digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
2 Tanyak jawab 3 Lempar lagi pertanyaan
4 Kesalahan makna berpulang terkoreksi 5 Makna yang terbangun semakin mantap
6 Kualitas hasil belajar meningkat. d.  Kegiatan  refleksi  yaitu  memikirkan  kembali  apa  yang  diperbuat
dipikirkan. 1 Mengapa demikian?
2 Apakah hal itu berlaku untuk…..? 3 Untuk perbaikan gagasan maknai
4 Untuk tidak mengulangi kesalahan 5 Peluang lahirnya gagasan baru.
Dalam  pembelajaran  aktif,  siswa  diposisikan  sebagai  inti  dalam kegiatan  belajar  mengajar.  Pembelajaran  aktif  adalah  pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik.
11
Sistem pengajarannya  yang  demikian,  peserta  didik  berpikir  dan  memahami  mata
pelajaran  yang  demikian,  peserta  didik  berpikir  dan  memahami  mata pelajaran bukan sekedar mendengar, menerima, dan mengingat-ingat. Setiap
11
Aris  Saifuddin,  Pembelajaran  Efektif,  Bandung:  PT  Remaja  Rosdakarya,  2014,  h. 33
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
mata pelajaran harus diolah dan diinterprestasikan sedemikian rupa sehingga masuk akal.
12
Pembelajaran aktif
menuntut setiap
siswa secara
aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran
yang  memecahkan  persoalan  atau  mengaplikasikan  apa  yang  baru  mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
13
Adapun tujuan dari metode snowball throwing antara lain : a.  Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
b.  Menjadikan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran c.  Peserta didik akan lebih serius dalam belajar
d.  Meningkatkan hasil belajar siswa 3. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing
FASE TINGKAH LAKU
Fase 1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi Menyampaikan
seluruh tujuan
dalam pembelajaran dan memotivasi.
Fase 2 Menyajikan informasi
Menyajikan informasi
tentang materi
pembelajaran siswa Fase 3
-  Memberikan  informasi  kepada  siswa
12
E.  Mulyasa,  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi,  Bandung:  PT.  Remaja  Rosdakarya, 2003, h. 240-241
13
Hasyim Zaini, dkk, Strategi Pembelajaraan Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2002, h. 111
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Mengorganisasi  siswa ke  dalam  kelompok-
kelompok belajar tentang prosedur  pelaksanaan pembelajaran
snowball throwing -  Membagi  siswa  ke  dalam  kelompok-
kelompok belajar Fase 4
Membimbing kelompok  belajar  dan
belajar -  Memanggil
ketua kelompok
dan menjelaskan  materi  serta  pembagian  tugas
kelompok. -  Meminta  ketua  kelompok  kembali  ke
kelompok masing-masing
untuk mendiskusikan  tugas  yang  diberikan  guru
dengan anggota kelompok. -  Memberikan  selembar  kertas  kepada  setiap
kelompok  dan  meminta  kelompok  tersebut menulis  pertanyaan  sesuai  materi  yang
dijelaskan guru. -  Meminta
setiap kelompok
untuk menggulung  dan  melemparkan  pertanyaan
yang  telah  ditulis  pada  kertas  kepada kelompok lain.
-  Meminta  setiap  kelompok  menuliskan jawaban  atas  pertanyaan  yang  didapatkan
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
dari  kelompok  lain  pada  kertas  kerja tersebut.
Fase 5 Evaluasi
Guru meminta
setiap kelompok
untuk membacakan  jawaban  atau  pertanyaan  yang
diterima dari kelompok lain. Fase 6
Memberi penilaian
penghargaan Memberikan  penilain  terhadap  hasil  kerja
kelompok.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing Kelebihan dari metode snowball throwing antara lain:
a.  Suasana  pembelajaran  menjadi  menyenagkan  karena  siswa  seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
b.  Siswa  dapat  mengembangkan  kemampuan  berpikir  karena  diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.
c.  Membuat  siswa  siap  dengan  berbagai  kemungkinan  karena  siswa  tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d.  Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. e.  Ketiga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.
14
14
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ibid.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan kelemahan dari metode snowball throwing antara lain: a.  Sangat bergantung pada  kemampuan  siswa   dalam  memahami  materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal  yang  dibuat  siswa  biasanya  hanya  seputar  materi  yang  sudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan. b.  Ketua  kelompok  yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu
menjadi penghambat bagi angggota lain untuk memahami materi. c.  Memerlukan waktu yang panjang.
d.  Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar. e.  Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
15
B. Tinjauan tentang  Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama  Islam  adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,  bertaqwa,  dan  berakhlak  mulia  dalam  mengamalkan    ajaran
agama  Islam  dari  sumber  utamanya  kitab  suci  Al- Qur’an  dan  Al-Hadits,
melalui  kegiatan  bimbingan,  pengajaran,  latihan,  serta  penggunaan pengalaman.
16
15
Ibid., h. 177
16
Abdul  Majid,  Belajar  dan  Pembelajaran  Pendidikan  Agama  Islam,  Bandung:  PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h. 11
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Menurut  Zakiyah  Daradjat,  Pendidikan  Agama  Islam  adalah  suatu usaha  untuk  membina  dan  mengasuh  peserta  didik  agar  senantiasa  dapat
memahami kandungan ajaran  Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan,  yang  pada  akhirnya  dapat  mengamalkan  serta  menjadikan  Islam
sebagai pandangan hidup. Pendidikan  agama  juga  diartikan  sebagai  pendidikan  dengan
melalui  ajaran-ajaran  agama  Islam,  yakni  berupa  bimbingan  dan  asuhan terhadap  anak  didik  agar  nantinya  setelah  selesai  dari  pendidikan,  ia  dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan    agama  Islam  itu sebagai  suatu pandangan  hidupnya  demi  keselamatan  dan  kesejahteraan  hidup  di  dunia
maupun di akhirat kelak.
17
Tayar  Yusuf  mengartikan  Pendidikan  Agama  Islam  sebagai  usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan,
dan  keterampilan  kepada  generasi  muda  agar  kelak  menjadi  manusia muslim,  bertaqwa  kepada  Allah  SWT.,  berbudi  pekerti  luhur,  dan
berkepribadian  yang  memahami,  menghayati,  dan  mengamalkan  ajaran agama  Islam  dalam  kehidupannya,  sedangkan  menurut  A.  Tafsir,
Pendidikan  Agama  Islam  adalah  bimbingan  yang  diberikan  seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam.
17
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A. H. Ba’adillah Press,
2002, cet. Ke-1, h. 37
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya terliput  dalam  lingkup  Al-
Qur’an  dan  Al-Hadits,  keimanan,  akhlak,  fiqh ibadah,  dan  sejarah  kebudayaan  Islam  sekaligus  menggambarkan  bahwa
ruang  lingkup  Pendidikan  Agama  Islam  mencakup  perwujudan  keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri
sendiri,  sesama  manusia,  makhluk  lainnya  maupun  lingkungannya  hablun minallah wa hablun minannas.
Jadi,  Pendidikan  Agama  Islam  merupakan  usaha  sadar  yang dilakukan  pendidik  dalam  mempersiapkan  peserta  didik  untuk  meyakini,
memahami,  dan  mengamalkan  ajaran  Islam  melalui  kegiatan  bimbingan, pengajaran  atau  pelatihan  yang  telah  direncanakan  untuk  mencapai  tujuan
yang telah ditetapkan. Dengan  demikian,  Pendidikan  Agama  Islam  adalah  usaha  sadar
untuk  membina,  menanamkan,  dan  membiasakan  peserta  didik  agar berperilaku  sesuai  dengan  ajaran-ajaran  agama  Islam  bukanlah  sekedar
pengetahuan,  pembinaan  mental  jasmani  dan  intelek  semata,  akan  tetapi bagaimana  pengetahuan  dan  pengalaman  yang  telah  didapatkan  itu  dapat
dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan  Agama  Islam  di  sekolah  madrasah  bertujuan  untuk menumbuhkan  dan  meningkatkan  keimanan  melalui  pemberian  dan
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
pemupukan  pengetahuan,  penghayatan,  pengamalan  serta  pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus  berkembang  dalam  hal  keimanan,  ketaqwaannya,  berbangsa  dan bernegara,  serta  untuk  dapat  melanjutkan  pada  jenjang  pendidikan  yang
lebih tinggi. Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut: a. Memahami ajaran agama
Memahami ajaran agama Islam  yang bersumber dari Al- Qur’an
dan  Al-Hadits  serta  menyimpulkan  hukum  dari  ayat-ayatnya  untuk keperluan negara, masyarakat, dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam
QS. At-Taubah 9 ayat 122:
ْم ْ م  قْ ف  لك  ْ م  ف   اْ لف  ً فاك  ا فْ يل  مْ ْلا  اك  ام فئاط
ْم لعل  ْم ْيل  ا عج  ا   ْم مْ ق ا ْ يل   ي لا يف ا قفتيل ْحي
“Tidak  sepatutnya  bagi  mukminin  itu  pergi  semuanya  ke  medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa  orang  untuk  memperdalam  pengetahuan  mereka  tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya .”
18
18
Departemen  Agama  RI,  Al- Qur’an  dan  Terjemahnya,  Surabaya:  Pustaka  Assalam,
2010, h. 277
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
b. Keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW. telah menunjukkan praktik-praktik budi
pekerti  dan  amal  perbuatan  serta  ucapan-ucapan  sehingga  menjadi  suri tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.
c. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat Mengarahkan  pendidikan  anak  untuk  mencapai  kebahagiaan
hidup  di  dunia  dan  akhirat  dengan  melaksanakan  ajaran  Agama  Islam seutuhnya.
d. Persiapan untuk bekerja Agama  Islam  memerintahkan  kepada  semua  pemeluknya  agar
giat  bekerja  dan  jangan  mengharapkan  hujan  dari  langit.  Kebahagiaan hidup  ditentukan  oleh  amal  perbuatan  seseorang,  apabila  mengerjakan
perbuatan  yang  baik  amal  saleh,  maka  ia  akan  memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah SWT. dalam QS. Al-
An’am 6 ayat 132:
م    اج د لكل ل ْعي ا ع لفاغب كب  ام  ا ل ع ا
“Dan  masing-masing  orang  memperoleh  derajat-derajat  seimbang dengan  apa  yang  dikerjakannya.  Dan  Tuhanmu  tidak  lengah  dari  apa
yang mereka kerjakan .”
19
Pada  intinya  Pendidikan  Agama  Islam  mempunyai  tujuan  yang berintikan tiga aspek,  yakni aspek iman, ilmu dan amal. Dengan demikian,
19
Ibid, h. 195