87
Penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Brigham dan Houston 2006 yang menyatakan bahwa harga saham akan mengalami
peningkatan setelah stock split dan kenaikan harga saham tersebut akan diikuti oleh kenaikan return. Hal ini mungkin dikarenakan investor tidak mengantisipasi
adanya informasi baru yang dipublikasikan ke pasar atau investor menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlah good news sehingga tidak mengubah
preferensi investor terhadap keputusan investasinya. Selain itu, kemungkinan investor mengetahui bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan
membutuhkan biaya yang banyak, sehingga mereka beranggapan bahwa stock split tidak akan menaikkan return yang akan diperoleh.
4.3.2 Pembahasan Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua didukung oleh data yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.000, lebih kecil dari probabilitasnya 0.05. Hal ini menunjukkan
bahwa peristiwa stock split menyebabkan adanya perbedaan pada trading volume activity tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah stock split. Meskipun terdapat
perbedaan yang signifikan, akan tetapi perbedaan yang terjadi menunjukkan perbedaan kearah yang negatif karena rata-rata trading volume activity sebelum
stock split yaitu 0.01138 lebih besar dari pada rata-rata trading volume activity setelah stock split, yaitu 0.00188. Dengan kata lain, terjadi penurunan rata-rata
trading volume activity setelah peristiwa stock split. Hasil pengujian hipotesis ini bertentangan dengan trading range theory
yang menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Adanya pemecahan saham membuat harga saham menjadi
Universitas Sumatera Utara
88
rendah, maka saham akan diminati oleh investor sehingga banyak investor yang melakukan pembelian saham. Dengan meningkatnya transaksi pembelian saham
tersebut berarti volume perdagangan saham akan meningkat. Hasil pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Copeland 1979 yang menemukan bahwa likuiditas perdagangan saham menjadi semakin rendah setelah peristiwa stock split. Hal ini disebabkan karena
biaya pialang semakin meningkat secara proporsional dan selisih harga antara penawaran dan permintaan bid-ask spread juga menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya.
4.3.3 Pembahasan Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan nilai signifikansi 0.750, lebih besar dari probabilitasnya yaitu 0.05. Hal ini berarti bahwa peristiwa stock
split tidak menyebabkan adanya perbedaan yang signifikan pada variance saham tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah stock split.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan pengujian yang dilakukan oleh Wulff 2002 yang menemukan adanya peningkatan variance setelah terjadinya
stock split pada pasar modal di Jerman. Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahayu 2006 yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara variance saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Faktor penyebab
yang mungkin dari peristiwa ini adalah perdagangan saham di bursa untuk saham- saham yang melakukan stock split tersebut mungkin didominasi oleh investor-
investor skala besar atau institusi tertentu. Jika perdagangan didominasi oleh
Universitas Sumatera Utara
89
investor-investor tersebut, maka jumlah investornya relatif sedikit tetapi umumnya menimbulkan volume perdagangan yang besar. Kalau jumlah investor sedikit,
maka variasi harga juga relatif sedikit atau rendah sehingga tidak menunjukkan adanya perubahan variasi harga yang mencolok atau signifikan.
Universitas Sumatera Utara
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan