Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

74 Keterangan : P = Derajat kesukaran B = Banyaknya subyek yang menjawab benar J = Jumlah subyek peserta tes Kriteria derajat kesukaran: Soal dengan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 : sukar Soal dengan 0,30 P ≤ 0,70 : sedang Soal dengan 0,70 P ≤ 1,00 : mudah Tabel 7. Tingkat kesukaran butir Kriteria No. soal Jumlah Sukar 35, 36, 47, 51, 52, 5 Sedang 1, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 26, 27, 31, 33, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 55, 56, 57, 30 Mudah 2, 3, 15, 16, 22, 28, 29, 32, 34, 41, 48, 54, 58, 59, 60 15 Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran P, dapat diketahui bahwa dari 60 butir soal yang telah diujicobakan pada siswa, terdapat 5 butir soal yang tergolong sukar, 30 butir tergolong sedang dan 15 butir soal yang tergolong mudah. Adapun hasil perhitungan indeks kesukaran P selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

L. Teknik Analisis Data

Pada data kuantitatif dapat dijelaskan dengan menggunakan teknik statistik diskriptif yang disebut: modus, median, dan mean. Ketiga teknik ini merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan atas gejala pusat central tendency dari kelompok tersebut. 75 Namun dari tiga macam teknik tersebut yang menjadi ukuran gejala pusatnya berbeda-beda 1. Modus Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang popular yang sedang menjadi mode atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2007:47. 2. Median Median adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar ke yang terkecil Sugiyono, 2007:48. 3. Mean Mean merupakan teknik penjelasan kelompok didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata mean ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut Sugiyono, 2007:47. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Me = ∑ Dimana: Me : Mean rata-rata ∑ : Epsilon baca jumlah Xi : Nilai X ke I sampai ke N N : Jumlah individu Suharsimi Arikunto, 2008:54 76 Teknik analisis data dimaksudkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian atau tentang permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan persentase atau distribusi frekuensi relatif. Dikatakan frekuensi relatif sebab frekuensi yang disajikan disini bukanlah frekuensi yang sebenarnya melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk persenan. Penggunaan persentase frekuensi relatif terhadap skor yang diperoleh dimaksudkan sebagai konversi sebagai konversi untuk memudahkan dalam menganalisa hasil penelitian Sugiyono, 2007. Adapun rumus data persentase adalah sebagai berikut: P = 100 Dimana: f : Frekuensi yang dicari persentasenya N : Number of clases jumlah frekuensi atau banyaknya individu P : Angka persentase Suharsimi Arikunto, 2008:89 Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh kemudian dilakukan interprestasi penilaian kompetensi siswa dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan pihak sekolah yaitu 70. Adapun interprestasi penilaian kompetensi siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 77 Tabel 8. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Skor Kategori Keterangan X 70 Kurang Belum mencapai KKM dengan kategori kurang 70 ≤ X ≤ 79 Cukup Sudah mencapai KKM dengan kategori cukup 80 ≤ X ≤ 89 Baik Sudah mencapai KKM dengan kategori baik 90 ≤ X ≤ 100 Sangat Baik Sudah mencapai KKM dengan kategori sangat baik Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa KKM pada mata pelajaran Pelayanan Prima di SMK Diponegoro adalah 70. Sehingga siswa dikatakan dalam mencapai keberhasilan belajar sesuai KKM bila skor yang didapat 70 dengan kategori kurang. Siswa dikatakan telah mencapai keberhasilan belajar sesuai KKM bila skor yang didapat antara 70–79 dengan kategori cukup. Siswa dikatakan telah mencapai keberhasilan belajar sesuai KKM bila skor yang didapat antara 80–89 dengan kategori baik. Siswa dikatakan telah mencapai keberhasilan belajar sesuai KKM bila skor yang didapat antara 90–100 dengan kategori sangat baik.

M. Uji Prasyarat Analisis

Dokumen yang terkait

PERANGKAT LUNAK BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK DI SMK NEGERI 1 AMPELGADING PEMALANG

8 136 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS X BUSANA BUTIK PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK N 1 DEPOK.

21 269 234

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA DIKLAT PELAYANAN PRIMA PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA SMK N 3 KLATEN.

14 250 228

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PERSEPSI SISWA PROGRAM STUDI BUSANA BUTIK TERHADAP SARANA PRAKTEK MENJAHIT DALAM MATA DIKLAT KOMPETENSI KEJURUAN BUSANA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN 2011.

0 2 160

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PENYELESAIAN PEMBUATAN GAMBAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XII DI SMK NEGERI 3 MAGELANG.

0 1 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI BEKERJA SECARA TIM MATA PELAJARAN PELAYANAN PRIMA DI SMK N 2 GODEAN.

0 0 168

MATA PELAJARAN: BUSANA BUTIK JENJANG PENDIDIKAN : SMK

0 1 7