1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hutan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Hutan mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia secara ekonomi maupun lingkungan, secara ekonomi yaitu dari hasil hutan yang berupa kayu, sedangkan manfaat
hutan secara lingkungan yaitu sebagai penyedia oksigen, mencegah berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta sebagai stabilisator
iklim. Pada saat ini keberadaan hutan di Indonesia semakin berkurang. Hal tersebut dikarenakan berbagai sebab, seperti bencana alam berupa
kebakaran maupun karena aktifitas manusia yang menebang hutan secara ilegal ataupun alih fungsi lahan.
Untuk menjaga kelestarian hutan, maka perlu diadakan pengelolaan hutan secara baik dan benar. Salah satu upaya pengelolaan hutan yaitu
adanya program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM, merupakan program pengelolaan hutan yang melibatkan kerjasama antara
Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Hutan sebagai milik negara harus dikelola secara baik dan bijaksana. Masyarakat desa hutan diberikan hak
untuk ikut mengelola hutan dengan diawasi oleh Perhutani. Masyarakat memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang
dapat menunjang untuk kegiatan pengelolaan hutan. Pengetahuan dan
keterampilan masyarakat tentang pengelolaan hutan, jenis tanaman, kelestarian hutan dan lain-lain seperti kelembaban tanah serta masa tanam
suatu tumbuhan akan menentukan keberhasilan pengelolaan hutan. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dapat diperoleh melalui
pendidikan. Ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal sehingga pengetahuan masyarakat dapat diperoleh melalui pendidikan tidak
hanya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan non formal dan informal. Pendidikan non formal dan informal juga sama pentingnya dengan
pendidikan formal, karena melalui pendidikan tersebut masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih dari sebelumnya.
Berdasarkan judul penelitian ini mengkhususkan pada pendidikan non formal.
Pendidikan sebagai sebuah bagian dari sitem pendidikan memeiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengembangan dan implementasi
belajar sepanjang hayat lifelong learning. Membahas pendidikan nonformal bukan berarti hanya membahas pendidikan nonformal sebagai
sebuah pendidikan alternatif bagi masyarakat, akan tetapi berbicara pendidikan nonformal adalah berbicara tentang konsep, teori dan kaidah-
kaidah pendidikan yang utuh yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kehidupan masyarakat. Peran pendidikan nonformal dalam rangka
pelayanan pendidikan sepanjang hayat sangat dibutuhkan saat ini dan ke depan. Sehingga pembahasan pendidikan nonformal terus dilakukan oleh
berbagai pihak, baik oleh akademisi maupun para pengembang pendidikan
nonformal lainnya. Dalam banyak negara pembicaraan masalah pendidikan nonformal menjadi topik-topik khusus, dan dianggap sebagai pendidikan
yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani
oleh pendidikan formal. Dalam hal ini salah satu contoh pendidikan nonformal yang diambil peneliti ialah pelaksanaan program Pengelolaan
Hutan Bersama Masyarakat PHBM yang dilaksanakan oleh Perum Perhutani bersama masyarakat desa hutan dengan tujuan melestarikan hutan.
Merujuk pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga ranah, yaitu: 1 Cognitive DomainRanah Kognitif, 2 Affective
DomainRanah Afektif, 3 Psychomotor DomainRanah Psikomotor. Ranah Kognitif berisi mengenai perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah Afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti tulisan tangan, dan alam segi magnetik. Pengetahuan kognitif adalah kemampuan berpikir termasuk di dalamnya kemampuan
memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi khususnya dalam melaksanakan program PHBM.
Penelitian ini menunjuk beberapa tingkat pengetahuan dalam pengetahuan kognitif anatara lain pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, dan
evaluasi.
Hasil observasi pada tanggal 16 Januari 2016 Desa Jomblang, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, bahwa masyarakat belum sepenuhnya
memahami tentang program pengelolaan hutan, bagaimana mengelola hutan, serta pentingnya kelestarian hutan bagi kehidupan. Masyarakat di
desa tersebut sebagian besar tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH yang artinya bahwa masyarakat tersebut dapat berpartisipasi
dalam kegiatan pengelolaan hutan. Mayoritas jenis tanaman pokok hutan berupa Pohon Jati tepatnya berada pada petak 6018C dengan luas 34,8 Ha
dan ada jenis tanaman pokok hutan lain berupa Pohon Mahoni pada petak 6051A dengan luas 4,3 Ha.
Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mengelola hutan artinya memanfaatkan lahan maupun sumberdaya yang ada di hutan saja.
Padahal mengelola hutan bukan hanya itu saja, pengelolaan hutan bisa diartikan sebagai melindungi, memelihara, dan memanfaatkan potensi
sumberdaya hutan secara bijak. Selain itu juga, masyarakat hanya berpartisipasi jika ada pekerjaan-pekerjaan tanaman, produksi, ataupun
kegiatan pemeliharaan tetapi tidak terlibat dalam hal perencanaan, pengelolaan maupun pemasaran. Pengelolaan pertanian yang dilakukan di
kawasan hutan, masyarakat melakukan secara sendiri-sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat penelitian dengan judul; Analisis
Pengetahuan Kognitif Petani Hutan Dalam Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM Di Desa Jomblang
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
1.2. Rumusan Masalah