Efektifitas Mekanisme Imbalan Penggerakan a. Tingkat Semangat Kerja SDM dakwah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 113

E. Implikasi Bina Mandiri Wirausaha Lazismu Surabaya bagi Masyarakat

Untuk mendapatkan data mengenai implikasi program Bina Mandiri Wirausaha peneliti mewawancarai anggota kelompok Bina Mandiri Wirausaha yaitu Khusnul dan Yu Ma. Khusnul sendiri merupakan penjual baju muslim yang memiliki toko di daerah Tenggumung Surabaya. Beliau juga telah memiliki reseller. Dari Lazismu beliau mendapatkan pinjaman modal sebesar satu juta lima ratus. Khusnul yang telah mengikuti program BMW sejak awal menceritakan dulu di Kedinding ada dua kelompok yang mengikuti kegiatan Lazismu, namun satu kelompok sudah bubar, masih tersisa satu kelompok yang bertahan hingga saat ini. Satu kelompok yang masih bertahan tersebut masih berjualan dan masih meminjam ke Lazismu sampai sekarang. 88 Menurut cerita Khusnul kelompok yang bubar tersebut disebabkan masalah internalnya sendiri. Diantara anggota kelompok tersebut ada yang masih bergumul dengan riba meskipun mengikuti program BMW. Menurutnya hal itu disebabkan karena pengaruh lingkungan yang kuat untuk meminjam ke rentenir. Khusnul bercerita bahwa di daerah Kedinding ada banyak sekali rentenir. Dalam satu gang saja bisa menjadi 14 orang. Tiap-tiap gang memiliki rentenirnya sendiri-sendiri. Anggota Lazismu tersebut umumnya memiliki kebutuhan yang lebih besar melebihi pendapatan yang diterimanya. Selain itu faktor lain yang juga mendorong mereka meminjam kembali ke rentenir adalah proses pencairan peminjaman di Lazismu yang membutuhkan waktu, tidak bisa langsung cair. Untuk pinjam ke Lazismu harus antri dengan orang-orang yang 88 Khusnul, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 114 juga mengajukan pinjaman, dan kadang antrian itu panjang. Anggota Lazismu yang kembali meminjam uang ke rentenir menurutnya karena terpaksa dari adanya desakan kebutuhan yang membutuhkan waktu yang cepat untuk segera dipenuhi. 89 Dorongan untuk meminjam ke Lazismu menurut Khusnul, bukan untuk modal usaha, tetapi lebih karena desakan kebutuhan. Beliau mencontohkan seperti misalnya biaya ketika anak sakit. Mereka tidak bisa menjual asset untuk dijual karena tidak memiliki. Sampai akhirnya ada yang punya rumah meskipun kecil akhirnya hilang karena tidak mampu membayar hutang. Jumlah anggota BMW di Kedinding yang masih pinjam di rentenir menurutnya masih banyak. Meskipun ada pembinaan yang dilakukan Lazismu namun perilaku warga Kedinding tersebut masih tetap. Materi pengajian yang disampaikan belum benar-benar dihayati bahwa riba merupakan larangan Allah. 90 Anggota BMW ada yang berhasil menjalankan usaha dan ada juga yang gagal. Anggota BMW yang gagal menjalankan usaha menurut penurut Khusnul disebabkan kurang baiknya pengaturan ekonomi keluarga dan gaya hidup boros. Sehingga kurang bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran keluarga. Selain itu juga disebabkan kurangnya pengendalian diri untuk tidak meminjam ke rentenir lagi. Salah satu yang masih terjerat rentenir adalah Ketua Kelompok BMW di Kedinding, yaitu Sarwi. Sarwi memiliki menantu yang memiliki gangguan 89 Ibid. 90 Ibid.