Keadaan Guru dan Siswa Proses Seleksi Murid Baru

membaca isyarat sosial, komunikasi verbal dan non verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. 58 Praktik mengkafani jenazah seperti yang diperlihatkan dalam proses pembelajaran diatas membuat siswa harus bergerak aktif dan saling bekerjasama. Siswa yang aktif bergerak dalam mempersiapkan kain kafan yang akan digunakan untuk mengkafani jenazah, kemudian melakukan proses pengkafanan secara rapi dan benar, proses ini akan mengasah kecerdasan kinestetik. Sedangkan kerjasama antar siswa dalam satu kelompok untuk melakukan aktivitas diatas dapat mengasah kecerdasan interpersonal. b. Akidah Akhlak Hasil pengamatan terhadap pembelajaran bidang studi Akidah Akhlak dapat dijelaskan sebagai berikut: Siswa telah dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk membuat mading yang berisi materi. Mading tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik. Hari ini kelompok kedua mempresentasikan materi dengan bantuan alat peraga mading tersebut. Sementara itu kelompok lain sebagai audiens diberikan fotokopi makalah. Para presenter secara bergantian menjelaskan materi yang ada pada mading. Setelah penjelasan materi selesai, sesi selanjutnya yaitu tanya jawab. Agar penanya teratur, maka setiap kelompok diberikan satu kesempatan untuk bertanya. Setelah masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan, para presenter menjawab. Pada sesi tanya jawab tersebut juga sesekali terjadi perdebatan antar siswa karena merasa kurang puas dengan jawaban yang diberikan. Setelah presentasi selesai, guru memaparkan materi secara global dan menambahkan atau melengkapi apa yang telah disampaikan 58 Ibid, 129 kelompok presenter. Guru juga menjawab pertanyaan beberapa siswa yang tidak mampu dijawab oleh kelompok presenter. Pada akhir pelajaran, guru meminta masing-masing kelompok memberikan nilai kepada kelompok presenter. Setelah itu semua nilai dijumlahkan dan dibagi sejumlah kelompok penilai. Nilai tersebut dijadikan nilai ulangan harian. Selanjutnya mading yang telah dipresentasikan tersebut ditempel di dinding kelas. 59 Pada pengamatan kelas lain, proses pembelajarannya sama dengan pemaparan di atas, namun ada sedikit perbedaan, yaitu pada pengamatan diatas siswa melakukan presentasi dengan alat peraga berupa mading yang didesain sedemikian rupa agar memiliki tampilan yang menarik. Sedangkan pada pengamatan kelas lain, siswa tidak membuat mading melainkan membuat power point sebagai pengganti mading. Prower point tersebut juga didesain semenarik mungkin. Dari hasil pengamatan diatas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran diatas dapat mengakomodasi kecerdasan spasial – visual, interpersonal, dan linguistik. Proses pembuatan mading dan juga power point yang menarik harus dilakukan dengan mempertimbangkan keindahan warna, tata letak tulisan, ukuran kertas, model huruf, dan lain sebagainya. Dengan menjalani proses ini, siswa dilatih untuk mengembangkan kecerdasan spasial – visual. Dan dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut, siswa juga harus bekerjasama. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembelajaran fikih diatas, belajar bekerjasama ini akan melatih siswa dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal. Sedangkan kecerdasan lingusitik siswa terasah pada saat melakukan presentasi. Setiap anggota kelompok secara bergantian memaparkan materi dengan gaya bahasanya sendiri sehingga menuntut mereka untuk 59 Pengamatan saat KBM yang dilakukan pada hari Rabu, 21 Januari 2015, pukul 08.50-10.10