Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai Siswa
Sumber : Operator SDN 106800, 2014
Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa
Sumber : Operator SDN 106800, 2014
Berdasarkan berbagai fenomena yang sudah terjadi di SDN 106800 Hamparan Perak seperti sudah disampaikan di atas serta berdasarkan uraian materi tentang
kinerja guru yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.
1.2 Rumusan Masalah
No. Absensi
Nilai UN Nilai US
1. Matematika
7.00 7.28
2. Bahasa Indonesia
7.24 8.00
3. IPA
7.50 7.29
No. Fasilitas
2012 2013
2014 1.
Perpustakaan -
- 1
2. UKS
- -
1 3.
TV ruang guru -
- 1
4. Komputer
- -
2 Total
- -
5
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh dari gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
kinerja dan motivasi guru di SDN 106800 Hamparan Perak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah : Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak . 1.
Dengan mengetahui pengaruh kepemimpinan tersebut sehingga untuk selanjutnya diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan
tugas yang dilakukan dilingkungan SDN 106800 Hamparan Perak.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:
1. Manfaat secara ilmiah
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan untuk menulis karya ilmiah tentang sistematis dan metodologi penulis dalam
menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pengaruh kepemimpinan.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi sekolah-sekolah untuk mengembangkan gaya kepemimpin dua arah
dimana adanya hubunga dan koordinasi yang baik antara atasan dan bawahan. 3.
Manfaat secara akademis Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan
menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.5 Kerangka Teori
Teori adalah seperangkat konsep. Definisi dan dalil yang saling terkait secara sistematis yang dikedepankan untuk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang
terjadi Angha, Nader. 2002 Teori atau sumber proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur
penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan Tamburaka, H.Rustam E:1999.
1.5.1 Pengertian Pengaruh
Menurut Norman Barry : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan
terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
influence is a type of power in that a person who is influenced to act in a certain way may be said to be caused so to act, even though an overt threat of santions will not be
the motivating force Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu orang benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya
bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal
balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,
menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
1.5.2 Pengertian Kepemimpinan
Menurut George R. Terry yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Rauch Behling 1984 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
Menurut Kartini Kartono 1994 : 48 Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan
aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi
dari situasi khusus. Menurut G.L.Feman E.K.aylor 1950 Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas- aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok Veithzal
Rivai ; 2004 : 3. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu : a.
Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikutnya. b.
Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secra seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa
daya. c.
Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
1.5.2.1 Gaya kepemimpinan
Menurut Sondang Siagian 2003 : 138 gaya atau model kepemimpinan yang paling banyak dipakai dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang
dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Bahkan teori tersebut banyak dipakai dalam program pengembangan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di
Amerika Serikat, mulai dari perusahaan yang menghasilkan alat-alat berat, perusahaan komputer, perminyakan, dan bank. Bahkan juga oleh organisasi-
organisasi kemiliteran. Gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk, yaitu :
a. Memberitahukan
b. Menjual
c. Mengajak bawahan berperan serta
d. Melakukan pendelegasian
Satu hal yang menarik dalam teori ini ialah bahwa disamping membahas empat gaya kepemimpinan dalam menghadapi situasi tertentu juga membahas tentang tingkat
kedewasaan para bawahan. Menurut Sedarmayanti 2001 : 80 berbagai bentuk kepemimpinan dapat
digolongkan dalam 6 enam golongantipe, yaitu:
1. Tipe Otokratis, mempunyai cirri : Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Kepercayaan dirinya terlalu besar, Menganggap bawahan sebagai alat semata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan
pendekatan yang mendukung unsur paksaaan, Cenderung memberi hukuman pada bawahan.
2. Tipe Materialistis, mempunyai ciri-ciri : Dalam menggerakkan bawahan lebih
cenderung menggunakan sistem perintah, Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan jabatan, Senang dengan formalitas yang
berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk
berbagai peristiwa. 3.
Tipe Paternalistis, mempunyai ciri-ciri : Menganggap bawahnnya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi, Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif,
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, Cenderung bersifat maha tahu. 4.
Tipe Kharismatis, mempunyai ciri antara lain memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar karena mempunyai daya tarik yang besar. Kekayaan,
kekuasaan, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.
5. Tipe Demokratis, mempunyai ciri-ciri : Dalam proses gerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.
6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam
kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan
penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.
1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Peran para pemimpin dalam suatu organisasi sangat sentral dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Hal itu berarti
efektivitas kepemimpinan dari para pemimpin yang bersangkutan merupakan hal yang paling didambakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan
organisasi tersebut. Kemampuan mengambil keputusan merupakan criteria utama dalam menilai efektivitas seseoang, berarti ada kriteria lain yang dapat dan biasanya
digunakan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang pemimpin menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan. Ada lima fungsi kepemimpinan
Siagian, 2010:46 yaitu :
1. Pimpinan sebagai penentu arah
Seorang pemimpin harus dapat menentukan arah yang akan ditempuh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk organisasinya. Strategik, teknik, taktik, dan pengambilan keputusan serta kemampuan pimpinan dalam
menetukan arah organisasi di masa yang akan dating merupakan suatu saham yang teramat penting dalam kehidupan organisasional untuk pencapaian
tujuan organisasi. 2.
Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi Tidak ada organisasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa
memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu
menjadi wakil dan juru bicara organisasi dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari dalam organisasi maupun luar organisasi.
3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke dalam maupun keluar organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahkan
interaksi antara atasan dan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama petugas pelaksana kegiatan operasional dimungkinkan terjadi
dengan baik berkat komunikasi yang efektif. Demikian pentingnya komuniksi yang efektif itu dalam usaha peningkatan kemampuan memimpin seseorang
sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap pemimpin.
4. Pimpinan sebagai mediator
Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam organisasi, terutama dalam menangani situasi
terjadinya konflik. 5.
Pimpinan sebagai integrator Di dalam suatu organisasi, tidak jarang terjadi adanya kotak-kotak atau
kumpulan golongan tertentu, baik itu yang bersifat negative maupun positif. Seorang pemimpin memiliki fungsi sebagai integrator maksudnya seorang
pemimpin harus mampu bersikap efektif, rasional, objektif, dan netral dalam menghadapi keadaan tersebut diatas.
1.5.3 Kinerja Guru
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu Hasibuan, 1997 : 82. Lebih lanjut, Hasibuan menggungkapkan bahwa kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting, yaitu
kemampuan dan minat seseorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi pekerja. Apabila kinerja
tiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan baik pula. Rich 1997 : 118 menyatakan kinerja dianggap lebih dari produktivitas karena
kinerja menyangkut perilaku alami yang dimiliki seseorang untuk bebas melakukan
tindakan sesuai dengan keinginannya. Perilaku bebas untuk bertindak ini tetap tidak bisa dilepaskan dari syarat-syarat formal seorang karyawan untuk meningkatkan
fungsi efektif suatu organisasi. Cascio 1995 : 22 mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugas yang telah ditetapkan. kinerja guru
berarti hasil kerja danatau prestasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik agar dapat mencapai tujuan dari sekolah tempatnya
mengajar.
1.5.3.1 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru
Selanjutnya Barnet Silalahi mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja adalah:
1. Imbalan finansial yang memadai
2. Kondisi fisik yang baik
3. Keamanan
4. Hubungan antar pribadi
5. Pengakuan atas status dan kehormatannya
6. Kepuasan kerja.
1.5.3.2 Penilaian Dari Kinerja Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun 2008 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat 4 empat kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi pedagogic, keperibadian, sosial, dan professional dengan 17 subkompetensi sebagaimana yang telah dirumuskan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Guru memiliki dimensi utama dalam penilaian kerjanya dimana setiap guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran
harus memperhatikan beberapa indicator kinerja dari seorang guru yaitu : perencanaan pembelajarannya yang harus disusun oleh para guru dalam bentuk RPP
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, penilaian pembelajaran bagi siswa secara kompetitif.
1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam memengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan
berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja
lebih giat, lebih baik, lebih jujur, lebih bertanggung jawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu
organisasi yang besar, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gaya kepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya
terhadap bawahan Yukl, 2005:174. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai
kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan
bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya Siagian, 2010:84.
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang
bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang
besar terhadap pekerjaannya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yang
dikemukakan Kartono 2002:76, pemimpin adalah menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun
terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang
diharapkan.
1.6. Definisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun 1989 : 17 konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karakteristikkejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini,
maka untuk mendapatkan batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang
akan diteliti, maka tulisan mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu :
1. Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan
mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi
khusus. 3.
Motivasi Motivasi secara umum didefinisikan sebagai alsan atau dorongan seseorang
untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. 4.
Kinerja Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.
1.7. Definisi Operasional