Pengendalian Analisis Manajemen Bina Mandiri Wirausaha Lazismu Surabaya 1. Perencanaan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
juga mengajukan pinjaman, dan kadang antrian itu panjang. Anggota Lazismu yang kembali meminjam uang ke rentenir menurutnya karena terpaksa dari
adanya desakan kebutuhan yang membutuhkan waktu yang cepat untuk segera dipenuhi.
89
Dorongan untuk meminjam ke Lazismu menurut Khusnul, bukan untuk modal usaha, tetapi lebih karena desakan kebutuhan. Beliau mencontohkan
seperti misalnya biaya ketika anak sakit. Mereka tidak bisa menjual asset untuk dijual karena tidak memiliki. Sampai akhirnya ada yang punya rumah meskipun
kecil akhirnya hilang karena tidak mampu membayar hutang. Jumlah anggota BMW di Kedinding yang masih pinjam di rentenir menurutnya masih banyak.
Meskipun ada pembinaan yang dilakukan Lazismu namun perilaku warga Kedinding tersebut masih tetap. Materi pengajian yang disampaikan belum
benar-benar dihayati bahwa riba merupakan larangan Allah.
90
Anggota BMW ada yang berhasil menjalankan usaha dan ada juga yang gagal. Anggota BMW yang gagal menjalankan usaha menurut penurut Khusnul
disebabkan kurang baiknya pengaturan ekonomi keluarga dan gaya hidup boros. Sehingga kurang bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran keluarga.
Selain itu juga disebabkan kurangnya pengendalian diri untuk tidak meminjam ke rentenir lagi.
Salah satu yang masih terjerat rentenir adalah Ketua Kelompok BMW di Kedinding, yaitu Sarwi. Sarwi memiliki menantu yang memiliki gangguan
89
Ibid.
90
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
115
jiwa. Ketika penyakit jiwa ini kambuh membutuhkan biaya banyak. Ia juga harus menanggung biaya hidup cucunya. Karena desakan kebutuhan inilah
akhirnya Bu Sarwi harus meminjam uang ke rentenir sampai utangnya sangat banyak.
91
Di sisi lain, anggota BMW juga ada yang berhasil menjalankan usaha dan tidak lagi pinjam ke rentenir. Seperti yang dialami oleh Yu Ma, warga
Kedinding Gang Delima yang menjalankan usaha berjualan sembako dan sayur di rumahnya. Jika sayur yang dijual masih sisa banyak, beliau akan menjualnya
secara keliling ke gang-gang sekitar rumahnya sehingga tidak ada sayur yang terbuang. Yu Ma mengaku selalu datang mengikuti pembinaan yang di berikan
oleh Lazismu bersama-sama dengan para tetangganya yang lain. Mereka akan menyewa angkutan umum secara patungan.
92
Materi pembinaan dirasakan manfaatnya oleh Khusnul. Khusnul menjelaskan materi yang disampaikan selama ini sudah sesuai dengan
kebutuhan pengusaha
kecil diantaranya
menjelaskan bagaimana
mengembangkan usaha dan melakukan manajemennya. Salah satu materi yang diterapkan Khusnul sampai sekarang adalah tentang pembukuan, yaitu dengan
tertib mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan. Sehingga kalau dapat rejeki tidak langsung dihabiskan, paling tidak bisa untuk modal jualan
selanjutnya.
93
91
Ibid.
92
Yu Ma, Wawancara, Surabaya, 11 Juni 2017.
93
Khusnul, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2017.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
116