Kemampuan membaca Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Slow Learner

50 ekstrakurikuler mengantarkannya dalam turnamen futsal antar sekolah. Turnamen futsal yang diikuti Upin dilaksanakan pada tanggal 4-6 Maret 2015 di SMP Immaculata, bertepatan dengan waktu pelaksanaan penelitian ini. Tim futsal sekolah Upin sempat menang di hari kedua, yaitu melawan SD Tarakanita dengan skor 3-1, tetapi pada hari pertama dan ketiga timnya kalah, sehingga tidak berhasil membawa piala. Berikut ini adalah salah satu foto ketika Upin mengikuti turnamen futsal. Gambar 4. Upin sedang mengikuti turnamen futsal

c. Kemampuan membaca

Motivasi belajar Upin juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam membaca. Hingga saat ini, Upin belum mampu membaca dengan lancar. Upin masih membaca dengan terbata-bata atau terputus-putus. Upin pun belum tepat dalam melafalkan huruf, khususnya hurut „t‟. Huruf „t‟ dilafalkan „the‟. Rendahnya kemampuan membaca yang dimiliki Upin juga dipengaruhi oleh keterlambatannya dalam aspek perkembangan berbicara, seperti yang diungkapkan Ibu Upin bahwa Upin baru dapat berbicara ketika usianya lima tahun, itu pun baru mengucapkan satu kata. 51 Upin juga kesulitan untuk membaca kata yang telah mendapatkan imbuhan dan memahami kalimat. Sebagai contoh, ada kata dilaksanakan, dibaca dislaknakan, pendaftaran dibaca pendatatan. Demikian pula ketika mengerjakan soal, antara pertanyaan dan jawaban yang diberikan tidak nyambung, sebagai contoh soal, “Apakah yang perlu dilakukan pengirim dan penerima pesan?”, Upin menjawabnya, “Selamat pagi.”, “Apa akibat banjir bandang?”, Upin menjawab, “Membuang sampah sembarangan.”. Meskipun demikian, Upin sudah hafal semua huruf. Hal ini terbukti ketika peneliti memintanya menunjuk huruf yang peneliti ucapkan, Upin mampu menunjuk huruf dengan tepat pada penelitian hari pertama. Kesulitan membaca yang dialami Upin membuatnya sering diejek dan ditertawakan oleh teman-temannya. Hasil observasi tanggal 27 Februari 2015 menunjukkan ada seorang teman Upin mengejeknya dengan menyebutkan, “Baca aja nggak bisa.”. Upin pun menjawab, “Iso ya.” Temannya kemudian menantang Upin untuk membaca, “Coba kalau bisa, baca ini mengambil buku dan menunjuk judulnya. Upin pun mencoba membaca judul buku itu dengan terbata-bata, “The…mu…kan be...da…nya. “ Kemudian Upin pun mengatakan, “Aku iso to?”. Temannya pun diam. Rendahnya kemampuan membaca yang dimiliki Upin membuatnya sering mendapatkan nasihat dari guru, seperti guru Pendidikan Agama dan guru kelas yang memintanya untuk sering 52 membaca. Guru pun sering menunjuk Upin untuk membacakan teks pada saat proses pembelajaran sebagai latihan, seperti pada observasi I, II, IV, dan V. Hal inilah yang membuat Upin giat belajar agar kemampuan membacanya meningkat.

d. Kondisi lingkungan