Sejarah Berdirinya MAN 12 Jakarta Visi dan Misi

ataupun meja, sehingga untuk proses KBM yang memerlukan banyak gerak cukup efektif. Guru dan murid memasuki ruangan dengan membawa perlengkapan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Yaitu kain kafan, dan buku tulis. Sebelum praktik mengkafani jenazah dilakukan, guru meminta siswa mengambil selembar kertas. Dari kertas tersebut guru mencontohkan tata cara mempersiapkan kain kafan seperti ukuran, jumlah, cara memotong, dan letak bagian-bagian tertentu. Guru memandu siswa memotong- motong kertas tersebut. Setelah itu guru memanggil beberapa siswa. Satu orang berperan sebagai jenazah, sedangkan lima orang lainnya sebagai ‘amil jenazah. Siswa yang lain mengamati dan menunggu giliran praktik. Siswa ‘amil jenazah mulai mengambil kain kafan, mengukur tinggi jenazah, memotong, membuat tali, dan memotong beberapa lambar kain kafan untuk baju, sorbankerudung, dan lain sebagainya. Guru mengamati sambil sesekali memberikan arahan. Lalu siswa praktik mengkafani jenazah. Setelah kelompok pertama selesai, guru memanggil beberapa orang yang lain untuk mempraktikkan hal yang sama. Diharapkan kelompok kedua lebih baik dalam praktik karena selain telah mempelajari teori juga sudah mengamati kelompok pertama. Lalu kelompok kedua mulai praktik mengkafani jenazah. 56 Ditinjau dari teori multiple inteligences, maka praktik pembelajaran diatas dapat mengakomodasi beberapa jenis kecerdasan yaitu kinestetik dan interpersonal. Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan untuk menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah atau membuat sesuatu. 57 Sedangkan kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk 56 Pengamatan saat KBM yang dilakukan pada hari Rabu, 24 September 2014 pukul 12.40 – 14.10 57 Muhammad Yaumi, op. cit., h. 99. membaca isyarat sosial, komunikasi verbal dan non verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. 58 Praktik mengkafani jenazah seperti yang diperlihatkan dalam proses pembelajaran diatas membuat siswa harus bergerak aktif dan saling bekerjasama. Siswa yang aktif bergerak dalam mempersiapkan kain kafan yang akan digunakan untuk mengkafani jenazah, kemudian melakukan proses pengkafanan secara rapi dan benar, proses ini akan mengasah kecerdasan kinestetik. Sedangkan kerjasama antar siswa dalam satu kelompok untuk melakukan aktivitas diatas dapat mengasah kecerdasan interpersonal. b. Akidah Akhlak Hasil pengamatan terhadap pembelajaran bidang studi Akidah Akhlak dapat dijelaskan sebagai berikut: Siswa telah dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk membuat mading yang berisi materi. Mading tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik. Hari ini kelompok kedua mempresentasikan materi dengan bantuan alat peraga mading tersebut. Sementara itu kelompok lain sebagai audiens diberikan fotokopi makalah. Para presenter secara bergantian menjelaskan materi yang ada pada mading. Setelah penjelasan materi selesai, sesi selanjutnya yaitu tanya jawab. Agar penanya teratur, maka setiap kelompok diberikan satu kesempatan untuk bertanya. Setelah masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan, para presenter menjawab. Pada sesi tanya jawab tersebut juga sesekali terjadi perdebatan antar siswa karena merasa kurang puas dengan jawaban yang diberikan. Setelah presentasi selesai, guru memaparkan materi secara global dan menambahkan atau melengkapi apa yang telah disampaikan 58 Ibid, 129