organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.
6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam
kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan
penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.
1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Peran para pemimpin dalam suatu organisasi sangat sentral dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Hal itu berarti
efektivitas kepemimpinan dari para pemimpin yang bersangkutan merupakan hal yang paling didambakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan
organisasi tersebut. Kemampuan mengambil keputusan merupakan criteria utama dalam menilai efektivitas seseoang, berarti ada kriteria lain yang dapat dan biasanya
digunakan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang pemimpin menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan. Ada lima fungsi kepemimpinan
Siagian, 2010:46 yaitu :
1. Pimpinan sebagai penentu arah
Seorang pemimpin harus dapat menentukan arah yang akan ditempuh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk organisasinya. Strategik, teknik, taktik, dan pengambilan keputusan serta kemampuan pimpinan dalam
menetukan arah organisasi di masa yang akan dating merupakan suatu saham yang teramat penting dalam kehidupan organisasional untuk pencapaian
tujuan organisasi. 2.
Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi Tidak ada organisasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa
memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu
menjadi wakil dan juru bicara organisasi dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari dalam organisasi maupun luar organisasi.
3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke dalam maupun keluar organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahkan
interaksi antara atasan dan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama petugas pelaksana kegiatan operasional dimungkinkan terjadi
dengan baik berkat komunikasi yang efektif. Demikian pentingnya komuniksi yang efektif itu dalam usaha peningkatan kemampuan memimpin seseorang
sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap pemimpin.
4. Pimpinan sebagai mediator
Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam organisasi, terutama dalam menangani situasi
terjadinya konflik. 5.
Pimpinan sebagai integrator Di dalam suatu organisasi, tidak jarang terjadi adanya kotak-kotak atau
kumpulan golongan tertentu, baik itu yang bersifat negative maupun positif. Seorang pemimpin memiliki fungsi sebagai integrator maksudnya seorang
pemimpin harus mampu bersikap efektif, rasional, objektif, dan netral dalam menghadapi keadaan tersebut diatas.
1.5.3 Kinerja Guru