G. Penelitian yang Relevan
Telah banyak
dilakukan penelitian
untuk mencari
penyebab ketidakstabilan  dalam  pembelajaran.  Pada  dasarnya  suatu  penelitian  tidak
berjalan  dari  nol  secara  murni.  Akan  tetapi  umumnya  telah  ada  acuan  yang mendasari  atau  penelitian  yang  sejenis.  Oleh  karena  itu  dirasa  perlu
dikemukakan penelitian yang terdahulu dan relevansinya. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Andri  Hermawan  2011  dari  Universitas
uhammadi ah   a ang  dengan   udu   “Penera an    de   Pembe a aran Kooperatif  tipe  STAD  untuk  Meningkatkan  Aktivitas  dan  Hasil  Belajar  IPS
iswa   e as  V   D   egeri  Bandu an  05   a ang”.  Hasil  penelitiannya menunjukkan  bahwa  penerapan  pembelajaran  kooperatif  cooperative
learning tipe STAD di kelas V SD Negeri 05 Bandulan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat
dari  rata-rata  hasil  yang  diperoleh  dari  pelaksanaan  siklus  I  dan  siklus  II, menunjukkan  adanya  peningkatan  aktivitas  dan  hasil  belajar.  Dilihat  dari
proses  pembelajaran  pada  pra  tindakan  nilai  rata-rata  siswa  40,4,  pada pelaksanaan siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 44,5 sedangkan
pelaksanaan  siklus  I  pertemuan  kedua  meningkat  menjadi  61,81  dan  siklus II  pertemuan  pertama  hasil  belajar  siswa  mencapai  67,5  dan  pada  siklus  II
pertemuan kedua hasil belajar siswa meningkat menjadi 73,3. Penelitian  juga  dilakukan  oleh  Fitriasari  2014  dari  Universitas
uhammadi ah   a ang  dengan   udu   “Penera an    de   Pembe a aran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Kelas  V  pada  Mata  Pelajaran  IPS D    ad   ur   2    ta   a ang”.  Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan  model pembelajaran kooperatif cooperative  learning  tipe  STAD  dapat  meningkatkan  aktivitas  dan  hasil
belajar  siswa  kelas  V  pada  mata  pelajaran  IPS.  Hasil  penelitian  ini menunjukkan  bahwa  persentase  keberhasilan  penerapan  model  pembelajaran
kooperatif  cooperative  learning  tipe  STAD  siklus  I  mencapai  85,18 meningkat  sebanyak  10,11  menjadi  95,29  pada  siklus  II.  Nilai  rata-rata
aktivitas siswa meningkat sebanyak 11,31 dari yang semula 75,18 menjadi 86,49.  Nilai  rata-rata  hasil  belajar  siswa  meningkat  sebanyak  11,21  dari
yang semula 72, 30 pada siklus I menjadi 83,51 pada siklus II. Persamaan  dari  kedua  penelitian  tersebut  dengan  penelitian  yang
dilakukan peneliti adalah kedua penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif  cooperative  learning  tipe  STAD  dan  keduanya  memiliki
kesamaan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, mata pelajaran, serta jenjang  kelas.  Sedangkan  perbedaannya  adalah  waktu  dan  tempat  penelitian,
materi yang diteliti, dan hasil yang diperoleh. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kedua penelitian
tersebut  cukup  relevan  terhadap  efektifitas  penerapan  model  pembelajaran kooperatif  cooperative  learning  tipe  STAD  dalam  meningkatkan  aktivitas
dan hasil belajar siswa sekolah dasar.
H. Kerangka Pikir
Prestasi  belajar  siswa  ditentukan  oleh  berbagai  faktor,  satu  diantaranya yang  dominan  ditentukan  oleh  pemilihan  model  oleh  guru.  Model
pembelajaran  yang  tepat  dan  sesuai  dengan  materi  pelajaran  sangat mendukung dari keberhasilan proses kegiatan belajar. Selain pemilihan model
pembelajaran,  penggunaan  media  dalam  proses  pembelajaran  juga  menjadi suatu  hal  yang  penting  karena  akan  lebih  meningkatkan  daya  serap  siswa
dalam memahami pesan-pesan pembelajaran. Berdasarkan  kajian  pustaka  yang  telah  dikemukakan  dan  membagi
komponen  utama  model  pembelajaran  kooperatif  cooperative  learning  tipe STAD  yaitu  presentasi  kelas,  tim,  kuis,  skor  kemajuan  individual,  dan
rekognisi  tim.  Tipe  STAD  diharapkan  mampu  memecahkan  masalah  yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan memberi peningkatan kualitas
pembelajaran. Permasalahan  tersebut  terjadi  pada  mata  pelajaran  IPS  di  kelas  V  A  SD
Islam  Terpadu  Al  Muhsin  Metro  Selatan.  Pembelajaran  yang  dilaksanakan belum  dapat  memaksimalkan  potensi  siswa  dalam  memahami  materi,
pembelajaran  masih  berlangsung  secara  konvensional,  pembelajaran  IPS masih  berpusat  pada  guru  teacher  centered,  belum  digunakannya  model
cooperative learning tipe STAD, siswa kurang bertanggung jawab dan disiplin dalam  mengerjakan  tugas  individu  maupun  kelompok,  siswa  kurang  aktif
dalam kegiatan diskusi, guru kurang memberi motivasi kepada siswa, aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.