iv. Suara
Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran.
21
6. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada akhir abad ke- 19. Film merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas ruang lingkupnya di mana
di dalamnya menjadi ruang ekspresi bebas dalam sebuah proses pembelajaran massa. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, yang
membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi membentuk suatu pandangan dimasyarakat dengan muatan pesan di dalamnya. Hal ini didasarkan atas
argumen bahwa film adalah potret dari realitas di masyarakat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan kemudian
memproyeksikanya ke dalam layar.
22
Komunikasi massa hampir selalu dilakukan melalui media yang mampu menjangkau khalayak luas seperti, koran, televisi, radio, film dan juga internet.
Dalam penyampaikan pesan-pesan komunikasi massa selalu menggunakan media dan sarana yang dapat menjangkau banyak khalayak sekaligus. Komunikasi massa
diadopsi dari istilah bahasa inggris mass communication sebagai kependekan dari mass media communication komunikasi media massa artinya komunikasi yang
menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
23
Film pada dasarnya merupakan salah satu hasil produk teknologi modern yang bisa dijadikan sebagai salah satu saluran dalam proses komunikasi massa.
21
Himawan Pratista, Memahami Film, h. 3
22
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, h. 15.
23
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo, 2000, h. 69.
Dalam film, biasanya terdapat pesan-pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada para penontonnya.
B. Semiotika
1. Konsep Semiotika
Semiotika, yang biasa didefenisikan sebagai pengkajian tanda- tanda the study of sign, pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode- kode, yaitu sebuah
sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas sebagai sesuatu yang bermakna.
24
Baik verbal ataupun non verbal. Tanda berada dimana mana, Tanda bisa berupa warna, lampu lalulintas,
bendera, bahkan kedipan mata sekalipun. Hal ini bisa mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan lain sebagainya. Struktur bangunan, film, musik, karya
sastra, suara hewan dapat dianggap sebagai tanda. Ahli filsafat dari Amerika Charles Senders Peirce, menegaskan bahwa kita manusia hanya dapat berpikir
dengan sarana tanda. Sudah pasti tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi. Dalam semiotika modern memiliki dua orang bapak sebagai pencetus kajian
ini, Charles Senders Peirce dan Ferdinand De Saussure. Peirce maupun saussure mendasarkan teori masing masing pada landasan teori yang berbeda. Peirce sebagai
ahli filsafat dan ahli logika, dia merancang semiotika sebagai sebuah teori yang baru dan tipologi yang sangat rinci. dan Ferdinand De Saussure adalah seorang ahli
linguistik, bahkan di anggap sebagai bapak linguistik modern. Saussure
24
Kris Budiman, Semiotika Visual, Yogyakarta, Penerbit Buku Baik, 2004, h.3