penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan
aspirasi. 5 Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang suksesefektif mampu mengatur aktivitas anggotanya
secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
d. Indikator Gaya Kepemimpinan
Dalam penelitian ini peneliti mengukur gaya kepemimpinan berdasarkan teori menurut Ralph dan Ronald yang dikutip oleh
Winardi 2000:79, gaya kepemimpinan diukur berdasarkan jenisnya, yaitu:
1 Gaya kepemimpinan Otokratis Gaya
kempemimpinan otokratis
yaitu gaya
kepemimpinan dimana pimpinan banyak mempengaruhi atau menentukan prilaku para bawahannya. Seorang pemimpin yang
menganut gaya ini, menganggap bahwa semua kewajiban dalam mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan,
memberi motivasi dan mengawasi terpusat ditangannya. Serta memutuskan bahwa dialah yang berhak untuk memutuskan dan
mempunyai perasaan
bahwa bawahan
tidak mampu
mengarahkan diri mereka sendiri serta adanya alasan lain untuk beranggapan mempunyai posisi yang kuat dalam mengarahkan
serta mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
Kepemimpinan seperti ini cenderung memberikan perhatian individual ketika memberikan pujian dan kritik, tetapi
berusaha untuk lebih bersikap impersonal dan berkawan dibandingkan dengan bermusuhan secara terbuka.
2 Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya
kepemimpinan demokratis
yaitu gaya
kepemimpinan yang banyak menekankan pada partisipasi anggotanya dari pada kecenderungan pemimpin untuk
menentukan diri sendiri. Ia tidak menggunakan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir dan untuk memberikan
pengarahan tertentu kepada bawahannya, tetapi ia mencari berbagai pendapat dan pemikiran dari para bawahannya
mengenai keputusan yang akan diambil. Pemimpin akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari para
bawahannya sehingga pikiran-pikiran mereka akan selalu meningkat dalam menyampaikan pendapatnya. Para bawahan
juga didorong
agar meningkatkan
kemampuan dan
mengendalikan diri serta menerima tanggung jawab yang besar.
Pemimpin akan lebih sportif dalam menerima masukan- masukan dari para bawahannya, meskipun wewenang terakhir
dalam keputusan terletak pada pimpinan. 3 Gaya kepemimpinan Laissez Faire bebas
Gaya kepemimpinan laissez faire bebas yaitu gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan keputusan
kelompok. Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok serta dalam bertanggung jawab atas
pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan. Pimpinan tidak membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hanya
sedikit melakukan kontak atau hubungan dengan para bawahan sehingga bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan dan
keahlian yang tinggi. Kepemimpinan semaunya sendiri laissez faire memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompok.
Menurut Rivai dan Deddy Mulyadi 2012:37, gaya kepemimpinan seperti itu dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang
secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh Maharani dengan judul “Pengaruh Insentif dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan CV. Permata 7 di Wonogiri Tahun 2006”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh