Pengetahuan Kognitif Deskripsi Teoritis 1. Kajian Geografi dan Geografi Sosial

penjarahan penebang liar. Tumpangsari adalah suatu cara pengelolaan tanah dimana petani dapat mengusahakan lahan kehutanan dengan tanaman pangan seperti padi, jagung, ubikayu, kol, bawang merah, kentang disamping tanaman pokok kehutanan seperti jati, pinus, sengon, dan mahoni Banowati, 2013:199. Secara kelingkungan bahwa berkaitan aktivitas manusia terhadap lingkungan atau interaksi manusia dengan lingkungannya manusia terus mengalami perkembangan. Pertama kali berinteraksi dengan alam, manusia hanya memanfaatkan atau tergantung dari apa saja yang dihasilkan oleh alam. Sampai kemudian manusia mencoba untuk mengelola alam dengan teknologi yang mereka peroleh. Kemajuan bidang pertanian saat ini terutama dalam hal penggunaan teknologi dan pengembangan tanaman. Semua diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian yang tujuannya untuk meningkatkan hasil atau produk pertanian sehingga kebutuhan akan barang- barang pertanian selalu tercukupi. Namun demikian sifat-sifat tanaman dalam pertumbuhan optimalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor geografis Banowati, 2013:56. Berdasarkan pendekatan keruangan, dalam penelitian ini petani hutan secara langsung memanfaatkan ruang hutan sebagai sumberdaya alam.

2.1.2. Pengetahuan Kognitif

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara UU SPN No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1:1. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal. Pada penelitian ini peneliti memusatkan pada pendidikan nonformal. Pendidikan nonfomal adalah proses penyelenggaraan suatu sistem terlembagakan, yang didalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program yang matang, melalui kurikulum, isi program, sarana, prasarana, sasaran didik, sumber belajar, serta faktor-faktor yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dalam pendidikan nonformal Kamil, 2009:14. Berdasarkan penelitian penuluis, yaitu Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama PHBM di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora menunjukan bahwa masyarakat sebagai sumber dan sasaran pendidikan nonformal. 1. Masyarakat sebagai sumber belajar Faktor lingkungan masyarakat banyak memberikan pengaruh kuat dalam pengembangan program pendidikan nonformal, baik dalam proses pembelajaran maupun pengelolaan program. 2. Masyarakat sebagai sasaran pendidikan nonformal Konsep pendidikan nonformal dalam kerangka pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat sebagai sumberdaya pembelajaran, dan ke dua masayrakat sebagai sasaran pembelajaran. 3. Pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat Konstribusi pendidikan nonformal dalam pemberdayaan masyarakat, secara lebih jelas dapat dilihat dari definisi dan hakekat peran pendidikan nonformal itu sendiri. Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan membuat dirinya berkembang menjadi manusia yang lebih baik. Salah satunya ialah ranah kognitif, yaitu ranah yang menekankan akan pemahaman atau pengetahuan dan keterampilan berpikir. Teori perkembangan kognitif menurut Piaget yang dikutip Rifa‟i dan Anni 2012:31 terdapat empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan kognitif. Keempat konsep yang dimasud adalah skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Skema adalah menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek. Asimilasi yaitu proses memasukkan informasi kedalam skema yang telah dimiliki. Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki dengan informasi baru. Ekuilibrium ialah proses keseimbangan diantara skema, asimilasi, maupun akomodasi. Menurut Bloom yang dikutip Kuswana 2012:6 dalam pengembangan taksonomi kognitif prinsip dasar kerangka yang diajukan merupakan suatu cara untuk mngelompokan tujuan pendidikan dalam hal kompleks secara bertingkat. Beberapa prinsip dasar yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengingat taksonomi digunakan dalam unit-unit dan program pendidikan, memiliki perbedaan antara kelas perlu mencerminkan bagian yang sesuai dengan tingkah laku siswa yang diharapkan. 2. Mengingat taksonomi itu harus logis dan konsisten maka dikembangkan berdasarkan keutuhan materi, sesuai dengan struktur internal keilmuan. 3. Mengingat taksonomi harus konsisten dengan pemahaman gejala psikologis, maka pembedaan secara psikologis tak dapat dipertahankan meskipun secara teratur telah dirancang oleh para guru. 4. Mengingat penggolongan merupakan suatu rencana yang relatif deskriptif, maka harus menunjukan atau mewakili setiap tujuan jenis pendidikan secara netral. Kemudian dalam kemampuan intelektual mencangkup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi diterapkan untuk membantu membangun pengetahuan. Dalam penelitian ini untuk pencapaian pengetahuan kognitif diperoleh beberapa indikator, diantaranya: 1 Pengetahuan, 2 Pemahaman, 3 Aplikasi, 4 Analisis, 5 Evaluasi.

2.1.3. Petani Hutan

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KAWASAN HUTAN

2 44 21

PENDAPATAN DAN KONSUMSI PETANI PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) (Studi kasus di Kecamatan Junrejo Kota Batu)

0 3 2

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Implementasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Unit II Di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

0 5 7

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA BOGOREJO KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 6 12

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA.

1 1 35

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1