BAB 1 KONSEP RANTAI PASOK BERKELANJUTAN
1.1 Pembangunan Berkelanjutan dan Bisnis
Dalam Drexhage dan Murphy 2010, istilah pembangunan berkelanjutan sudah dipopulerkan pada tahun 1987 dalam sebuah
laporan yang diterbitkan oleh World Commission on Environment and Development. Kutipan definisinya adalah “development which meets
the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.” Ada dua kata kunci yang perlu
diperhatikan, yaitu kebutuhan dan keterbatasan. Seluruh sumberdaya alam yang ada dapat diekploitasi untuk peningkatan kesejahteraan
manusia tetapi penggunaannya harus memperhatikan batasan- batasan tertentu. Sumberdaya alam yang tidak diperbaharui akan
habis ketersediaan pada jangka waktu tertentu apabila tidak dibatasi penggunaannya.
Pembangunan berkelanjutan memandang keberadaan sumberdaya alam sebagai sebuah sistem. Pengertian sistem adalah kesatuan
yang saling berinteraksi dalam sebuah keseimbangan. Kegiatan di suatu wilayah yang berakibat pada pencemaran maka akibatnya juga
akan dirasakan oleh wilayah lain yang terdekat. Demikian halnya, penggunaan jenis sumberdaya alam tertentu pada saat ini akan
berakibat berkurangnya ketersediaannya di masa akan datang. Dua hal ini dibicarakan dalam konteks ruang dan waktu.
Konsep pembangunan berkelanjutan adalah wujud dari kesadaran masyarakat terhadap kepentingan masa depan. Hal ini mendorong
ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dengan mengusung isu keberlanjutan. Konsep keberlanjutan yang awalnya fokus pada lingkungan
hidup menjadi berkembang lebih luas. Aspek-aspek keberlanjutan
2
MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI
terdiri dari keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan lingkungan dan keberlanjutan sosial politik. Ketiga aspek ini berkembang atas
dorongan praktek bisnis yang berorientasi pada kepentingan ekonomis. Pemanfaatan sumberdaya alam sebagai bahan baku untuk memproduksi
produk tertentu mendorong organisasi bisnis mengedepankan tujuan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, masyarakat dan pemerintah
yang menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan ekonomis adalah terbatas maka paksaan pembatasan penggunaan sumberdaya harus
dilakukan. Akhirnya, isu keberlanjutan lingkungan dan keberlanjutan sosial politik menjadi muncul. Tarik menarik ketiga isu keberlanjutan ini
akan mendorong keseimbangan sistem yang lebih baik.
Ruang lingkup dari pembangunan berkelanjutan terus dikaji untuk menuju pergeseran titik keseimbangan yang semakin ideal.
Domain dari pembangunan berkelanjutan adalah ekonomi, ekologi, budaya dan politik. Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya,
budaya dan politik adalah bagian dari keberlanjutan sosial politik. Domain ekonomi adalah paling utama. Ketersediaan sumberdaya
alam perlu dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah. Upaya ini membutuhkan pendekatan ekonomi. Motif ekonomi ini juga
yang menjadi dasar untuk mengeksploitasi sumberdaya alam. Motif ekonomi juga yang menjadikan sumberdaya alam akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Domain ekologi adalah kondisi lingkungan sebagai sebuah sistem yang saling terhubung. Pemanfaatan jenis
sumberdaya alam tertentu secara berlebih akan memberikan dampak terhadap gangguan keseimbangan ekosistem. Motif ekonomi adalah
pemicu utama dari gangguan keseimbangan ekosistem ini. Motif budaya dan politik adalah menekankan pada kehidupan manusia
yang saling berinteraksi satu sama lain termasuk dengan alam sekitar. Eksploitasi jenis sumberdaya alam tertentu secara berlebihan akan
mengganggu keseimbangan sistem sosial yang ada disekitarnya.
Luasnya domain dari pembangunan berkelanjutan telah memberikan dampak terhadap strategi bisnis. Perusahaan tidak
bisa mengabaikan begitu saja isu keberlanjutan ini. Pemanfaatan sumberdaya alam yang telah dibatasi oleh pemerintah dan masyarakat
telah mendorong perusahaan untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada pembangunan strategi bisnis berkelanjutan.
Bisnis berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya dengan mempertimbangkan
3
MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI
tujuan ekonomis, lingkungan dan sosial politik secara simultan. Namun demikian, motif ekonomi adalah utama dalam bisnis berkelanjutan.
Tentunya jenis kendala menjadi meningkat, yaitu kendala berasal dari lingkungan dan kendala berasal dari sosial politik.
Kesadaran konsumen yang semakin tinggi terhadap produk- produk hijau green telah mengharuskan perusahaan melakukan
kegiatan bisnis dengan mengedepankan aspek lingkungan dan aspek sosial politik. Praktek bisnis berkelanjutan tidak bisa menempatkan
aspek lingkungan dan aspek sosial politik sebagai kegiatan tambahan, tetapi ini telah menjadi bagian yang sama pentingnya dengan tujuan
ekonomi. Ada dua jenis kegiatan bisnis, yaitu perdagangan dan industri. Perdagangan adalah kegiatan bisnis yang fokus pada utilitas
dari waktu dan tempat, sedangkan industri adalah kegiatan yang fokus pada utilisasi dari transformasi. Dalam sistem rantai pasok,
perdagangan ditemui pada upstream dan downstream, sedangkan industri terdapat pada midstream.
Cara pandang parsial dengan memisahkan kegiatan upstream, midstream dan downstream sudah tidak dapat diterima lagi dalam
perspektif bisnis berkelanjutan. Pada sisi downstream hilir, produk yang dipasarkan kepada pelanggan akan dipertanyakan kadar
keberlanjutannya meskipun produk tersebut bukan diproduksi oleh penjual. Tanggung jawan disepanjang rantai pasok mulai dari bahan
baku sampai produk diterima konsumen adalah bersama. Artinya, setiap stream mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya satu
sama lain. Penolakan konsumen terhadap produk tertentu akan mengakibatkan kerugian ekonomi pada seluruh agen yang terlibat di
rantai pasok produk tersebut.
Kajian bisnis berkelanjutan yang awalnya fokus pada proses produksi atau produk harus digeser menjadi pengelolaan rantai pasok.
Cara pandang ini dikenal dengan istilah manajemen rantai pasok berkelanjutan. Setiap agen yang terlibat dalam sebuah sistem rantai
pasok harus mempunyai tanggung jawab bersama untuk menjamin seluruh aspek keberlanjutan telah diperhatikan dengan baik.
Interpretasi istilah keberlanjutan yang semakin luas sesuai dengan kepentingan atau sudut pandang tertentu telah memberikan makna
tersendiri dalam operasionalnya. Menurut Linton et al. 2007 definisi keberlanjutan memunculkan beberapa pertanyaan meliputi: