Metoda Desain Perancangan DSS mempunyai rangkaian tahapan. Er 1988 telah

55 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI Lei and Li 2009 telah merancang DSS untuk multi-depot vehicle routing problems with fixed distribution of vehicles MDVRPFD. Basis data dikelola dengan Geographics Information System GIS. Basis model dibangun dengan menerapkan particle swarm optimization. Studi telah menghasilkan prototype dari DSS. Kamath et al. 2011 juga telah merancang DSS dengan memanfaatkan konsep GIS untuk keputusan infrastruktur transportasi dan perencanaan rantai pasok. Makalah ini menjelaskan secara terperinci proses perancangan DSS dan arsitektur dari DSS. Prototype dari DSS juga telah dihasilkan. Hadiguna et al. 2011 telah merancang DSS untuk model Vendor Managed Inventory. Studi ini fokus pada pengembangan basis model dan perancangan DSS. Model matematik yang diformulasikan kemudian diintegrasikan dengan basis data. Studi ini telah menghasilkan purwarupa. Hadiguna 2012 telah merancang arsitektur dari DSS untuk penilaian risiko dari rantai pasok berkelanjutan. Studi ini hanya fokus pada pembangunan kerangka kerja dari DSS sehingga diketahui komponen-komponen yang diperlukan untuk tahap perancangan. Beberapa contoh makalah yang membahas DSS ini menunjukan bahwa ada dua bagian penting dari perancangan dan pengembangan DSS. Pertama adalah pengembangan framework, dan kedua adalah pembuatan prototype DSS. Pengembangan framework menghasilkan arsitektur dari DSS. Tahap ini menguraikan dengan detail dari pembangunan basis data, basis model dan mekanisme dialog. Tahap pembuatan DSS adalah menterjemahkan kerangka kerja. Pada tahap ini penguasaan terhadap teknologi komputer menjadi syarat mutlak sehingga DSS yang dihasilkan menarik secara fisik. Kedua tahapan ini adalah sama pentingnya.

3.6. Ringkasan DSS adalah salah satu cara yang digunakan dalam proses pengambilan

keputusan. DSS digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan apabila karakteristik masalah yang dihadapi ill-structured dan kompleks. Dalam manajemen rantai pasok, banyak permasalahan yang melibatkan banyak jenis data sehingga teknik konvensional dan manual tidak efisien. DSS adalah metoda pengambilan keputusan yang memanfaatkan komputer sebagai media utama. 56 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI Perancangan DSS dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem. Prinsip dasar dari pendekatan sistem adalah memahami situasi nyata dan menterjemahkannya dalam model tanpa menghilangkan kompleksitasnya. DSS adalah salah satu wujud dari aplikasi pendekatan sistem. Komponen-komponen DSS telah melibatkan semua elemen-elemen yang ada dalam situasi nyata. Komponen-komponen dari DSS terdiri dari basis data, basis model dan fasilitas dialog. Ketiga komponen ini dirancang secara kreatif untuk memenuhi kebutuhan spesifikasi dari pengguna. Keunggulan dari DSS adalah kemampuannya untuk mengakomodir keterlibatan banyak pihak. Pengambilan keputusan berkelompok akan dipenuhi dengan konflik kepentingan. Peran DSS adalah mengakomodir konflik kepentingan tersebut dan mengagregasinya menjadi sebuah keputusan kompromi. Referensi Bui, T. X. 1987 ‘A group decision support system for cooperative multiple criteria group decision making’, Springer-Verlag, Berlin. Chan, S. H. dan Song, Q. 2010 ‘Motivational framework: Insights into decision support system use and decision performance’, in: Decision Support System, Jao, C. S., editor, Intech, India. Daellenbach, H. G. 2012 ‘Hard OR, soft OR, problem structuring, methods, critical system thinking: A primer’, http:orsnz.org.nz conf36papersDaellenbach.pdf Er, M. C. 1988 ‘Decision Support System: A summary, problems, and future trends’, Decision Support System, Vol. 4, pp. 355–363. Hadiguna, R. A., Jaafar, H. S. dan Mohamad, S. 2011 ‘A model for vendor managed inventory by applying the economic order quantity with fuzzy demand’, International Journal of Enterprise Network Management, Vol. 4, No. 4, pp.354–366. Hadiguna, K.A. 2010 “Pedoman Kuantitatif Untuk Keputusan Bisnis”. Penerbit Gema Widya Surabaya. Hadiguna, R. A. 2012 ‘Decision support framework for risk assessment of sustainable supply chain’, International Journal of Logistics Economics and Globalisation, Vol. 4, Nos. 12, pp.35–54.