Sejarah Berdirinya LAZIS Muhammadiyah Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
dari seorang donatur yang menginformasikan tentang adanya orang-orang yang terjerat rentenir di daerah Kedinding Surabaya sampai harus menggadaikan
rumahnya kepada rentenir tersebut karena tidak mampu mengembalikan hutang dan besarnya bunga.
9
Dari cerita tersebut akhirnya ketua Lazismu pada saat itu yaitu Yatno dan Sunarko selaku bendahara Lazismu mendiskusikannya dengan
para pengurus yang lain. Pernyataan ketua Lazismu tersebut senada dengan pernyataan Ketua
program BMW. Beliau menjelaskan bahwa adanya program BMW dilatar belakangi karena adanya keprihatinan bahwa biasanya usaha kecil itu biasanya
banyak yang terjerat kepada rentenir. Ketua program BMW menilai adanya kecendrungan pengusaha kecil untuk meminjam modal ke rentenir dikarenakan
ketidak mampuan mereka untuk meminjam uang di bank. Ketidak mampuan ini disebabkan mereka tidak memiliki jaminan untuk meminjam uang di bank.
Kejadian pengusaha kecil yang meminjam uang ke rentenir ini juga banyak dijumpai di lingkungan informan bahwa pengusaha kecil rata-rata jika pinjam
uang akan meminjam ke rentenir.
10
Fenomena sosial tersebut sesuai dengan pasal 5 ayat 3 Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 01PEDI.0B2017 tentang
LAZISMU dijelaskan bahwa salah satu tujuan pengelolaan dana ZISKA adalah meningkatkan kemampuan ekonomi umat melalui pemberdayaan usaha-usaha
produktif. LAZISMU diperbolehkan membangun perusahaan dari uang zakat,
9
Sunarko, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2017.
10
Achmad Sudjai, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2017.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
untuk kemudian kepemilikan dan keuntungannya diberikan kepada mustahiq dalam jumlah yang relatif besar sehingga terpenuhi kebutuhan para mustahiq
dengan lebih leluasa. Lazismu juga bisa memberdayakan para mustahiq di dalam pengelolaan perusahaan yang didirikannya dengan bentuk memberikan
kesempatan kerja. Lazismu dapat membuka peluang usaha bagi para pelaku usaha yang tergolong dalam kategori fakir miskin.
11
Atas dasar pertimbangan tersebut dibentuklah UKM-BMW Unit Keuangan Mikro – Bina Mandiri Wirausaha. UKM-BMW ini menyalurkan
dana pinjaman tanpa bunga kepada para pelaku usaha mikro yang tergolong dalam kategori fakir, miskin dan fisabilillah. Para pelaku usaha mikro binaan
UKM-BMW LAZISMU Kota Surabaya berasal dari berbagai sector usaha diantaranya makanan, minuman dan kerajinan.