Tingkat Kemangkiran SDM dakwah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 112 syarat berupa agunan, namun sekarang anggota harus menyerahkan agunan sebagai jaminan peminjaman. Agunan yang diberikan biasanya berupa BPKB. Selan itu Lazismu juga mereapkan syarat adanya penjamin, sehingga ketika kedepannya anggota mengalami kesulitan dalam pembayaran maka penjamin tersebutlah yang akan membayarkan angsuran. Sebelumnya manajemen BMW juga tidak pernah menagir para anggota yang tidak membayar angsuran berbulan-bulan. Akibatnya anggota tidak segan untuk tidak membayar angsuran dan cenderung meremehkan kewajibannya untuk mengembalikan dana pinjaman karena mereka nantinya akan dibebaskan oleh Lazismu. Dengan adanya sistem penagihan ini maka anggota yang awalnya meremehkan, cenderung telah berubah menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengambalikan dana pinjaman. Dari tindakan korentif ini manajemen BMW akhirnya bisa bertahan hingga kini karena jumlah uang yang tidak kembali dari awalnya lebih dari 25 menjadi kurang dari 5. Namun sistem pengendalian Lazismu kepada anggota masih rendah, yang mengakibatkan dana pinjaman yang diberikan tidak bisa dipastikan apakah benar-benar digunakan untuk modal usaha atau untuk konsumsi. Dampaknya beberapa anggota tidak mampu mengembalikan dana pinjaman tersebut karena telah habis dikonsumsi. Bahkan ada beberapa diantaranya yang kembali meminjam kepada rentenir karena desakan kebutuhan yang menuntut pemenuhan yang cepat sedangkan jika meminjam ke Lazismu harus menunggu antrian pinjaman dengan anggota-anggota yang lain. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 113

E. Implikasi Bina Mandiri Wirausaha Lazismu Surabaya bagi Masyarakat

Untuk mendapatkan data mengenai implikasi program Bina Mandiri Wirausaha peneliti mewawancarai anggota kelompok Bina Mandiri Wirausaha yaitu Khusnul dan Yu Ma. Khusnul sendiri merupakan penjual baju muslim yang memiliki toko di daerah Tenggumung Surabaya. Beliau juga telah memiliki reseller. Dari Lazismu beliau mendapatkan pinjaman modal sebesar satu juta lima ratus. Khusnul yang telah mengikuti program BMW sejak awal menceritakan dulu di Kedinding ada dua kelompok yang mengikuti kegiatan Lazismu, namun satu kelompok sudah bubar, masih tersisa satu kelompok yang bertahan hingga saat ini. Satu kelompok yang masih bertahan tersebut masih berjualan dan masih meminjam ke Lazismu sampai sekarang. 88 Menurut cerita Khusnul kelompok yang bubar tersebut disebabkan masalah internalnya sendiri. Diantara anggota kelompok tersebut ada yang masih bergumul dengan riba meskipun mengikuti program BMW. Menurutnya hal itu disebabkan karena pengaruh lingkungan yang kuat untuk meminjam ke rentenir. Khusnul bercerita bahwa di daerah Kedinding ada banyak sekali rentenir. Dalam satu gang saja bisa menjadi 14 orang. Tiap-tiap gang memiliki rentenirnya sendiri-sendiri. Anggota Lazismu tersebut umumnya memiliki kebutuhan yang lebih besar melebihi pendapatan yang diterimanya. Selain itu faktor lain yang juga mendorong mereka meminjam kembali ke rentenir adalah proses pencairan peminjaman di Lazismu yang membutuhkan waktu, tidak bisa langsung cair. Untuk pinjam ke Lazismu harus antri dengan orang-orang yang 88 Khusnul, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2017.