Pelaksanaan Pembelajaran Paparan Hasil Penelitian

dapat berbicara dengan cara yang baik dan efektif. Selain pada saat presentasi, kecerdasan linguistik siswa juga terasah bersamaan dengan kerjasama yang mereka lakukan. Tentunya mereka saling mengemukakan pendapat agar tugas kelompok mereka dapat diselesaikan dengan baik. c. Al Qur’an Hadits Hasil pengamatan terhadap pembelajaran bidang studi ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Pelajaran dimulai dengan membaca basmalah. Guru berkeliling kelas dan meminta siswa menutup LKS. Guru meminta siswa melafalkan Q.S. At Tahrim ayat 6 bersama-sama. Sebagian siswa tapak belum terlalu hafal ayat tersebut sehingga terbata-bata. Selanjutnya siswa diminta membuka buku LKS dan membaca teks hadits bersama-sama. Setelah selesai membaca ayat dan hadits, guru meminta siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diberikan tugas untuk berdiskusi mengenai satu tema berdasarkan ayat. Setiap kelompok mendapatkan satu ayat atau hadits untuk didiskusikan. Guru memberikan waktu 20 menit. Sebagian besar siswa mulai aktif berdiskusi dan suasana kelas menjadi ramai dengan suara siswa-siswi yang berdiskusi. Sesekali guru berkeliling kelas untuk memantau proses diskusi. Siswa tampak antusias mengikuti diskusi tersebut, terlihat dari perilaku mereka yang cukup aktif bertanya dan menjawab dalam kelompok diskusi mereka. Guru juga memerintahkan kepada setisp kelompok untuk mencatat siswa yang tidak aktif berdiskusi. Setelah 20 menit berjalan, guru menghentikan proses diskusi, namun banyak siswa yang meminta tambahan waktu karena belum selesai membuat kesimpulan. Guru pun memberikan toleransi tambahan waktu. Siswa kembali ramai berdiskusi. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok bersiap untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Namun ternyata bel berbunyi tanda waktu pelajaran sudah habis. Maka presentasi hasil diskusi dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. 60 Praktik pembelajaran di atas mengembangkan kecerdasan linguistik dan interpersonal. Ini sama dengan praktik pembelajaran pada pelajaran Akidah A khlak. Hanya saja pada pelajaran Al Qur’an Hadits ini waktu yang digunakan lebih sedikit karena mereka melakukan semua kegiatan tersebut dalam satu waktu secara bersama-sama. Masing-masing kelompok yang berdiskusi akan melatih mereka untuk mengemukakan pendapat. Mereka dilatih untuk berbahasa yang baik agar pendapat mereka dapat dipahami oleh orang lain. Sedangkan proses pembuatan kesimpulan hasil diskusi dan juga kegiatan diskusi itu sendiri melatih siswa untuk bekerja sama. Pada pengamatan pembelajaran Al Qur’an Hadits di kelas lain, ditemukan proses pembelajaran yang berbeda. Hasil pengamatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: Guru memulai pelajaran dengan ice breaking ringan untuk meningkatkan semangat siswa, kemudian memutar lagu nasyid. Para siswa tampak menikmati alunan nasyid tersebut. Sementara itu guru menulis poin-pon pelajaran yang akan dipelajari hari itu di papan tulis. Setelah itu guru menampilkan ayat Al Qur’an pada layar proyektor. Lalu meminta seorang siswa untuk membaca ayat tersebut. Guru mendorong siswa untuk membaca ayat disertai irama lagu. Guru memperhatikan bacaan siswa yang masih banyak kesalahannya. Lalu meminta siswa yang lain untuk membaca ayat yang sama, dan siswa kedua bacaannya labih baik daripada siswa pertama tadi. Setelah itu seluruh siswa membaca bersama-sama ayat tersebut. 60 Pengamatan saat KBM yang dilakukan pada hari Rabu, 24 September 2014, pukul 10.30- 11.50 Setelah itu guru bersama siswa mengidentifikasi hukum-hukum tajwid yang terdapat pada ayat tersebut. Seorang siswa diminta membaca ayat dan meyebutkan nama-nama bacaan yang ada. Siswa yang lain turut membantu identifikasi tersebut. Lalu guru menampilkan ayat yang lain, dan kembali mengidentifikasi hukum-hukum tajwid yang ada bersama siswa. Setelah semua hukum bacaan yang dicari sudah didapatkan contohnya, guru memberikan kesimpulan mengenai hukum-hukum bacaan tersebut. 61 Perbedaan pembelajaran di atas dengan sebelumnya yaitu pada pemutaran lagu nasyid dan juga membaca ayat Al Qur’an dengan irama lagu. Cara pembelajaran semacam ini akan mengembangkan kecerdasan musik siswa. Mereka akan berlatih mengenal nada dan irama. d. Sejarah Kebudayaan Islam SKI Hasil pengamatan terhadap pembelajaran bidang studi ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Guru meminta kelompok yang akan mempresentasikan makalah untuk bersiap-siap. Lalu salah satu anggota kelompok membagikan beberapa makalah kepada kelompok lain. Sedangkan anggota yang lain menata meja dan bangku di depan kelas. Setelah semua persiapan selesai, presentasi dimulai. Tujuh orang anggota kelompok mempresentasikan materi secara bergantian. Sedangkan moderator diambil dari kelopok lain. Guru memberikan pengarahan agar preses KBM berjalan dengan baik. Setelah itu satu demi satu anggota kelompok memaparkan materi. Setelah semua materi disampaikan, sesi selanjutnya yaitu tanya jawab. Moderator mempersilahkan siswa dari kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan. Lalu beberapa orang siswa mengangkat tangan 61 Pengamatan saat KBM yang dilakukan pada hari Rabu, 24 September 2014, pukul 12.50 – 13.40 untuk bertanya. Kegiatan tanya jawab dimulai. Siswa tampak bersemangat mengikuti proses diskusi tersebut. Sebagian besar siswa aktif mengikuti diskusi, ada yang bertanya, ada yang menjawab, ada yang menyanggah, dan ada yang sekedar memberikan komentar. Setelah selesai tanya jawab, moderator menutup presentasi. Kemudian guru menyampaikan analisa akhir terhadap proses diskusi. Guru juga menjawab beberapa pertanyaan siswa yang tak mampu dijawab oleh kelompok pemakalah. Proses pembelajaran di atas menekankan pada kemampuan kerjasama antar siswa dan juga kemampuan berkomunikasi. Ini akan mengasah siswa dalam mengembangkan kecerdasan linguistik dan interpersonal. Pada pengamatan pembelajaran SKI di kelas lain, ditemukan proses pembelajaran yang berbeda. Hasil pengamatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: Pelajaran dimulai dengan berdo’a bersama. Selanjutnya guru sedikit mengulas materi yang telah dipelajari pada minggu sebelumnya. Lalu guru menampilkan silde power point yang berisi materi pelajaran. Kemudian guru menjelaskan poin-poin tersebut dengan metode ceramah. Disela-sela penjelasannya, guru juga sesekali melemparkan pertanyaan. Beberapa siswa mampu menjawab pertanyaan tersebut. Dan sebaliknya, sesekali siswa yang bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang sedang dijelaskan. Guru pun tak segan untuk langsung menjawab. Setelah menjelaskan beberapa poin pelajaran, guru memutar sebuah film pendek tentang Abu Bakar As Shiddik. Film tersebut berdurasi sekitar 10 menit. Bersamaan dengan itu, guru meminta siswa mengamati bagian-bagian film yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru juga memberikan ulasan mengenai film tersebut. Setelah itu pelajaran diakhiri membaca do’a. Perbedaan pada pembelajaran ini terletak pada pemutaran film pendek. Sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu Abu Bakar Ash Shiddik, maka dengan bantuan film tersebut siswa akan memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai sosok seorang tokoh. Tujuan dari pembelajaran ini ialah mengenal tokoh Abu Bakar Ash Shiddik sehingga siswa dapat meneladani sifat-sifatnya. Maka dengan memperoleh gambaran yang lebih dalam mengenai sifat dan karakter seorang tokoh, tentu siswa akan memperbandingkan dengan sifat dan karakter dirinya sendiri. Mereka akan berintrospeksi diri dan memahami diri sendiri. Melalui proses pembelajaran tersebut siswa akan terlatih dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal, yakni kemampuan memahami diri yang akurat meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. 62

3. Evaluasi

Benjamin S. Bloom, sebagaimana dikutip Munif Chatib memberikan batasan dalam penilaian kompetensi. Pertama, pengukuran tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap seorang siswa. Kedua, hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. 63 Selanjutnya, pidato Howard Gardner di Harvard University tahun 1984 mengatakan, Saya yakin, kita harus meninggalkan jauh-jauh bermacam tes dan berbagai kaitan dengan tes, dan sebagai gantinya mencari sumber informasi yang lebih alamiah tentang bagaimana orang di seluruh dunia 62 Muhammad Yaumi, op. cit., h. 18. 63 Munif Chatib, op.cit., h. 154. mengembangkan kemampuan-kemampuan yang penting bagi hidup mereka. 64 Dari batasan penilaian yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom dan juga penegasan dari Howard Gardner di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa model evaluasi pembelajaran yang hanya bergantung pada tes sangat tidak memadai untuk mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya. Harus dilakukan pencarian terhadap sumber lain untuk mengetahui kompetensi siswa yang sesungguhnya. Dari asumsi dasar tersebut, maka penilaian autentik menjadi cara penilaian yang lebih tepat dan akurat untuk digunakan sebagai model evaluasi pembelajaran. Hasil wawancara dengan Waka Kurikulum MAN 12 Jakarta menunjukkan bahwa secara konsep, evaluasi pembelajaran yang dikembangkan sudah mengacu kepada penilaian autentik, namun dalam praktiknya seringkali bergantung kepada masing-masing guru. Berikut hasil wawancara tersebut: Secara konsep, di MAN 12 ini sudah disusun sistem penilaian otentik yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Disini sudah dikembangkan penilaian proyek dan portofolio. Namun terkadang dalam implementasinya tergantung dari individu guru itu sendiri. Terkait dengan guru PAI, ada guru yang idealis yang betul-betul menerapkan penilaian otentik ini secara penuh. Namun ada juga sebagian yang belum sepenuhnya menerapkan penilaian otentik ini, mereka menerapkan penilaian otentik pada bagian-bagian tertentu saja. Namun secara umum, penilaian otentik ini sudah menjadi paradigma penilaian di MAN 12 Jakarta ini. 65 Kemudian hasil wawancara dengan guru-guru PAI MAN 12 Jakarta menunjukkan mereka telah berusaha menerapkan penilaian autentik. Diantaranya yaitu: 64 Ibid, h. 154. 65 Wawancara dengan Bapak Muslim pada tanggal 15 Januari 2015 a. Penilaian bidang studi SKI selain melalui tes juga dilakukan penilaian portofolio. Mereka membuat makalah kelompok dan peta perang Khandak. 66 b. Bidang studi Al Qur’an Hadist melakukan penilaian portofolio dengan penugasan membuat makalah kelompok dan membuat kaligrafi. 67 c. Bidang studi Akidah Akhlak melakukan penilaian portofolio melalui pembuatan makalah kelompok, mading, mencari nama-nama Nabi yang ada dalam Al Qur’an, dan mencari contoh akhlak tercela dalam majalah atau koran. 68 d. Bidang studi fikih tidak melakukan penilaian portofolio, namun membuat penilaian proyek. Yaitu menugaskan kepada setiap siswa untuk mencari data penerimaan dan penyaluran zakat dari lembaga amil zakat di dekat rumah masing-masing siswa dan membuat laporan dari data tersebut. 69 66 Wawancara dengan Bapak Mukhobir pada tanggal 15 Januari 2015 67 Wawancara dengan Bapak Abidan pada tanggal 15 Januari 2015 68 Wawancara dengan Ibuu Rositah pada tanggal 21 Januari 2015 69 Pengamatan pada saat KBM pada tanggal 23 September 2014 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran PAI yang berlangsung di MAN 12 Jakarta termasuk dalam kategori strategi multiple intelligences, karena strategi-strategi tersebut dapat mengembangkan berbagai jenis kecerdasan siswa. Jenis-jenis kecerdasan yang dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut yaitu: a. Fikih: melaksanakan praktik mengkafani jenazah. Kegiatan pembelajaran ini termasuk strategi multiple intelligences yang dapat mengembangkan jenis kecerdasan kinestetik dan interpersonal. b. Akidah Akhlak: melaksanakan kegiatan pembelajaran diskusi panel dengan alat peraga mading dan power point yang didesain secara unik dan menarik. Kegiatan ini termasuk strategi multiple intelligences yang dapat mengembangkan jenis kecerdasan interpersonal, linguistik, dan visual-spasial. c. Al Qur’an Hadits: Melaksanakan kegiatan pembelajaran diskusi kelompok dan pemutaran lagu nasyid serta pembacaan ayat-ayat Al Qur’an yang disertai irama lagu. Kegiatan ini termasuk strategi multiple intelligences yang dapat mengembangkan jenis kecerdasan interpersonal, linguistik, dan musik. d. Sejarah Kebudayaan Islam: Melaksanakan kegiatan pembelajaran diskusi panel dan pemutaran film pendek. Kegiatan ini termasuk strategi multiple intelligences yang dapat mengembankan jenis kecerdasan interpersonal, linguistik dan intrapersonal. 2. Dari poin 1 satu di atas dapat diketahui bahwa strategi multiple intelligences dalam pembelajaran PAI di MAN 12 Jakarta telah mengembangkan 6 jenis kecerdasan yaitu: linguistik-verbal, kinestetis- jasmaniah, ritmik-musikal, interpersonal, intrapersonal, dan spasial- visual. 3. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan sudah mengacu kepada penilaian autentik, yaitu dengan adanya penilaian proyek dan portofolio. Penilaian