Babak 3-Akhir, Resolusi Masalah

5 Kuburan yang dibongkar kembali untuk mencari sang anak di dalam peti mati. Memperlihatkan mayat sehabisa disiksa. 6 Seseorang menemukan sang anak. 7 Mimik muka sang anak berubah menjadi tua,sehabis melihat siksaaan sang ayah. Plotline babak akhir di film Grave torture berdurasi dari menit 06:48 sampai 08:20. Pada bagian ini tokoh utama menyadari bahwa untuk menyelesaikan masalahnya tidak akan bisa, dikarnakan peti mati mati sudah terkubur. Tokoh utama Sang Anak memilih untuk memberanikan diri melihat apa yang terjadi, telihat dari gambar 1 sang anak merasa ketakutan setelah melihat mayat sang ayah dan sang anak memberanikan diri melihat lorong yang terdengar suara jeritan jeritan menakutkan. Dia pun terkejut melihat tempat penyiksaan yang sangat mengerikan. Setelah itu pembongkaran kuburan di lakukan pihak keluarga untuk mencari sang anak, dan anak terebut di temukan dalam kondisi sudah tua. Unsur sinematografi dalam adegan pertama ini akan dijelaskan secara teknis. Pada potongan adegan pertama terlihat sang anak sedang duduk dan memegang korek api yang masih menyala, adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera medium shot. Sang sutradara ingin menampilkan mimik wajah sang anak merasa takut setelah kejadian yang ia lihat sang ayah merasa kesakitan seperti tercekik sesuatu dan ditarik oleh sesosok yang menyeramkan. Dalam adegan ini sutradara ingin menunjukan bentuk dari peti mati, terlihat dari bias lighting yang digunakan membentuk sudut persegi panjang. Terlihat dari pencahayaan korek api dibantu dengan penambahan lampu dengan intensitas cahaya 1.500 kelvin. Pada shot ke-2, sang anak memberanikan diri untuk melihat tempat penyiksaan, anak itu pun terkejut dengan apa yang dia lihat. Suara-suara mengerikan dari jeritan-jeritan dan suara pertanyaan Man Robbuka? Yang berartikan Siapa Tuhan mu? menambah kesan horror yang di ciptakan oleh sutradara. Dengan engel kamera low dengan jarak medium shot. Memberikan gambaran dari sutradara bahwa tempat penyiksaan berada dibawah dan key lighting dengan temperatur warna 1.500 kelvin yang menyorot langsung kepada sang anak, memberikan gambaran tempat penyiksaan yang sangat panas. Dalam shot ke tiga, terlihat mayat sang ayah yang hangus terbakar setelah tersiksa di tempat penyiksaan. Jarak kamera menggunakan engle big close up dengan tata cahaya low. Sutradara ingin menunjukan wajah dari mayat sehabisa penyiksaan. Shot selanjutnya munculah sesosok makhluk sedang menatap sang anak, Joko Anwar memberikan gambaran sosok itu adalah malaikat yang menyiksa ayahnya. Adegan ini menggunakan jarak kamera close up. Pada shot ke lima dan keenam, sebuah senter menyoroti peti mati mencari keberadaan sang anak yang hilang, dalam adegan ini tidak ada pemberitahuan siapa yang menyoroti petimati tersebut. Dengan jarak kamera medium close up dan cahaya day light, terlihat jelas bagaimana kondisi mayat, kain kafan berlumuran darah dan muka gosong. Sang sutradara ingin memberitahu bagaimana kejamnya penyiksaan yang dialami mayat dan keberadaan anak tersebut. Shot terakhir, sebuah kejutan dari film ini ketika sang anak menengok ke arah kamera, sang anak terlihat tua. Jarak kamera big close up dan durasi dalam shot ini sangat pendek.

B. Tanda Kasih Sayang dalam Film Grave Torture

Dalam memaknai kasih sayang dalam film ini, peneliti membagi 2 bagian. Yaitu bagaimana kasih sayang seorang anak yang ditinggalkan ayahnya dan kasih sayang seorang ayah yang meninggalkan anaknya. Namun disini peneliti membaginya berdasarkan shoot dari bagian scane yang terdapat makna tersebut.

1. Adegan 1, Rasa Kehilangan

Tanda kasih sayang ditunjukan pada babak pertama scene 1. Ditunjukan sang anak sangat sedih karena kehilangan sosok sang ayah. Dia berjalan menuju peti mati ayahnya dengan raut wajah yang sedih. Hingga akhirnya dia memeluk mayat sang ayah untuk terkhir kalinya yang sudah terbujur kaku. Tabel 4.4 Visualisasi Rasa Kehilangan Visual 1 2 3 4

A. Denotasi

Kesedihan Sang anak karena kehilangan sosok sang ayah telah meninggal dunia, akibat tertembak oleh pihak polisi. Hanya bisa meratapi dan berharap ayahnya hidup kembali, akan tetapi itu sangat mustahil karena sang ayah sudah meninggal dunia, sang anak pun memberikan pelukan terakhir kepada ayahnya sebelum ayahnya dikebumikan.

B. Konotasi

Kesedihan merupkan suatu hal yang sangat wajar apabila ada seorang anak kehilangan sosok orang tua yang sangat dia sayangi, orang tua yang selalu menjaga, merawat, membimbing, mengorbankan apapun