Pra-produksi Produksi Membuat Film

individual. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegitan syuting nantinya. Ide kreatif dari semua aspek bidang sangat menentukan. Gambar 2.1 15 Struktur Tim dalam Film EXECUTIVE PRODUCER PRODUCER MANAGEMENT PRODUCTION DIRECTOR ASS DIR SCRIPT DOP ART DIRECTOR SOUND MAN EDITOR SET DEKORATOR PROPERTYMAN SOUND MIXER ILLUSTRATOR MAKE UP LIGHTINGMAN COSTUME VISUAL EFFECT Ket: ---- Jalur Kordinasi

b. Produksi

Tahapan ini hampir semua crew mulai bekerja sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Kekompakan dan kreatifitas crew sangat 15 Syamsul B Adnan, Blangko Isian Managemen Produksi. Jakarta: Workshop Peningkatan Kualitas Produksi Film, 2012. menentukan waktu produksi dan hasil dari produksi, namun tak lepas dari keahlian dan kemampuan beberapa taknik pengambilan gambar dan keahlian dibidang-bidangnya yang mampu membuat penonton kagum akan sebuah film. Membuat film harus mempunyai struktur yang perlu diperhatikan, sama seperti kita membuat atau membaca novel. Tersusun atas huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, bab-bab dan menjadi sebuah buku. Struktur dalam film digunakan untuk mempermudah sutradara, DOP, Editor, Talent dan crew untuk mempermudah saat syuting. Adapun struktur film dipecah menjadi: a. Take Take merupakan bagian awal dalam sebuah pengmbilan gambar di sebuah adegan, objek sangat menentukan keberhasilan dari keinginan sutradara. b. Shot Bagian ini kumpulan dari beberapa take, biasanya angle kamera yang berbeda menentukan itu adalah sebuah shot. Keinginan mengambil shot dari angle yang berbeda membuat gambar lebih berfariasi supaya film tidak monoton. c. Scene Kumpulan dari shot-shot yang membentuk bagian pendek dari keseluruhan cerita yang menunjukkan suatu kegiatan yang berhubungan dengan ruang, waktu, isi cerita, tema, karakter atau motif. d. Sequance Sekuen Dalam satu sekuen terdiri dari beberapa scene-scene yang membentuk rangkaian peristiwa cerita yang berkitan satu dengan yang lain. Dari kumpulan sekuen-sekuen ini yang akan menjadi cerita film secara utuh. Selain itu pada saat produksi D.O.P harus memahami sinematografi sebagai sebuah perkembangan seni dari fotografi. Bentuk dari pergerakan kamera serta kaitan aktivitas kamera dengan objek yang akan diambil. Dalam sinematografi juga terdapat beberapa teknis sudut pengambilan gambar dan gerakan dalam membangun imaji. 1. Sudut Pengambilan Gambar Camera Angle 16 a. Bird Eye View Pengambilan gambar dari atas ketinggian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda- benda lain yang tampak dibawah. b. High Angle Sudut pengambilan gambar tepat dari atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik kecil atau kerdil. c. Low Angle Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini keagungan atau kejayaan. 16 Rizky Akmalsyah, “Analisis Semiotik Film A Mighty Heart”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, 2010, h.14 2. Ukuran Gambar Frame Size 17 a. Extreme long shot Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. b. Long shot Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih domninan. Long shot sering digunakan sebagai estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat . c. Medium long shot Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh visik manusia dan lingkungan sekitar relative seimbang. d. Medium shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame . e. Medium close up Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusaia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close-up 17 Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, h. 2. f. Close up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek. g. Extreme close up Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah objek. 3. Gerakan Kamera Moving Camera 18 a. Zoom inout Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. b. Panning Gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan. c. Tilting Gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt up jika kamera mendongak keatas dan tilt down jika kamera melihat kebawah. d. Dolly Kedudukan di tripod dan di atas landasan roda. Dolly in jika kamera bergerak maju dan dolly out jika kamera mundur atau menjauh. 18 Rizky Akmalsyah, “Analisis Semiotik Film A Mighty Heart”, h.16-17 e. Follow Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.

c. Post-Produksi

Tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan syuting yang sudah dilaksanakan. Kesalahan pada waktu syuting sebagian di selesaikan pada tahap ini. 19 Pengelolaan visual dan audio atau biasa dibilang mengedit membuat kesalah akan menjadi tidak ada, mungkin saja kesalahan tersebut bisa menjadi suatu hal yang indah. Editor sangat berpatokan dari gambar dan suara yang di hasilkan oleh D.O.P dan Soundman, Agar mempermudah proses editing. Alat yang biasanya digunakan untuk menjadi patokan adalah klepper, ditugaskan ke Asisten D.O.P untuk dipergunakan dan shot report dikerjakan oleh asisten sutradara.

5. Unsur-unsur Pembentuk Film

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. 19 Di kutip dari www.eocommunity.com pada tanggal 21 jini 2014 pukul 22.21

a. Unsur Naratif

20 Unsur naratif adalah bahan materi yang akan diolah, unsur ini meliputi pelaku ceritatokoh, permasalahan dan konflik, tujuan, ruanglokasi dan waktu. i. Pelaku CeritaTokoh Setiap film cerita umumnya memiliki karakter utama dan pendukung. Karakter utama adalah tokoh yang menjalankan alur cerita dari awal hingga akhir, atau biasa disebut sebagai protagonis, sedangkan karakter pendukung bisa berada pada pihak protagonis maupun antagonis musuhrival. Karakter pendukung sering bertindak sebagai pemicu konflik masalah atau kadang sebaliknya dapat membantu karakter utama dalam menyelasaikan masalahnya. ii. Permasalahan dan Konflik Permasalahan dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya yang disebabkan oleh tokoh antagonis. Permasalahan ini pula yang memicu konflik konfrontasi fisik antara pihak protagonis dan antagonis. Permasalahan juga bisa muncul tanpa disebabkan pihak antagonis. Masalah dapat muncul dari dalam diri tokoh utama sendiri yang akhirnya memicu konflik batin. iii. Tujuan Setiap pelaku utama dalam semua film cerita pasti memiliki tujuan, harapan atau cita-cita. Tujuan tersebut dapat berupa fisik materi ataupun abstrak non-materi. 20 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 43-44.