Menurut Kartini Kartono 1994 : 48 Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan
aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi
dari situasi khusus. Menurut G.L.Feman E.K.aylor 1950 Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas- aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok Veithzal
Rivai ; 2004 : 3. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu : a.
Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikutnya. b.
Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secra seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa
daya. c.
Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
1.5.2.1 Gaya kepemimpinan
Menurut Sondang Siagian 2003 : 138 gaya atau model kepemimpinan yang paling banyak dipakai dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang
dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Bahkan teori tersebut banyak dipakai dalam program pengembangan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di
Amerika Serikat, mulai dari perusahaan yang menghasilkan alat-alat berat, perusahaan komputer, perminyakan, dan bank. Bahkan juga oleh organisasi-
organisasi kemiliteran. Gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk, yaitu :
a. Memberitahukan
b. Menjual
c. Mengajak bawahan berperan serta
d. Melakukan pendelegasian
Satu hal yang menarik dalam teori ini ialah bahwa disamping membahas empat gaya kepemimpinan dalam menghadapi situasi tertentu juga membahas tentang tingkat
kedewasaan para bawahan. Menurut Sedarmayanti 2001 : 80 berbagai bentuk kepemimpinan dapat
digolongkan dalam 6 enam golongantipe, yaitu:
1. Tipe Otokratis, mempunyai cirri : Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Kepercayaan dirinya terlalu besar, Menganggap bawahan sebagai alat semata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan
pendekatan yang mendukung unsur paksaaan, Cenderung memberi hukuman pada bawahan.
2. Tipe Materialistis, mempunyai ciri-ciri : Dalam menggerakkan bawahan lebih
cenderung menggunakan sistem perintah, Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan jabatan, Senang dengan formalitas yang
berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk
berbagai peristiwa. 3.
Tipe Paternalistis, mempunyai ciri-ciri : Menganggap bawahnnya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi, Jarang memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif,
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, Cenderung bersifat maha tahu. 4.
Tipe Kharismatis, mempunyai ciri antara lain memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar karena mempunyai daya tarik yang besar. Kekayaan,
kekuasaan, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.
5. Tipe Demokratis, mempunyai ciri-ciri : Dalam proses gerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.
6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam
kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan
penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.
1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan