10
2 Lingkungan nonsosial
Lingkungan nonsosial antara lain gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, dan letakmya, alat-alat belajar, keadaan cuaca,
dan waktu belajar yang digunakan. 3
Faktor pendekatan belajar, pendekatan belajar segala cara atau situasi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam
proses pembelajaran materi tertentu.
14
B. Aqidah
1. Pengertian Aqidah
Menurut bahasa etimology, akidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu
ةدْيقعْلا
kata dasar
al-aqd yaitu al-Rabith ikatan, al-
Ibram pengesahan, al-Ahkam penguatan, al-Tawuts menjadi
kokoh, kuat, al-syadd bi quwwah pengikatan dengan kuat, dan al-Itsbatpenetapan.
Sedangkan menurut istilah terminologi, aqidah berarti perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi
suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan, atau dapat juga diartikan sebagai iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh pengaruh mana pun baik dari dalam atau dari luar diri
seseorang. Jadi, aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Pengertian aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada
Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha
Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya.
Keyakinan terhadap
keesaan Allah
SWT disebut
juga „Tauhid‟, dari kata „Wahhada-Yuwahidu‟, yang artinya mengesakan. Jadi
14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : Logos, 1999, cet.1, h 130-140
11
kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah.
Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak
bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
2. Hakikat Aqidah
Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah.
Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang merangkumi ikrar pengakuan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan
dengan perbuatan. Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh
orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah berkompromi atau
bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya, iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secucuk
dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.
3. Pembagian Aqidah
Walaupun masalah qadha‟ dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang
beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jaian kebenaran dafam pemaharnan dan pendapat. Menurut mereka qadha‟ dan qadar
adaiah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini
12
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga maoam tauhid menurut pembagian ulama:
Pertama: Tauhid AI-Uluhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rneng esakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang
Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini. Ketiga: Tauhid Al-
Asma‟ was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa
dengan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. dafam dzat, asma maupun sifat. Iman kepada qadar adaiah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena
itu Imam Ahmad berkata: “Qadar adalah kekuasaan Allah”. Karena, tak syak lagi, qadar takdir termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di
samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada
seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali
setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar. Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada
istitah Tauhid Mulkiyah atau pure Tauhid Hakimiyah karera istilah ini adalah istilah yang baru. Apabiia yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah
kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah
pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta‟ata dan
tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. Al-Ustadz Yazid Bin Abdu Qadir
Jawas.
13
4. Implementasi Aqidah Dalam Kehidupan Sehari-hari