Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan IMTU Klasifikasi Status Gizi

7

2.1.4 Indikator Tinggi Badan menurut Umur TBU

Antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal adalah tinggi badan. Tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Bila dalam keadaan normal dan dalam jangka waktu yang pendek kurang sensitif terhadap kekurangan zat gizi sehingga apabila terjadi defisiensi zat gizi akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Kelebihan indeks TBU adalah baik untuk menilai status gizi masa lampau dan ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, sedangkan kelemahan indeks TBU adalah pengukuran relatif lebih sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya dan ketepatan umur sulit didapat. 11

2.1.5 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB

Berat badan mempunyai hubungan linear dengan tinggi badan. Perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini dan indeks ini tidak tergantung kepada umur. 12 Kelebihan indeks BBTB yaitu tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi badan gemuk, normal, dan kurus, sedangkan kelemahan indeks BBTB adalah membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran relatif lebih lama, membutuhkan dua orang untuk melakukannya, sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama bila dilakukan oleh kelompok non professional, dan tidak dapat memberikan gambaran anak pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umur karena faktor umur tidak diperhitungkan, serta sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan maupun tinggi badan pada kelompok balita. 11

2.1.6 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan IMTU

Indeks massa tubuh IMT adalah berat badan dalam kilogram kg dibagi tinggi dalam meter kuadrat m 2 . 14 IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. IMT dapat memperkirakan 8 jumlah lemak tubuh yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air dengan kemudian melakukan koreksi terhadap umur dan jenis kelamin. 14 IMT juga dapat diterapkan untuk anak dan remaja, dengan cara yang sama menghitung nilai IMT seperti pada orang dewasa, kemudian nilai tersebut di-plot-kan ke grafik CDC IMT-berdasarkan umur. 15 Dalam grafik tersebut akan terlihat persentil IMT-berdasarkan umur si anak, dari nilai persentil inilah dapat ditentukan apakah anak kurus, normal atau obes. 15

2.1.7 Klasifikasi Status Gizi

Dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, dan umur yang diolah menggunakan kurva CDC 2000 usia 2-20 tahun dapat diperoleh data persen berat badan terhadap umur BBU, tinggi badan terhadap umur TBU, dan indeks masa tubuh terhadap umur IMTU dan diklasifikasikan sebagai berikut. 16,17 Tabel. 1. Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000. 16,17,18 Status gizi BBTB median BBTB WHO 2006 IMT CDC 2000 Obesitas 120 +3 P 95 Overweight 110 +2 hingga +3 SD P 85 – P 95 Normal 90 +2 SD hingga -2 SD P 5 – P 85 Gizi kurang 70-90 -2 SD hingga -3 SD P 5 Gizi buruk 70 -3 SD Pada bayi baru lahir hingga umur 2 tahun, tinggi berat terhadap panjang terlentang di tentukan berdasarkan BBTB pada persentil 95 keatas berdasarkan kurva pertumbuhan CDC sesuai jenis kelamin. Pada anak-anak dan remaja umur 2 sampai 19 tahun, obesitas ditentukan berdasarkan IMT pada persentil 95 ke atas berdasarkan kurva pertumbuhan IMT CDC sesuai jenis kelamin dan umur. 19,20 Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih +1 SD atau BBTB110, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis 9 kelamin menurut Asuhan nutrisi Pediatrik digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Untuk anak 2 tahun, menggunakan grafik IMT WHO 2006 dengan kriteria overweight Z score + 2, obesitas +3, sedangkan untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah diatas P85 hingga P95 sedangkan untuk obesitas ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000. 16,17

2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi