Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

46

BAB IV IMPLEMENTASI STRATEGI

MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MAN 12 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri MAN 12 Duri Kosambi Jakarta berdiri sejak tahun 1997, saat itu masih berstatus sebagai kelas jauh KJ dari MAN 10 Joglo Jakarta Barat. Seiring perjalanan waktu, MAN 10 KJ Duri Kosambi berkembang pesat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin meningkat, fasilitas madrasah semakin memadai, dan sumber daya manusianya pun semakin profesional. Pada tanggal 30 Desember 2003, melalui SK Menteri Agama No. 558, Pemerintah menetapkan MAN 10 KJ Duri Kosambi menjadi MAN 12 Duri Kosambi Jakarta, dan Drs. M. Yunus, M.Pd. ditetapkan sebagai Kepala Madrasah yang pertama. Mulai Tahun Pelajaran 20062007, MAN 12 Duri Kosambi Jakarta mempunyai 2 dua kampus, yaitu kampus A, yang berlokasi di Jl. Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat, sebagai kampus utama dan kampus B, yang berlokasi di Jl. Raya Kamal Tegal Alur Kali Deres, Jakarta Barat, sebagai kelas jauh KJ Dalam perkembangannya, tepatnya pada tahun 2009 kelas jauh KJ tersebut dirasa sudah cukup memadai untuk menjadi sekolah tersendiri. Sehingga pemerintah menetapkannya sebagai MAN 16 Jakarta Barat. 49

2. Visi dan Misi

Visi: Intelek, Inovatif, dan Islami 49 Wawancara dengan Waka Kurikulum yaitu Bapak Achmad Muslim Misi: a. Menyiapkan calon pemimpin umat di masa depan yang mampu berkompetisi secara global dalam segala bidang kehidupan b. Menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif, modern, dan inspiratif serta mampu mengembangkan kreativitas peserta didik c. Menumbuh kembangkan sikap, perilaku dan amaliah terpuji melalui pembiasaan-pembiasaan yang Islami

3. Keadaan Guru dan Siswa

Jumlah guru di MAN 12 Jakarta pada tahun ajaran 20142015 sebanyak 39 orang. Dari jumah itu, 8 orang diantaranya adalah lulusan S2 dan selebihnya S1. Guru PAI sebanyak 8 orang yang terbagi dalam bidang studi Fikih 3 orang, Al Qur’an Hadits 2 orang, Akidah Akhlak 1 orang, dan Sejarah Kebudayaan Islam 2 orang. Sedangkan jumlah siswanya ialah 683 orang yang terbagi ke dalam 3 kelas, yaitu kelas X sebanyak 237 orang, kelas XI sebanyak 228 orang, dan kelas XII sebanyak 218 orang. Kelas X dibagi ke dalam 3 peminatan, yaitu X MIA Matematika dan Ilmu Alam, X IIS Ilmu-ilmu Sosial, dan X Ag Keagamaan. Sedangkan kelas XI dan XI dibagi ke dalam 3 jurusan yaitu XI dan XII IPA, XI dan XII IPS, dan XI dan XII Keagamaan. 50

4. Proses Seleksi Murid Baru

PPDB Penerimaan Peserta Didik Baru untuk madrasah diatur dalam Juknis Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Kanwil Kemenag. Seleksi di MAN 12 Jakarta mengikuti juknis tersebut, meliputi empat tahap seleksi yaitu psikotes, tes akad emik, BTQ Baca Tulis Al Qur’an, dan wawancara. Dalam pelaksanaannya, psikotes di MAN 12 ini dilakukan oleh UI Universitas Indonesia, sedangkan tes akademik oleh MAN Insan Cendekia Serpong. Hal ini dilakukan untuk lebih menjamin bahwa hasil seleksi benar- 50 Pengamatan selama proses penelitian benar sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan BTQ dan wawancara dilakukan oleh pihak MAN 12 sendiri. Meskipun demikian, keputusan akhir apakah calon siswa diterima atau tidak ditentukan oleh pihak sekolah. UI dan MAN Insan Cendekia hanya melakukan penilaian dan memberikan laporan penilaian tersebut kepada MAN 12 Jakarta. Untuk penerimaan siswa, sepenuhnya menjadi kewenangan MAN 12 Jakarta. 51

B. Paparan Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran berbasis multiple intelligences memerlukan persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, guru perlu mengikuti langkah-langkah atau prosedur tertentu dalam menerapkannya. Langkah pertama yaitu mengenal jenis kecerdasan siswa. Kecerdasan siswa dapat diketahui antara lain melalui: tes, mengamati kegiatan siswa di dalam kelas, mengamati kegiatan siswa di luar kelas, serta mengetahui dan memahami data-data siswa. 52 Hasil wawancara dengan guru-guru PAI di MAN 12 Jakarta dan juga pengamatan di lapangan yang peneliti lakukan menunjukkan sebagian besar langkah-langkah awal tersebut diatas tidak dilakukan. Kalaupun ada yang menggunakan tes awal, itu hanya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan, bukan untuk mengetahui jenis kecerdasan siswa. 53 Langkah kedua dalam pembelajaran berbasis multiple intelligences yaitu menyusun rencana kegatan pembelajaran yang sesuai dengan jenis kecerdasan siswa. Namun, karena langkah pertama sudah tidak dilaksanakan, 51 Wawancara dengan Waka Kurikulum Bapak Achmad Muslim, M.Si. pada hari Kamis, 15 Januari 2015 52 Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 2004, h. 79. 53 Wawancara dengan Bapak Mukhobir pada tanggal 15 Januari 2015