2. Pendekatan yang dipakai
Sehubungan dengan penelitian ini yang menggunakan penelitian yuridis normatif legal research, yaitu penelitian yang dilakukan mengacu pada
norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan serta norma-norma yang berlaku di masyarakat atau juga yang menyangkut
kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
17
Pendekatan Perundang-undangan statute approach dan pendekatan konsep conceptual approach.
3. Bahan dan Sumber Penelitian
Bahan hukum dan sumber penelitian dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencangkup ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang
berlaku dan
mempunyai kekuasaan hukum mengikat.
18
Bahan Dalam penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang
No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman b.
Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder berupa semua publikasi tentang hukum
yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Peran dan Penggunaan Kepustakaan Di Dalam Penelitian Hukum, Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas Indonesia, 1979, h. 18
18
Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia,1986, Cet.III, h. 52
hukum meliputi buku-buku teks, kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
c. Bahan non-hukum
Bahan non-hukum merupakan bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti
Kamus Hukum, Ensiklopedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lain-lain.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode pengumpulan data melalui studi dokumen kepustakaan library research yaitu dengan
melakukan penelitian terhadap berbagai sumber bacaan seperti buku-buku yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, wawancara dengan pihak
terkait dalam penelitian ini peraturan perundang-undangan dan pendapat sarjana, surat kabar, artikel, kamus dan juga berita yang penulis peroleh dari
internet. 5.
Metode Penulisan dan Metode Pengelolahan Data Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode
penulisan sesuai dengan sistematika penulisan yang ada pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Penelitian ini menggunakan 2 dua jenis alat pengumpulan data, yaitu
studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara atau interview.
19
Penulis mencoba menggabungkan kedua alat pengumpulan data tersebut dalam
menganalisis suatu kasus yang hendak dilakukan penelitian. Studi dokumen
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986, h.21
merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan mempergunakan ”content analysys”, sedangkan wawancara
digunakan oleh Penulis sebagai deskripsi tambahan dengan mengeksplorasi dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, misalnya pihak developer
dan pihak konsumen.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan disusun dengan sistematik yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari atas beberapa sub bab guna lebih menjelaskan
ruang lingkup dan cangkupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan letak masing-masing bab serta pokok pembahasannya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Diuraikan tentang latar Belakang Masalah, dilanjutkan dengan Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kerangka Teoritis dan Konseptual, Tinjauan Review Kajian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Umum Mengenai Hukum Perlindungan Konsumen
Bab ini membahas pengertian dan Sejarah Perlindungan Konsumen di Indonesia, Asas dan Tujuan Perlindungan
Konsumen, Perkembangan Peraturan perlindungan Konsumen di Indonesia Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen,
BAB III Tinjauan Umum Mengenai Praktek Bisnis Perumahan ditinjau
dari Undang-Undang No 1 Tahun 2011 Bab ini membahas Tinjauan Umum Bisnis Perumahan,
Persyaratan Pendirian Perumahan, Kegiatan Usaha Bisnis Perumahan, Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Bidang
Perumahan dan Permukiman, Tanggung Jawab Pengembang developer sebagai pelaku usaha Bisnis Properti.
BAB IV Merupakan bab inti
Bab ini membahas bagaimana bentuk perlindungan konsumen yang didapat dalam kontrak jual beli di perumahan harapan indah
Bekasi dilihat dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 1
tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, terkait tentang cacat tersembunyi terhadap perlindungan
konsumen.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian,dan
memberikan usulan-usulan mengenai permasalahan yang telah di bahas dalam penulisan penelitian ini.
17
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN A.
Pengertian Perlindungan Konsumen
Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang menyatakan Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum itu meliputi segala upaya untuk memberdayakan
konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan jasa kebutuhannya serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila
dirugikan oleh pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut.
1
Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak konsumen.
Secara umum ada 4 empat hak dasar konsumen, yaitu
2
1. Hak untuk mendapatkan keamanan the right to safety
2. Hak untuk mendapatkan informasi the right to informed
3. Hak untuk memilih the right to choose
4. Hak untuk didengar the right to be heard
1
Az. Nasution, Aspek Hukum Perlindungan Konsumen, Jurnal Teropong, Mei 2003, Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia, h. 6-7
2
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Grasindo, 2000, h 16- 27
Empat hak
dasar yang
diakui secara
internasional dalam
perkembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang tergabung dalam The International Organization of Consumer Union IOCU
menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
3
Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk diperdagangkan. Di dalam
perpustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari
suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu
produksi lainnya. Oleh karena itu, pengertian yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah konsumen akhir.
4
Subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus pemakai barang dan atau jasa. Isti
lah “orang” sebetulnya menimbulkan keraguan, apakah hanya orang individual yang lazim disebut
naturlike persoon atau termasuk juga badan hukum rechtpersoon. Hal ini
3
Celiana Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, cet III ,Jakarta : Sinar Grafika 2011, h. 31
4
Elsi Kartika, Hukum Dalam Ekonomi, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, h. 120