digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
peneliti untuk mendapatkan data-data tertentu yang sulit digali dengan wawancara.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara semi terstruktur.
6
Peneliti telah menyusun poin-poin penting dalam konsep manajemen, namun tidak sampai pada penyusunan instrumen wawancara. Poin-poin
itulah yang peneliti jadikan pijakan dalam melakukan wawancara. Peneliti juga mengembangkan poin-poin tersebut sesuai dengan data yang peneliti
terima ketika melakukan proses wawancara. Metode pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini adalah
diskusi dan observasi. Metode diskusi dalam penelitian ini dilakukan melalui obrolan informal keakraban yang dilakukan oleh peneliti dengan
para pengurus. Melalui diskusi ini diketahui bagaimana pemaknaan pengurus Lazismu atas pekerjaannya sebagai pengurus Lazismu.
Pemaknaan inilah yang menggerakkan mereka dalam menjalankan tugas- tugas organisasi. Sedangkan metode observasi dilakukukan peneliti adalah
dengan mengikuti program pembinaan yang diberikan Lazismu kepada anggota program BMW. Dalam proses observasi tersebut peneliti
mengamati isi acara dan panitia penyelenggara acara. Dari proses observasi ini peneliti mendapatkan gambaran kongrit mengenai penyelenggaraan
kegiatan pembinaan untuk anggota BMW.
6
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012, 233
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
5. Metode Triangulasi Data
Dalam penelitian kualitatif, faktor keabsahan data juga perlu diperhatikan. Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk
pengumpulan data kepada beberapa informan. Setelah itu dilakukan uji silang terhadap informasi yang telah didapatkan untuk memastikan tidak
ada informasi yang bertentangan. Apabila ternyata ada informasi yang bertentangan peneliti harus mengonfirmasi perbedaan itu kepada informan.
Hasil informasi itu perlu diuji lagi dengan informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi itu bertentangan dengan informasi-
informasi yang telah dihimpun sebelumnya.
7
Proses triangulasi tersebut di atas dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat
peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaa-perbedaan dan tidak ada lagi perbeda-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan
kepada informan.
8
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi merupakan ide bahwa melihat sesuatu hal dari beberapa sudut
pandang bisa meningkatkan keakuratan.
9
Triangulasi dilakukan dengan cara mewawancari 3 orang pengurus Lazismu Surabaya untuk mendapatkan
gambaran yang akurat tentang proses manajerial dalam program BMW.
7
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Atas Penguasaan Model Aplikasi
, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007, 203.
8
Ibid., 204.
9
W. Lawrence Neuman, Metodologi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7,
Jakarta : Indeks, 2015, 186.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
Pernyataan salah satu informan akan dihubungkan dan dibandingkan dengan informan yang selainnya. Peneliti akan melihat kekonsistenan
jawaban dari ketiga informan tersebut sehingga di dapatkan data yang akurat.
Pernyataan dari ketiga informan ini juga ada yang bersifat saling melengkapi karena keterbatasan pengamatan masing-masing informan
mengenai kejadian manajerial tertentu. Misalnya pada kegiatan yang sifatnya teknis lebih diketahui oleh salah satu informan karena beliau yang
menjalankan teknis kegiatannya. Pada data yang demikian peneliti kesulitan untuk membandingkan melalui informan yang lain. Oleh karena itu dalam
menguji keakuratan data teknis, peneliti menggunakan cara observasi langsung dengan mengikuti kegiatan pembinaan yang dilakukan Lazismu
Pengukuran validitas dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunjukkan hubungan yang tetap antara konsep abstrak yang telah
didefinisikan dan ukuran yang telah dikalibrasi secara cermat untuk penampilan empirisnya.
10
Agar dianggap valid, klaim kebenaran peneliti harus masuk akal dan cukup baik untuk dimengerti oleh banyak orang.
masuk akal disini maksudnya peneliti tidak mengklaim bahwa pernyataannya adalah satu-satunya kebenaran di dunia, melainkan
merupakan deskripsi yang kuat dan persuasif yang mengungkapkan pengalaman asli peneliti dengan data empiris.
11
Penelitian kualitatif
10
Ibid., 242.
11
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
memperoleh validitas ketika didukung oleh berbagai potongan data empiris yang beragam.
E. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung sampai selesai dalam periode tertentu. Jika data yang diperoleh
dari wawancara belum memuaskan, maka peneliti melakukan wawancara lagi sampai data yang diperoleh sesuai dengan keinginan peneliti.
Analisis data dibagi menjadi tiga tahapan sesuai yang dijelaskan Miles dan Huberman dikutip dalam Sugiyono, yaitu:
1. Reduksi Data Data Reduction Reduksi data dalam penelitian yaitu menyederhanakan dan menyeleksi hal-hal
penting yang menjadi pokok dalam permasalahan. Data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data pada tahap selanjutnya. Reduksi data juga memudahkan peneliti untuk mencari dan menemukan kembali data saat diperlukan.
2. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi:
a. Teks naratif b. Grafik, matrik, jaringan, dan bagan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teks naratif dalam menyajikan data penelitian. Peneliti mendeskripsikan semua informasi yang ada di lapangan dan
mengolah hasil wawancara dengan informan mengenai proses manajemen LAZISMU pada komunitas BMW. Pengolahan data dan hasil wawancara di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
lapangan kemudian diklarifikasi sampai peneliti membuat suatu simpulan. Simpulan ini disajikan dengan teks naratif.
3. Simpulan Penarikan simpulan dalam kualitatif dilakukan peneliti secara terus-menerus
berdasarkan data-data dengan bukti yang valid. Dalam tahapan ini pengecekan ulang perlu dilakukan agar data yang diperoleh sama dengan informasi dan
catatan yang diperoleh peneliti sebelumnya.
12
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 247.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
BAB IV MANAJEMEN BINA MANDIRI WIRAUSAHA LEMBAGA AMIL ZAKAT
INFAK DAN SHODAQOH MUHAMMADIYAH SURABAYA
A. Profil Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya
1. Sejarah Berdirinya LAZIS Muhammadiyah Surabaya
LAZIS Muhammadiyah Surabaya lahir berdasarkan adanya amanat dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang arahan untuk berdirinya
LAZIS Muhammadiyah sampai dengan tingkat daerah. LAZIS Muhammadiyah Kota Surabaya dibentuk dan didirikan pada tanggal 14
September 2007 dengan SK dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya. Berdirinya LAZIS Muhammadiyah juga didorong adanya
Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat sebagai dasar hukum bagi organisasi masyarakat guna menggali sumber dana ZIS
Undang – undang ini dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan zakat secara profesional.
1
Selain adanya Undang-Undang tentang pengelolaan zakat, berdirinya Lazismu juga berangkat dari karakteristik organisasi
Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah yang berkemajuan dan
1
Wahanani Mawasti. “Usaha Penyadaran Berzakat dan Penumbuhan Kepercayaan Masyarakat Muslim Kelas Menengah Terhadap Lembaga Amil Zakat, Infaq Shodaqoh Muhammadiyah
Surabaya” Tesis—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016, 56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
memiliki berbagai amal usaha sosial, seperti panti asuhan bagi anak yatim piatu dan orang jompo, balai kesehatan dan sekolah, yang dimaksudkan
untuk memberdayakan kaum mustad’afin dan memberikan kemudahan pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin. Untuk menjalankan berbagai
amal suaha, organisasi Muhammadiyah sangat bergantung pada dana zakat, infak dan shodaqoh yang ada di masyarakat. Oleh karena itu selaras dengan
adanya undang-undang pengelolaan zakat dan juga karakter organsiasi Muhammadiyah maka dibentuklah LAZIS Muhammadiyah sebagai LAZIS
yang berkemajuan.
2
Di dalam organisasi besarnya yakni Muhammadiyah, Lazismu memiliki peran sebagai fund rising di dalam Muhammadiyah. Berpijak pada
poissi LAZISMU sebagai lembaga intermediate, maka dalam penyaluran dan pendayagunaan dana ZISKA bersinergi dengan berbagai lembaga baik
di internal Muhammadiyah maupun lembaga di luar Muhammadiyah.
3
Misalnya dengan MPM dalam program pemberdayaan masyarakat, dengan MEK dalam pembentukan Maida Bakery, dengan MPS dalam program
kurban Pak Kumis, dll.
2. Visi, Misi dan Kebijakan Strategis LAZIS Muhammadiyah Surabaya
Visi LAZIS Muhammadiyah adalah Menjadi lembaga zakat terpercaya sesuai dengan tujuan Muhammadiyah.
4
2
Ibid.
3
Redaksi, “Bergerak Serentak Berdayakan Ekonomi Umat Dengan Ziska”, Majalah Donatur LAZIS Muhammadiyah, Edisi 111, April, 2017, 11.
4
LAZIS Muhammadiyah Kota Surabaya, Majalah Donatur LAZIS Muhammadiyah, Edisi 111, April, 2017, 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
Dalam rangka mencapai visi organisasi maka LAZIS Muhammadiyah memiliki beberapa misi organisasi, diantaranya : 1 Optimalisasi kualitas
pengelolaan ZIS yang amanah, professional dan transparan; 2 Optimalisasi pendayagumaam ZIS yang kreatif, inovatif, dan produktif; dan
3 Optimalisasi pelayanan donator.
5
3. Susunan Pengurus Lazismu Kota Surabaya Periode 2015-2020
Struktur organisasi LAZIS Muhammadiyah Surabaya terdiri dari Dewan Syariah, Dewan Pengawas, dan Badan Pengurus. Badan pengurus
LAZIS Muhammadiyah Surabaya terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
Secara rinci Struktur kepengurusan LAZIS Muhammadiyah periode 2015-2020 adalah sebagai berikut :
6
a. Dewan Syariah : Syamsun Aly,MA, Imanan, S.Ag, Imam
Syaukani, M.Ag
b. Dewan Pengawas : Drs. Misrin Hariyadi, Drs. Ezif F. Wasian,
Hamri Al-Jauhari, M.Ag
c. Badan Pengurus
1 Ketua : Sunarko 2 Wakil Ketua : Achmad Sudjai, Abdul Hakim, Imam Ghozali
3 Sekretaris : Andri Kurniawan 4 Wakil Sekretaris : Muhammad Khoirul Anam
5
Ibid.
6
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
5 Bendahara : Syamsul Huda 6 Anggota : Ahmad Ainul Illah, Fathchurrohman, Aksar Wiyono,
Rahmat Edy Hidayat
4. Program LAZIS Muhammadiyah Surabaya
LAZIS Muhammadiyah Surabaya memiliki 3 program yaitu : 1 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Micro Economic Empowerment;
2 Program Pengembangan pendidikan Education Development;
dan 3 Program Pelayanan Sosial dan Dakwah Sosial Dakwah Services.
7
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan UKM BMW Bina Mandiri Wirausaha.
Sedangkan program pengembangan pendidikan dilakukan melalui berbagai macam kegiatan seperti pemberian beasiswa bagi siswa SD, SMP, SMA dan
perguruan tinggi, pemberian bantuan sarana pendidikan bagi siswa kurang mampu, dan lain-lain. Sedangkan program pelayanan sosial dan dakwah
diantaranya melalui bantuan ambulan, bantuan pemberian kursi roda peduli disabilitas, dan lain-lain.
8
B. Profil Bina Mandiri Wirausaha LAZIS Muhammadiyah Surabaya 1. Latar Belakang
Awal mula adanya program BMW menurut Ketua Lazismu Surabaya berasal dari adanya informasi yang diterima oleh ketua Lazismu pada saat itu
7
Sunarko, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2017.
8
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
dari seorang donatur yang menginformasikan tentang adanya orang-orang yang terjerat rentenir di daerah Kedinding Surabaya sampai harus menggadaikan
rumahnya kepada rentenir tersebut karena tidak mampu mengembalikan hutang dan besarnya bunga.
9
Dari cerita tersebut akhirnya ketua Lazismu pada saat itu yaitu Yatno dan Sunarko selaku bendahara Lazismu mendiskusikannya dengan
para pengurus yang lain. Pernyataan ketua Lazismu tersebut senada dengan pernyataan Ketua
program BMW. Beliau menjelaskan bahwa adanya program BMW dilatar belakangi karena adanya keprihatinan bahwa biasanya usaha kecil itu biasanya
banyak yang terjerat kepada rentenir. Ketua program BMW menilai adanya kecendrungan pengusaha kecil untuk meminjam modal ke rentenir dikarenakan
ketidak mampuan mereka untuk meminjam uang di bank. Ketidak mampuan ini disebabkan mereka tidak memiliki jaminan untuk meminjam uang di bank.
Kejadian pengusaha kecil yang meminjam uang ke rentenir ini juga banyak dijumpai di lingkungan informan bahwa pengusaha kecil rata-rata jika pinjam
uang akan meminjam ke rentenir.
10
Fenomena sosial tersebut sesuai dengan pasal 5 ayat 3 Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 01PEDI.0B2017 tentang
LAZISMU dijelaskan bahwa salah satu tujuan pengelolaan dana ZISKA adalah meningkatkan kemampuan ekonomi umat melalui pemberdayaan usaha-usaha
produktif. LAZISMU diperbolehkan membangun perusahaan dari uang zakat,
9
Sunarko, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2017.
10
Achmad Sudjai, Wawancara, Surabaya, 5 Mei 2017.