Reproduksi dan Siklus Hidup

akan beregenerasi dan tubuh yang terbelah dua tepat di bagian tengah akan bisa bertahan hidup Fraser et al., 2003. A. planci memiliki warna yang bermacam-macam tergantung pada lokasi mereka berada. A. planci ditemukan di Thailand memiliki warna merah dan abu-abu. Warna yang sama juga banyak ditemukan di Great Barrier Reef Australia. A. planci berwarna hijau dan merah di Hawaii. Warna tubuh A. planci di Indonesia umumnya abu-abu, ungu, hijau, dan biru Suharsono, 1991.

2.2.2. Reproduksi dan Siklus Hidup

A. planci dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi dilakukan secara eksternal dengan rasio 1:1 untuk gamet jantan dan gamet betina. A planci dewasa dengan ukuran 0,5-4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 4-65 juta Suharsono, 1991. A. planci memulai pemijahannya dengan merangkak sampai di bagian puncak karang, seperti bagian atas karang bercabang, kemudian dari sana telur dan sperma akan dilepaskan ke dalam air melalui lubang-lubang pores pada permukaan bagian atas lengan-lengan mereka Gambar 2 Fraser et al., 2003. Ada sekitar 10 juta telur-telur yang kecil diameter 1,2 mm yang bisa dilepaskan oleh seekor induk betina besar ke dalam kolom air. Adapun sperma yang dilepaskan oleh jantan akan berenang menuju telur-telur tersebut Fraser et al., 2003. Lamanya pelepasan telur dan sperma adalah 30 menit dengan ukuran telur rata-rata 0,2 mm dan sperma 0,5 mm. Penelitian menyebutkan bahwa pada saat A. planci melakukan pemijahan, mereka melepaskan sejenis hormon yang disebut feromon. Hormon ini merangsang A. planci yang berdekatan untuk melepaskan gonadnya Suharsono, 1991. Gambar 2. A. planci saat mengeluarkan gonad Hoey, 2004 Setiap telur yang telah dimasuki oleh sebuah sperma, maka membran telur akan membesar menjauhi yolk kuning telur untuk mencegah masuknya sperma yang lain. Telur-telur yang telah dibuahi akan menjadi larva planktonik sehingga akan terbawa oleh arus jauh dari tempatnya dipijah, atau seringkali sampai pada permukaan terumbu karang, atau justru terbawa ke laut terbuka menjauhi terumbu karang Fraser et al., 2003. Fase planktonik dibedakan menjadi fase perubahan gamet menjadi blastula, gastrula, selanjutnya yaitu bipinaria yang biasanya berumur 4-5 hari sedangkan pada umur 6-12 hari bipinaria berubah menjadi brachiolaria yang akan mulai melekat pada suatu substrat dan mengalami metamorfosa menjadi A. planci muda Suharsono, 1991. Periode planktonis dari A. planci berlangsung sekitar dua minggu. Periode planktonis larva brachiolaria diakhiri dengan berkembangnya lima lengan melalui metamofosis dan menempel di dasar terumbu. Metamorfosis tersebut terjadi setelah hari ke -12 Olson, 1985. Setelah tujuh bulan, A. planci akan membesar sampai sekitar berdiameter 10 mm dan mulai menambahkan lengan sampai organisme ini mencapai ukuran dewasa Fraser et al., 2003. Bintang laut ini akan menjadi individu dewasa setelah mencapai diameter tubuh sekitar 200 mm dengan jumlah lengan sekitar 17 buah Lucas, 1987. Pertumbuhan A. planci sangat cepat karena dapat mencapai sekitar 5 cm pada tahun pertama, 20 cm pada tahun kedua, dan 30 cm setelah kira-kira mencapai umur dua tahun Fraser et al., 2003. Gambar 3. Siklus hidup A. planci Birkeland dan Lucas, 1990 Waktu pemijahan bintang laut ini tergantung pada letak geografis di mana organisme ini tinggal. Misalnya di belahan bumi utara, musim memijah terjadi pada bulan Mei-Juli, sedangkan di belahan bumi selatan, pemijahan terjadi antara bulan November-Januari. Belum diketahui secara pasti periode memijah pada daerah khatulistiwa khususnya Indonesia Suharsono, 1991.

2.2.3. Habitat dan Perilaku