d. Manusiawi Artinya bahwa semua bentuk kehidupan tanaman, hewan,
manusia harus dihargai keberadaanya. e. Luwes
Sistem pertanian yang ada harus mampu dijangkau oleh masyarakat pedesaan.
2.1.4. Program PHBM
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat berdasarkan SK Dewan Pengawas No.1362001 adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya yang
dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak berkepentingan
stakeholder dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat
diwujudkan secara optimal dan proporsional. PHBM merupakan sumberdaya pengelolaan hutan dengan cara berbagi, yang meliputi berbagi
pemanfaatan waktu, ruang dan lahan, dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling mendukung Sutejo, 2014:3.
Mulai tahun 2001 Perhutani melaksanakan program pengelolaan hutan bersama masyarakat PHBM, pada tahun yang sama paradigma PHBM
diperbaharui yang semula hanya mengutamakan kayu yaitu dengan dipakainya kata hutan diubah menjadi sumberdaya hutan. Realisasinya
melalui pengelolaan hutan kolaboratif antara Perhutani dengan desa berbasis kontrak, berbasis wilayah hutan atau wengkon desa, diharapkan lebih efektif
dalam pengelolaan hutan karena mereka adalah masyarakat setempat dimana hutan tersebut teragih Banowati, 2013:189.
Bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang dapat dikelola bersama masyarakat adalah jenis-jenis kegiatan berbasis lahan yang
dilaksanakan di kawasan hutan dan dapat dikembangkan di luar kawasan hutan dengan memanfaatkan lahan atau ruang melalui pola tanam yang
disesuaikan karakteristik wilayah. Pola-pola yang sesuai karakteristik wilayahnya
adalah pola
tanam yang
dapat mengembangkan
keanekaragaman jenis dan komoditi kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dengan tetap mengoptimalkan fungsi dan manfaat
sumberdaya alam Sutopo, 2005:46. Pengelolaan sumberdaya hutan adalah kegiatan yang meliputi
penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya hutan, pemanfaatan sumberdaya hutan dan kawasan hutan, serta perlindungan sumberdaya hutan
konservasi alam. Pengelolaan hutan bersama masyarakat merupakan kebijakan perusahaan yang menjiwai strategi, struktur, dan budaya
perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan. Jiwa yang terkandung dalam pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat merupakan pihak
perusahaan, masyarakat desa hutan, dan pihak yang berkepentingan untuk berbagi dalam pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kaidah-kaidah
keseimbangan, berkelanjutan, kesesuaian, dan keselarasan Natalia, 2005 dalam Budiarti, 2011.
PHBM dimaksudkan
untuk memberikan
arah pengelolaan
seumberdaya hutan dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara proporsional maupun profesional. PHBM bertujuan untuk
meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan
manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
Aktifitas pengelolaan hutan merupakan seperangkat kegiatan pengusahaan hutan mencakup kegiatan yang terdiri dari strategi, sistem, dan
manajemen pengelolaan. Strategi pengelolaan merupakan suatu kerangka umum pengelolaan hutan dan pengelolaan hasil hutan Banowati, 2011:26.
Pemanfaatan hutan oleh masyarakat dapat berupa sumberdaya kayu dan non kayu. Kayu yang dihasilkan dari hutan memiliki nilai jual yang cukup
tinggi, sehingga diperlukan strategi dalam pemanfaatannya agar eksploitasi terhadap kayu tidak belebih yang akhirnya mengakibatkan kerusakan hutan.
Sumberdaya non kayu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu berupa tanaman tumpangsari yang ditanam masyarakat. Tanaman
tumpangsari tersebut harus ada strategi pemanfaatannya, yaitu masyarakat harus memperhatikan syarat-syarat tanaman apa saja yang boleh ditanam
untuk menjadi tanaman tumpangsari sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman tegakan.
Sumberdaya utama yang merupakan produk hutan mempunyai fungsi yang penting sebagai penyangga kehidupan dimana masyarakat desa hutan
dapat bermata pencaharian dari hutan serta hutan sebagai penghasil oksigen menyumbang pembentukan iklim mikro yang dapat menjaga kualitas
disekitar hutan. Sedangkan sumberdaya non kayu merupakan kegiatan pemanfaatan lahan hutan untuk aktifitas pertanian oleh masyarakat desa
hutan. Sistem pengelolaan merupakan suatu rangkaian pengelolaan pada
tingkat perencanaan hutan yang meliputi pemilihan jenis tegakan dan jenis tanaman pertanian sekaligus berhubungan dengan penentuan daur atau rotasi
tanaman pada satuan petak hutan, dan pola tanam tumpangsarinya Banowati, 2011:28. Masyarakat desa hutan mendapat ruang sebesar 2.500
m² untuk menanam tanaman tumpangsari dibawah tanaman tegakan. Tanaman tumpangsari yang ada sebagian besar berupa tanaman empon-
empon seperti kunyit. Manajemen pengelolaan merupakan suatu tindakan kebijakan yang
dilakukan oleh KPH dengan mempertimbangkan keadaan wilayah yang terkait dengan kondisi fisik, biofisik, maupun kondisi sosial ekonomi
wilayah yang bersangkutan. Termasuk dalam tindakan ini adalah penetapan program: penentuan lokasi kemitraan, penetapan fungsi suatu kawasan
hutan, serta teknik silvikultur yang diterapkan Banowati, 2011:29. Strategi, sistem, dan manajemen pengelolaan hutan suatu wilayah
berbeda antara wilayah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan setiap wilayah mempunyai karakteristik yang berbeda baik fisik maupun
sosialnya.
2.1.5. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan