Hubungan Hukum antar Pelaku Usaha dan Konsumen.

3. Distributor yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan atau memperdagangkan barang danatau jasa tersebut kepada masyarakat. 20

B. Hubungan Hukum antar Pelaku Usaha dan Konsumen.

Pada umumnya dalam hubungan antara pelaku usaha dan konsumen terdapat kesepakatan berupan perjanjian dengan syarat-syarat baku. Pelaku usaha telah mempersiapkan terlebih dahulu mengenai syarat-syarat yang harus disepakati oleh konsumen. Jenis perjanjian ini yang membuat konsumen tidak dapat mengemukakan kehendaknya, konsumen seolah-olah terpojok dalam posisi harus sepakat atau tidak terhadap perjanjian tersebut. Pada kondisi ini biasanya timbul sengketa antara pelaku usaha dan konsumen. Hubungan antara produsen dengan konsumen dalam hal ini adalah perjanjiankontrak pelayanan jasa telekomunikasi, yang dimana isinya telah dibakukan terlebih dahulu oleh pihak PT.Telkom. Adanya kontrak pelayanan jasa telekomunikasi ini dianggap berpotensi merugikan konsumen dalam hal ini pelanggan, karena pelanggan biasanya langsung menandatangani perjanjian tersebut tanpa ada rasa ingin tahu terhadap perjanjian yang ditandatanganinya Suatu perjanjian sesuai Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, sesuai Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu sepakat mereka yang mengikatkan diri.kecakapan untuk membuat suatu perikatan. suatu hal tertentu. suatu sebab yang halal. 20 Ibid, hal.15 Tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena persetujuan, baik karena undang-undang Pasal 1233 KUHPerdata. Pasal 1234 KUHPerdata menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya Pasal 1338 KUHPerdata. Kata semua perjanjian mencerminkan asas kebebasan berkontrak freedom of contract. Kebebasan berkontrak terdapat pembatasan- pembatasannya. Pembatasan itu antara lain bahwa sutau perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata. Suatu perjanjian tidak boleh melanggar undang-undang, ke-susilaan dan ketertiban umum Pasal 1337 KUHPerdata, dan harus dilaksanakan menurut kepatutan, kebiasaan dan undang-undang Pasal 1339 KUHPerdata. Perlindungan hukum terhadap konsumen menjadi sangat perlu diperhatikan demi kesejahteraan masyarakat sebagai konsumen untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen serta melindungi konsumen dari perbuatan curang para pelaku usaha. Konsumen memiliki risiko yang lebih besar dari pelaku usaha, dengan kata lain hak-hak konsumen sangat rentan. Disebabkan posisi tawar konsumen yang lemah, maka hak-hak konsumen sangat riskan untuk dilanggar. 21 21 Abdul Halim Barkatullah, Hak-hak Konsumen, Bandung, Nusa Media, Badung, 2009, hal.1 Perlindungan hukum bagi konsumen menjadi sangat penting, karena konsumen disamping mempunyai hak-hak yang bersifat universal juga mempunyai hak-hak yang bersifat sangat spesifik. Pelanggaran terhadap hak–hak konsumen yang terjadi, disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah ketidakseimbangan kedudukan yang sering terjadi antara konsumen dengan pelaku usaha, dimana kedudukan konsumen menjadi pihak yang biasanya berada pada posisi yang lemah dibandingkan dengan kedudukan pelaku usaha. Selain itu, konsumen kurang mengerti bahkan belum mengetahui mengenai hak–haknya sebagai konsumen sehingga ini yang memicu terjadinya pelanggaran terhadap hak-haknya yang dilakukan oleh pelaku usaha.

C. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dan Pelaku Usaha.

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Keagenen (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 2363 K/Pdt/2011)

2 82 81

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

6 139 135

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG MENGABULKAN PERMOHONAN KASASI PT TELEKOMUNIKASI SELULER ATAS PUTUSAN PAILIT PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 704 K/Pdt.Sus/2012).

0 2 16

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha. - Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

0 0 12

Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

0 0 8

BAB II RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN KONSUMEN DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 1999 - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Berkaitan Dengan Itikad Buruk Dari Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus pada Putusan Mahkamah Agung No. 560 K/Pdt.Sus/2012)

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN ITIKAD BURUK DARI PERUSAHAAN ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 560 KPDT.SUS2012)

0 2 10