3. Gaya Kepemimpinan a. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut Kartini Kartono 2008:34, gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang
membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan menurut Miftah Thoha 2010:49,
gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan. Selanjutnya, Veithzal Rivai dan Deddy
Mulyadi 2012:42 mengemukakan, gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diartikan gaya kepemimpinan adalah sifat,
kebiasaan, watak dan kepribadian seorang pemimpin untuk mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan guna mencapai
tujuan dalam sebuah organisasi.
b. Teori kepemimpinan
Menurut Robbins 2002:163-164, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian
tujuan. Teori-teori tentang kepemimpinan telah mengalami beberapa perubahan-perubahan guna menjelaskan apa yang menjadikan
seseorang pemimpin efektif. Berikut ini adalah empat langkah pendekatan guna menjelaskan apa yang menjadikan seorang
pemimpin efektif: 1 Teori Sifat
Terdapat enam sifat yang membedakan sifat antara pemimpin dengan yang bukan pemimpin, yaitu:
a Semangat dan ambisi b Keinginan untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain
c Kejujuran dan integritas d Percaya diri
e Pintar f Menguasai pengetahuan teknis yang berhubungan dengan
area tanggung jawab mereka Sifat-sifat sendiri masih belum cukup untuk menjelaskan soal
kepemimpinan. Kelemahan utamanya adalah sifat-sifat tersebut mengabaikan faktor keadaan. Memiliki sifat yang sesuai hanya
mampu menjadikan seseorang menjadi sedikit mendekati sosok seorang pemimpin yang efektif. lebih jauh mereka masih harus
melakukan tindakan-tindakan yang benar. 2 Teori Perilaku
Terdapat studi populer yang mengacu pada gaya perilaku, yaitu studi Ohio State dan Universitas Michigan. Studi ini mampu
menciptakan gambaran dalam melihat dan menilai gaya-gaya
kepemimpinan. Studi Ohio State membuat dua kategori untuk membahas tentang perilaku kepemimpinan yang dinamakan
initating structure dan consideration. a Initiating structure mengarah kepada hal di mana seorang
pemimpin mendefinisikan dan menstrukturisasikan peranan dan turunannya dalam usaha pencapaian tujuan. Hal ini
mencakup perilaku yang mencoba untuk mengorganisasikan kerja, hubunga kerja, dan tujuan.
b Consideration tergambar dalam hal ini, di mana seseorang mempunyai hubungan kerja atas dasar kepercayaan,
menghargai gagasan para bawahan dan perhatian akan perasaan mereka. Pemimpin yang termasuk dalam
consideration dapat dikatakan sebagai seorang yang selalu menolong permasalahan pribadia bawahannya, bersikap
ramah dan
dapat didekati,
serta memperlakukan
bawahannya dengan sama. Selanjutnya, dalam buku kepemimpinan dan perilaku organisasi,
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi 2012:8 mengemukakan, studi dari University of Michigan mengidentifikasikan dua gaya
kepemimpinan yang berbeda, disebut sebagai job-centered yang berorientaasi pada pekerjaan dan employee-centered yang
berorientasi pada karyawan.
a Pemimpin yang job-centered Pemimpin yang beorientasi pada tugas menerapkan
pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
Pemimpin ini mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan, dan hukuman untuk memengaruhi sifat-sifat dan prestasi
pengikutnya. b Pemimpin yang berpusat pada bawahan
Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan membantu pengikutnya dalam memuaskan kebutuhannya
dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Pemimpin yang berpusat pada karyawan memiliki perhatian
terhadap kemajuan, pertumbuhan dan prestasi pribadi pengikutnya.
3 Teori Kontijensi Terdapat tiga teori kontinjensi yaitu: teori Fiedler, path-goal,
dan peran serta pemimpin. a Model Fiedler
Model ini menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada pasangan yang cocok antara gaya
kepemimpinan dalam berinteraksi dengan bawahannya dan tingkatan di mana keadaan memberi pengaruh serta kendali
terhadap pemimpin.
b Teori Path-Goal Dalam teori Path-Goal terdapat empat perilaku pemimpin
yaitu: 1 Directive-leader
Membiarkan bawahannya mengetahui apa yang diinginkan
mereka, jadwal
kerja yang
harus diselesaikan, dan memberikan panduan khusus tentang
bagaimana menyelesaikan tugas-tugas. 2 Supportive leader
Bersikap ramah dan memperlihatkan kepedulian terhadap kebutuhan bawahan.
3 Participative leader Berkonsultasi dengan bawahannya dan menerima
saran-saran mereka sebelum membuat suatu keputusan. 4 Achievement-oriented
Mengatur tujuan-tujuan yang memiliki tantangan dan mengharapkan bawahan bekerja pada kinerja tertinggi
mereka. c Peran Serta Pemimpin
Model peran serta pemimpin atau leader-participation dikaitkan dengan perilaku dan peran serta kepemimpinan
dalam pembuatan keputusan.
Teori kontijensi ini serupa dengan teori kepemimpinan situasional yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai dan Deddy
Mulyadi 2012:9, teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa
pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan
tertentu. 4 Pembaruan Teori Sifat: Kepemimpinan yang Kharismatik
Pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang mengilhami pengikutnya untuk meningkatkan dirinya demi kebaikan
organisasi dan yang mampu menemukan pengaruh yang luar biasa atas pengikutnya.
c. Fungsi Kepemimpinan