.
(60)
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara menggandakan arsip dan catatan perusahaan yang ada.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui
variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikat
(dependent variabel).
Model regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + ei
Keterangan :
Y = Rerurn Saham
0 = Konstanta
1, 2, 3, 4 = Koefisien Regresi
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Total Asset Turnover (TATO)
X4 = Return On Asset (ROA)
ei = Variabel Pengganggu
3.4.2. Uji Hipotesis 3.4.2.1. Uji t-statistik
(61)
Analisis ini digunakan untuk melihat signifikansi antara koefisien
regresi secara individual, yaitu untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Langkah-langkah
sebagai berikut:
1. HO : i = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : i ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
2. Mencari nilai thitung dengan menggunakan rumus :
t hit =
Keterangan :
i = koefisien regresi Se = standar eror
Tingkat signifikan 10% (0,10), = = 0,05. Dengan
pengujian dua arah. Degree of Freedom (df) = n – k – 1
Dimana :
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel bebas
3. Kriteria uji–t
a) Ho diterima
Jika -t tab ≤ t hit≤ t tab
(62)
Jika t hit < -t tab atau t hit > t tab
3.5. Asumsi Klasik
Menurut Gujarati (1995) bahwa dalam analisis linier berganda
perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul
masalah dalam penggunaan analisis regresi linier berganda.
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji-F tidak boleh
bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE harus memenuhi tiga
asumsi yang tidak boleh dilanggar, yaitu :
a. Tidak boleh ada multikoliniearitas
b. Tidak boleh ada autokorelasi
c. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
3.5.1. Multikoliniearitas
Adalah suatu keadaan dimana antar variabel independen yang
terdapat dalam model regresi memiliki hubungan yang sempurna atau
mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1).
Adanya multikoliniearitas menyebabkan standar eror cenderung semakin
besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan standar
eror menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data. Diperlukan
(63)
multikolinieritas. Beberapa metode untuk menguji gejala multikolinieritas
sebagai berikut :
1. Melihat korelasi antar variabel bebas, jika korelasi antar variabel
melebihi 0,50 diduga terdapat gejala multikoliniearitas.
2. Melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF
kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3. Koefisien determinasi (R2) tinggi, uji parsial tidak satupun yang
signifikan.
3.5.2. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data
observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu (data time series)
atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross section), (Gujarati,
1995:201). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya).
Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dengan
menghitung nilai Durbin Watson dengan rumus :
d =
Keterangan :
d = nilai Durbin Watson
(64)
et–1 = residual peridoe t–1
3.5.3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau
disebut homoskedastisitas. Persoalaan heteroskedastisitas sering terjadi
pada data Cross Section (elemen/anggota populasi pada suatu saat
tertentu dan mempunyai karakteristik yang berbeda.
Cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dengan menggunakan
Uji Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas
(Gujarati, 1995:188). Rumus uji Rank Spearman :
rs = 1 – 6
Keterangan :
di = selisih ranking standar deviasi (S) dan ranking nilai mutlak eror
N = banyaknya sampel
3.6. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah
(65)
atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat
dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan adalah
Kolmogorov Smirnov test, yaitu perbandingan antara distribusi frekuensi
(66)
(67)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
(68)
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang-Undang Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri
kehakiman (Lukman Wiradninata) dan Menteri keuangan (Prof. Dr.
Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan :
Obligasi Pemerintah Republik Indonesia (1950).
1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai
HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten
(69)
1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
1987 : Ditandai dengan hadirnya paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu Bursa Efek Jakarta terbuka untuk asing. Aktivitas
bursa terlihat meningkat.
2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati
(70)
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated
Trading Systems).
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang–Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 : Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
4.1.2. VISI
Visi Bursa Efek Indonesia tidak terlepas dari latar belakang
dilakukannya penggabungan Bursa Efek Surabaya-Bursa Efek Jakarta
sebagaimana dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal 2005-2009
yaitu adanya suatu keinginan untuk memiliki suatu Bursa yang kuat,
bernilai, kredibel, kompetitif dan berdaya saing global. Bertitik tolak pada
(71)
“To be a Strong, Valuable, Credible and World Wide Competitive
Bourse”.
4.1.3. MISI
Dalam usaha mencapai visi tersebut, Bursa Efek Indonesia perlu
menetapkan misi yang harus diemban setidaknya mencakup hal-hal
sebagai berikut :
Pillar of Indonesian Economy Market Oriented
Company Transformation Institutional Building
(72)
4.1.4. Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia
Gambar 2 : Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Direktorat Pengawasan Divisi Pengawasan Transaksi Divisi Hukum Satuan Pemeriksa Anggota Bursa &
Partisipan Direktorat Pencatatan Divisi Pencatatan Sektor Riil (Saham+Derivatif) Divisi Pencatatan Sektor Jasa (Saham+Derivatif) Divisi Pencatatan Surat Utang Direktorat Perdagangan Saham Divisi Perdagangan Saham Divisi Perdagangan Informasi Pasar Direktorat Keanggotaan dan Partisipan Divisi Keanggotaan Divisi Partisipan Direktorat Perdagangan Fixed Income &
Divisi Perdagangan Fixed Income Divisi Perdagangan Derivatif Divisi Pelaporan Direktorat Penelitian & Pengembangan Divis Pengemba Produ Divis Perencan Pemasa Direktur Utama Dewan Komisaris
Satuan Pemeriksa Internal
Unit Manajemen Resiko
RUPS
(73)
4.1.5. Gambaran Umum Perusahaan Perbankan
Prospeknya dan perkembangan industri perbankan di indonesia
masih menghadapi permasalahan berat. Pertumbuhan kredit tahun 2009
masih di bawah angka 10% dari target 15%. Di sela kisruh dunia politik
dan penegakan hukum di Indonesia, serta ancaman krisis keuangan global
yang terjadi sejak akhir tahun 2008, ternyata tidak membuat roda
kehidupan ekonomi Indonesia terhenti. Krisis yang telah mengubah
wajah perbankan dunia menjadi muram itu, seperti tidak berlaku di
Indonesia. Sebab ternyata negeri seribu pulau ini mampu menjaga rasio
kecukupan modal (CAK) perbankannya meningkat dari 16,2% di akhir
tahun 2008 ke 17,7% pada September tahun 2009. Jauh dari ketentuan
minimum 8%.
Kredit macet yang besarannya sempat meningkat dari 3,8% di
akhir tahun 2008 ke 4,7% pada Mei tahun 2009, pun ternyata turun
kembali ke 4,3% pada akhir September tahun 2009. Bahkan, inflasi
hingga akhir tahun 2009 yang diprediksi hanya mencapai 3%, dikatakan
sebagai inflasi terendah sepanjang sejarah. Prestasi tersebut bahkan turut
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi
ketiga tertinggi di seluruh dunia, setelah Cina dan India. Pejabat
sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan,
kemampuan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi dan sektor
keuangannya merupakan hasil dari kemampuan perbankan menjalankan,
(74)
Selain itu, daya tahan tersebut juga dipenuhi oleh hasil pelajaran
dari krisis yang sempat melanda di tahun 1997-1998 silam. Sebab, pasca
krisis tahun 1998 tersebut, Bank Indonesia memperketat peraturan
perbankan terutama yang menyangkut batas maksimum pemberian kredit
(BMPK), transaksi valuta asing (valas), dan derivatif, serta klasifikasi
aset bank. Akibatnya, neraca aset perbankan Indonesia berkualitas
konservatif yang terkonsentrasi di kredit konvensional dan bukan surat
utang korporasi atau nota derivatif yang spekulatif dan sulit dinilai
melalui metode mark to market.
Kondisi industri perbankan di Indonesia pasca krisis ekonomi
global pada tahun 2008/2009 lalu bakal terus melaju. Bahkan posisi
perbankan Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan dengan industri
perbankan di kawasan Asia dan dunia. Saat dalam tekanan krisis ekonomi
global di tahun 2009, pendapatan industri perbankan Indonesia tumbuh
menembus rekor. Jadi akan lebih banyak peluang dari pada ancaman
dalam jangka pendek. Secara umum, bank-bank besar di Indonesia akan
memanfaatkan besarnya ukuran mereka untuk meningkatkan pangsa
pasar, sementara bank kecil akan mencari peluang di segmen yang
spesifik.
Pada tahun 2007 lalu, di sisi pertumbuhan ekonomi untuk pertama
kalinya sejak krisis Asia pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai
di atas 6% per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berimbang,
(75)
mencapai US$56,9 miliar (setara 5,7 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri Pemerintah). Pada akhir tahun 2007, telah banyak membantu
upaya memelihara stabilitas nilai rupiah terutama untuk jangka
menengah-panjang.
Di sisi perbankan, dapat dikatakan bahwa perkembangan
indikator-indikator perbankan cukup menggembirakan, melanjutkan
kecenderungan perbaikan yang telah berlangsung setidaknya sejak tahun
2004. Industri perbankan semakin sehat dan bermanfaat, ternyata juga
telah berkembang semakin kokoh sebagaimana yang ditunjukkan oleh
kemampuannya dalam menyerap berbagai gejolak dalam perekonomian.
Dilihat dari angka pertumbuhan kredit, maka kredit konsumsi
adalah jenis kredit yang mengalami lonjakan pertumbuhan terbesar dari
9,51% pada tahun 2006 menjadi 24,84% di tahun 2007, sedangkan
pertumbuhan kredit modal kerja dari 16,98% menjadi 28,57%, dan kredit
investasi dari 12,51% menjadi 23,15%.
Secara nasional, porsi kredit konsumsi masih kecil, yaitu sekitar
28,20% dari total kredit perbankan, sedangkan porsi kredit UMKM pada
tahun 2007 mencapai 50,18%. Sedangkan porsi kredit konsumsi sebagai
salah satu komponen dari kredit UMKM mencapai 50,41%. Dengan
demikian, sebenarnya kredit produktif yang dikucurkan perbankan
nasional untuk UMKM hanya sebesar 25,29%. Jumlah ini sangat kecil
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Current Ratio (CR) memberikan pengatuh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan.
2. Debt to Equity Ratio (DER) memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan.
3. Total Asset Turn Over (TATO) memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan.
4. Return On Asset (ROA) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap retun saham perusahaan perbankan.
5.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya dalam menentukan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.
a. Bagi Perusahaan
(2)
Bursa Efek Indonesia hendaknya meningkatkan Current Ratio dan
Return On Asset agar perusahaan-perusahaan tersebut menjadi prioritas bagi para investor dalam membeli sahamnya sehingga harga saham perusahaan tersebut dapat meningkat dan juga akan
menghasilkan return perusahaan yang tinggi pula. Sedangkan
penggunaan hutang lebih ditekan lagi agar Debt to Equity Ratio dapat turun dan dapat meningkatkan return saham.
b. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor serta pengambilan keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan faktor di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi pasar yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh dalam melakukan investasi.
c. Penelitian Selanjutnya
Adanya interpretasi yang bersifat subyektif dalam mengukur
return. Pengungkapan return dinilai oleh peneliti berdasarkan interpretasi terhadap kandungan informasi laporan tahunan perusahaan sampel selama periode penelitian dan sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian dalam penelitian ini terjadi kemungkinan perbedaan penilaian antar
(3)
perusahaan karena dipengaruhi oleh tingkat kejelian dan subyektifitas peneliti terhadap isi laporan.
Pemilihan variabel faktor fundamental perusahaan yang hanya
terdiri dari empat aspek saja (Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turn Over, dan Return On Asset). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor fundamental lain yang justru dapat mempunyai pengaruh terhadap tingkat return perusahaan. Peneliti selanjutnya sebaiknya memakai variabel lain (dalam analisis laporan keuangan) sebagai salah satu variabel independen supaya lebih akurat hasil penelitiannya.
Pemilihan periode penelitian ini hanya empat tahun dan
menggunakan 15 perusahaan perbankan yang dapat mengurangi tingkat akurasi penelitian. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan lebih banyak perusahaan sampel dan periode waktu yang lebih lama. Agar didapatkan hasil yang lebih akurat lagi.
Penelitian yang dilakukan pada kali ini tentang pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, dan Return On Asset terhadap Return Saham. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menggunakan variabel lain yang juga memiliki pengaruh terhadap Retun Saham seperti variabel ROE,
Total Debt, dan Quick Ratio penelitian ini didukung Mahadwarta (1999) dalam Wira (2005) yang menemukan bahwa variabel
(4)
87
Saham. Apabila surat berharga mengalami kenaikan harga, maka investor akan mendapatkan return dari nilai selisih harga yang terjadi dan sebaliknya apabila suatu surat berharga mengalami penurunan harga, maka investor akan mengalami penurunan keuntungan dari selisih harga tersebut (Tandelilin, 2001:48).
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, Tjiptono. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan Kedua. Penerbit
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Fakhrudin, M dan M. S. Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi Di Pasar Modal. Edisi Pertama. Gramedia. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zein. Erlangga. Jakarta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 1993. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
http://www.idx.co.id
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangkaa Pendek). Edisi Keempat. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Indonesian Capital Market Directory tahun 2007. PT Bursa Efek Jakarta. Jakarta. Indonesian Capital Market Directory tahun 2009. PT Bursa Efek Jakarta. Jakarta. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Cetakan Kesembilan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Martono dan Agus Harjito. 2004. Manajemen Keuangan. Ekonisia. Yogyakarta. Rangkuti, Freddy. 2001. Tehnik Membuat Perencanaan Bisnis Dan Analisis
(6)
Riyanto, Bambang. 1982. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Sartono, Agus. 1994. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Kedua. BPFE UGM. Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Subagyo. 1997. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. YKPN. Yogyakarta. Sugiyono, 2007. Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Cetakan Kelima.
Alfabeta. Bandung.
Suharli, Michell, 2005, “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverage Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 2.
Sunariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. AMP YKPN. Yogyakarta.
Syafaruddin, Alwi. 1994. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Andi Offset. Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman. 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Tandelilian, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Ulupui, 2005, ”Analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (studi pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori Industri barang konsumsi di BEJ)”, Jurnal Manajemen Keuangan Vol. 4 No.1.