86 Busana Butik SMK Muhammadiyah Berbah sebagai kelas control,
mayoritas siswa terdapat pada kategori kurang sebanyak 25 siswa 83,3. Berdasarkan pengkategorian nilai kompetensi pada kelas X Busana
Butik SMK Diponegoro Depok dan SMK Muhammadiyah Berbah sebelum menggunakan model pembelajaran Quantum di atas dapat dibuat
histogram seperti gambar 4 di bawah ini :
20 40
60 80
100
Kurang Cukup
Baik Sangat
Baik 89.3
10.7 0.0
0.0 83.3
16.7 0.0
0.0 P
er se
n ta
se
Kategori Eksperimen
Kontrol
Gambar 3. Histogram frekuensi nilai pre test kelas X Busana Butik kelas eksperimen
dan kelas control sebelum menggunakan model pembelajaran Quantum
3. Pencapaian Kompetensi Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Quantum
Berdasarkan hasil nilai kompetensi setelah menggunakan model pembelajaran Quantum di SMK Diponegoro Depok diperoleh nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah sebesar 70, dan untuk kelas kontrol yaitu SMK Muhammadiyah Berbah diperoleh nilai tertinggi 86 dan nilai
terendah sebesar 62. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan rangkuman distribusi frekuensi dari nilai kompetensi kelas X
87 Busana Butik SMK Diponegoro Depok dan SMK Muhammadiyah Berbah
setelah menggunakan model pembelajaran Quantum dapat dillihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 13. Distribusi frekuensi nilai post test kompetensi melakukan komunikasi
di tempat kerja kelas X Busana Butik kelas eksperimen dan control
No Rentang
Skor Eksperimen
Control Kategori
f f
1
X 70
0.0 13
43.3 Kurang
2
70 ≤ X ≤ 79
15 53.6
11 36.7
Cukup 3
80 ≤ X ≤ 89
12 42.9
6 20.0
Baik 4
90 ≤ X ≤ 100
1 3.6
0.0 Sangat Baik
Total 28
100 30
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa nilai kompetensi siswa pada kelas X Busana Butik SMK Diponegoro Depok setelah
menggunakan model pembelajaran Quantum, semua siswa tuntas 100, mayoritas siswa terdapat pada kategori cukup yaitu sebanyak 15 siswa
53,6. Sedangkan kelas X Busana Butik SMK Muhammadiyah Berbah sebagai kelas control, siswa hanya tuntas 56,7 , mayoritas siswa terdapat
pada kategori kurang sebanyak 13 siswa 43,3. Berdasarkan frekuensi nilai kompetensi pada kelas X Busana Butik
SMK Diponegoro Depok dan SMK Muhammadiyah Berbah setelah menggunakan model pembelajaran Quantum di atas dapat dibuat
histogram seperti gambar 5 di bawah ini :
88
10 20
30 40
50 60
Kurang Cukup
Baik Sangat
Baik 0.0
53.6 42.9
3.6 43.3
36.7 20.0
0.0 P
er se
n ta
se
Kategori Eksperimen
Kontrol
Gambar 4. Histogram frekuensi nilai post test kelas X Busana Butik kelas eksperimen
dan kelas control setelah menggunakan model pembelajaran Quantum
4. Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum
Terhadap Kompetensi
Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja
Telah dikemukakan bahwa pada penelitian ini ada hipotesis yang harus diuji kebenarannya, dengan demikian perlu untuk menguji hipotesis
ini digunakan teknik analisis uji t t-test, digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Quantum pada kompetensi melakukan
komunikasi di tempat kerja mata pelajaran Pelayanan Prima pada kelas X Busana Butik
di SMK Diponegoro Depok dan SMK Muhammadiyah Berbah. Penghitungan uji-t menggunakan bantuan SPSS for windows.
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas yang merupakan prasyarat analisis, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis
yang telah diajukan. Teknik analisis digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah paired t-test dengan sebuah syarat yang signifikan
apabila t
hitung
t
tabel
dan nilai taraf signifikansi lebih kecil dari 5. Data yang akan diuji kebenarannya adalah pengaruh model pembelajaran
89 Quantum terhadap pencapaian kompetensi melakukan komunikasi ditempat
kerja mata pelajaran Pelayanan Prima di SMK Diponegoro Depok dan di SMK Muhammadiyah Berbah yang dalam pembelajarannya menggunakan
model pemmbelajaran
Quantum dan
menggunakan pembelajaran
konvensional. Di bawah ini adalah tabel rangkuman hasil uji kelompok eksperimen dan control.
Tabel 14. Rangkuman hasil uji t uji hipotesis
Group Rata-rata
t t
0.05
56 p
Keterangan Eksperimen
79.07 4.103
1.671 0.001
Beda Signifikan Kontrol
71.83 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya t
hitung
sebesar 4,103 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,001 kemudian nilai t
hitung
tersebut dikonsultasikan dengan nilai t
tabel
pada taraf signikansi α = 0,005
dengan df 56, diperoleh t
tabel
1,671. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini Ha adalah ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model
pembelajaran Quantum
terhadap pencapaian
kompetensi melakukan
komunikasi ditempat kerja mata pelajaran Pelayanan Prima dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hipotesis Ho adalah tidak ada
pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran Quantum terhadap pencapaian kompetensi melakukan komunikasi di tempat kerja
mata pelajaran Pelayanan Prima dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Karena t
hitung
lebih besar dari pada t
tabel
t
hitung
4,103 t
tabel
1,671 dan nilai taraf signikansi lebih kecil dari 5 0,001. 0,05 maka
90 Ho ditolak. Dengan demikian hasil uji t tersebut menunjukkan sebesar
41,03 terdapat pengaruh penggunaan model pembalajaran Quantum terhadap pencapaian kompetensi melakukan komunikasi ditempat kerja
mata pelajaran Pelayanan Prima di SMK Diponegoro Depok dan di SMK Muhammadiyah Berbah.
B. Pembahasan 1. Diskripsi Pencapaian Kompetensi Sebelum Menggunakan Model