Suhu Salinitas Kecerahan Bentuk Bercabang Coral Branching, memiliki cabang lebih

Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan memiliki perannya masing-masing terhadap terumbu karang maupun biota lain yang menghuni ekosistem terumbu karang. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Cahaya

Karang sangat memerlukan penetrasi cahaya dikarenakan alga simbionnya, yaitu zooxanthellae sangat bergantung pada cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis Castro dan Huber, 2003. Cahaya berkaitan erat dengan kedalaman yang menentukan kecerahan suatu perairan. Terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan yang kedalamannya lebih dari 50-70 m dan kebanyakan terumbu karang tumbuh di perairan yang kedalamannya kurang dari 25 m. Tanpa penetrasi cahaya yang cukup, fotosintesis zooxanthellae akan berkurang bersamaan dengan berkurangnya kemampuan karang dalam mensekresikan CaCO 3 Nybakken dan Mark, 2005.

b. Suhu

Terumbu karang terdapat khususnya pada laut bersuhu hangat, tidak terdapat di perairan di mana musim dingin jauh di baawah 20 o C Romimohtarto dan Sri, 2007. Fauna karang memerlukan suhu di atas 18 o C. Terumbu karang umumnya dapat menyebar dalam kondisi perairan dengan suhu relatif rata-rata 23-25 o C untuk kondisi yang optimal, meskipun masih dapat berkembang pada suhu yang dapat ditolelir kira-kira 36-40 o C Nybakken dan Mark, 2005. Perbedaan proses dalam laut menyebabkan terjadinya perbedaan penyebaran, pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang dalam skala dunia. Wilayah Indo-Pasifik dan lautan India lebih berkembang dibandingkan dengan wilayah Pasifik dan penyebaran suhu perairan dangkal di Indonesia umumnya berkisar antara 27-29 o C Guntur, 2011.

c. Salinitas

Salinitas berpengaruh terhadap kemampuan osmoregulasi suatu organisme. Karang hermatipik adalah organisme lautan sejati dan sebagian besar spesies sangat sensitif terhadap perubahan salinitas yang lebih tinggi atau lebih rendah. Terumbu karang dapat bertahan hidup pada salinitas laut normal, yaitu 32-35 ‰ namun ada beberapa jenis yang mampu hidup di perairan yang salinitasnya mencapai 42 ‰ Nybakken dan Mark, 2005.

d. Kecerahan

Kecerahan air merupakan bagian dari faktor penting bagi pertumbuhan karang. Untuk hidup dan berkembang, terumbu karang memerlukan air yang bersih dan jernih Guntur, 2011. Sedimen dalam air turbiditas juga mengurangi penetrasi cahaya untuk fotosintesis zooxanthellae. Sebagai hasilnya, perkembangan terumbu karang terganggu pada wilayah yang turbiditasnya tinggi Nybakken dan Mark, 2005. Selain itu apabila air laut keruh mengandung banyak lumpur atau pasir, fauna karang hidup akan mengalami kesulitan membersihkan diri Guntur, 2011.

e. Arus

Pergerakan arus air laut berperan dalam pertumbuhan terumbu karang. Koloni karang dengan struktur kerangka-kerangka yang masif dan padat tidak akan rusak oleh arus, tetapi justru dengan adanya arus yang memberikan sumber air segar yang mengandung oksigen dan dapat menghilangkan endapan-endapan yang menutupi permukaan koloni karang. Selain itu arus akan mensuplai bahan makanan seperti plankton dan unsur hara bagi kehidupan terumbu karang Nybakken dan Mark, 2005.

2.3.3. Bentuk Pertumbuhan Karang

Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora. Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial koralit English et al., 1994.

1. Non- Acropora

a. Bentuk Bercabang Coral Branching, memiliki cabang lebih

panjang daripada diameter yang dimiliki. Banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.

b. Bentuk Padat Coral Massive, dengan ukuran bervariasi serta