proyek yang akan dilaksanakan. Produk dari perijinan ini berupa surat rekomendasi dari kantor KLH yang selanjutnya dilampirkan dalam
pengajuan IMB. 5.
Tahap Kelima Pada tahap kelima adalah melakukan pengajuan IMB sekaligus
pengesahan Site Plan Perumahan zoning ke kantor Perijinan Satu Atap atau kantor 16 Perizinan Terpadu. Syarat pengajuan IMB terdiri atas
akumulasi perizinan-perizinan yang telah diurus sebelum memasuki tahap ke lima ini. Jika seluruh syarat telah terlampir, hanya tinggal menunggu
keluarnya ijin serta membayar retribusi yang nominalnya disesuaikan dengan luas tanah dan bangunan.
5
C. KEGIATAN USAHA BISNIS PERUMAHAN
Bisnis perumahan adalah kegiatan pertukaran barang, jasa atau uang yang berkaitan dengan lahan dan bangunan hunian. Secara umum
jenis investasi dibidang properti dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, antara lain adalah lahan tanah, hunian residensial, serta jenis
bangunan untuk perdagangan komersial. jenis investasi hunian residensial adalah terkait dengan jual beli hunian atau rumah yang
sudah terbangun, dimana kondisi dari lingkungan yang disediakan lebih
5
Eko Budiharjo, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan dan Perkotaan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1998, h. 12.
lengkap prasarana dan sarananya termasuk adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah ditetapkan dalam site plannya.
6
Pada pasal 3 Undang-Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman menyatakan bahwa Perumahan dan Kawasan Permukiman
diselenggarakan untuk; a.
Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran
penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk
mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR; c.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap
d. Memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan; e.
Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
f. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
dan g.
Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
6
http:www.sarjanaku.com201304pengertian-bisnis-properti-tujuan.html , diakses pada Selasa, 19 Mei 2015.
D. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Bidang Perumahan dan
Permukiman
Mengenai hubungan pelaku usaha dan konsumen kedua belah pihak memiliki hak dan kewajiban, khususnya telah diatur dalam Pasal
129 dan 130 Undang-Undang No 1 Tahun 2011 Dan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
setiap orang berhak: a.
menempati, menikmati, danatau memilikimemperoleh rumah
yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur; b.
melakukan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; c.
memperoleh informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
d. memperoleh
manfaat dari penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;
e. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami
secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; dan
f. mengajukan
gugatan perwakilan
ke pengadilan
terhadap penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang
merugikan masyarakat
.
Dan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, setiap orang wajib:
a. menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan kesehatan di
perumahan dan kawasan permukiman; b.
turut mencegah terjadinya penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang merugikan dan membahayakan kepentingan orang
lain danatau kepentingan umum; c.
menjaga dan memelihara prasarana lingkungan, sarana lingkungan, dan utilitas umum yang berada di perumahan dan kawasan
permukiman; dan d.
mengawasi pemanfaatan dan berfungsinya prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.
Selain adanya hak dan kewajiban dalam Undang-Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terdapat
juga tentang pelarang, tepatnya pada pasal 134 yang menyatakan “Setiap orang dilarang menyelenggarakan pembangunan perumahan,
yang tidak membangun perumahan sesuai dengan kriteria, spesifikasi, persyaratan, prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dipe
rjanjikan”.
E. Tanggung Jawab Pengembang Developer Sebagai Pelaku Usaha
Bisnis Perumahan
Disamping adanya kewajiban dan hak ada satu lagi yang perlu diperhatikan oleh pengembang yaitu tanggung jawab Responsibility
yang harus dipikul oleh pengembang pelaku usaha sebagai bagian dari kewajiban yang mengikat kegiatan dalam berusaha. Sehingga diharapkan