BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha.
Perkembangan globalisasi ekonomi dimana arus barang dan jasa tidak lagi mengenal batas Negara membuat timbul berbagai permasalahan, antara lain
kemungkinan penerapan product liability dalam doktrin perbuatan melawan hukum.
Perlindungan konsumen sebenarnya menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah, pengusaha, organisasi konsumen dan konsumen itu
sendiri. Tanpa adanya andil dari keempat unsur tersebut, sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka tidaklah mudah mewujudkan
kesejahteraan konsumen.
14
1. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
keterbukaan akses dan informasi, serta menjamin kepastian hukum. Akibat kemudahan di dalam memperoleh barang dan jasa maka mulai
timbul sikap yang konsumtif dari sebagian masyarakat. Ditambah lagi masyarakat yang kurang memiliki kesadaran akan hak-haknya sebagai akibat dari rendahnya
tingkat pendidikan merupakan sasaran yang empuk bagi para pelaku usaha yang nakal.
Mewujudkan sistem hukum perlindungan yang baik, diperlukan beberapa pengaturan perlindungan konsumen yaitu:
2. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan
seluruh pelaku usaha. 3.
Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa. 4.
Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktek usaha yang menipu dan menyesatkan.
14
Zumrotin K. Susilo. Penyambung Lidah Konsumen. YLKI, Jakarta, 2001, hal. 5
5. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan
perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lain.
15
Istilah konsumen berasal dari kata konsumer Inggris-Amerika atau konsumentconsument Belanda. Pengertian dari konsumen atau consument itu
tergantung dari posisi mana ia berada.
16
Pengertian konsumen secara harfiah adalah lawan dari produsen yaitu setiap orang yang menggunakan barang. Tujuan
penggunaan barang atau jasa itu nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut.
17
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa Konsumen adalah pihak yang memakai, membeli, menikmati,
menggunakan barang dan atau jasa dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan rumah tangganya. Menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dikenal istilah Konsumen akhir dan Konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau
pemanfaatan akhir dari suatu produk, sedangkan Konsumen antara adalah Konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
15
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati. Hukum Perlindungan Konsumen. Mandar Madju, Bandung, 2000, hal. 7
16
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 22
17
Az. Nasution. Hukum Perindungan Konsumen Suatu Pengantar. Daya Widya, Jakarta, 2008, hal. 3.
lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Konsumen dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen adalah
Konsumen akhir selanjutnya disebut dengan Konsumen. Pengertian Konsumen dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Konsumen adalah setiap orang :
Maksudnya adalah orang perorangan dan termasuk juga badan usaha badan hukum atau non badan hukum.
2. Konsumen sebagai pemakai
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen hendak menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 8 tahun
1999 Perlindungan Konsumen menggunakan kata “pemakai” untuk pengertian Konsumen sebagai Konsumen akhir end user. Hal ini
disebabkan karena pengertian pemakai lebih luas, yaitu semua orang mengkonsumsi barang danatau jasa untuk diri sendiri.
3. Barang danjasa
Barang yaitu segala macam benda berdasarkan sifatnya untuk diperdagangkan dan dipergunakan oleh Konsumen. Jasa yaitu layanan
berupa pekerjaan atau prestasi yang tersedia untuk digunakan oleh Konsumen.
4. Barang danjasa tersebut tersedia dalam masyarakat
Barang danjasa yang akan diperdagankan telah tersedia di pasaran, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk
mengkonsumsinya.
5. Barang danjasa digunakan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain atau mahluk hidup lain. Dalam hal ini tampak adanya teori kepentingan pribadi terhadap pemakaian suatu barang danjasa.
6. Barang danjasa tidak untuk diperdagangkan.
Pengertian Konsumen dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen dipertegas, yaitu hanya Konsumen akhir,
sehingga maksud dari pengertian ini adalah konsumen tidak memperdagangkan barang danjasa yang telah diperolehnya. Namun,
untuk dikonsumsi sendiri.
18
Az.Nasution juga mengklasifikasikan pengertian Konsumen menjadi tiga bagian:
18
Ibid, hal.8
1.
Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk tujuan tertentu.
2.
Konsumen antara yaitu pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk diproduksi menjadi barang danjasa lain
untuk memperdagangkannya distributor dengan tujuan komersial. Konsumen antara ini sama dengan pelaku usaha.
3.
Konsumen akhir yaitu, pemakai, pemakai, pengguna danatau pemanfaat danatau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga
atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Konsumen akhir inilah yang dengan jelas diatur perlindungannya dalam
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen.
19
Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Perlindungan Konsumen bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Pelaku usaha adalah istilah yang digunakan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang pada umumnya lebih dikenal dengan istilah
pengusaha. Secara umum pelaku usaha dapat dikelompokan sebagai pelaku ekonomi. Dalam hal ini pelaku usaha termasuk kelompok pengusaha, yaitu pelaku
usaha, baik privat maupun publik. Kelompok pelaku usaha tersebut terdiri dari : 1.
Kalangan investor, yaitu pelaku usaha penyedia dana untuk membiayai berbagai kepentingan. Seperti perbankan, pengelolaan investasi, usaha
leasing, penyedia dana, dan lain sebagainya. 2.
Produsen, yaitu pelaku usaha yang membuat, memproduksi barang danatau jasa dari barang-barang atau jasa-jasa lain. Mereka dapat
terdiri dari orangatau badan usaha berkaitan dengan pangan, orangatau badan yang memproduksi sandang, orangusaha yang berkaitan dengan
pembuatan perumahan, jasa angkutan, perasuransian, perbankan, kesehatan, obat-obatan, dan lain sebagainya.
19
Ibid , hal.13
3. Distributor yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan atau
memperdagangkan barang danatau jasa tersebut kepada masyarakat.
20
B. Hubungan Hukum antar Pelaku Usaha dan Konsumen.