Pembangunan Berkelanjutan dan Bisnis

3 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI tujuan ekonomis, lingkungan dan sosial politik secara simultan. Namun demikian, motif ekonomi adalah utama dalam bisnis berkelanjutan. Tentunya jenis kendala menjadi meningkat, yaitu kendala berasal dari lingkungan dan kendala berasal dari sosial politik. Kesadaran konsumen yang semakin tinggi terhadap produk- produk hijau green telah mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan bisnis dengan mengedepankan aspek lingkungan dan aspek sosial politik. Praktek bisnis berkelanjutan tidak bisa menempatkan aspek lingkungan dan aspek sosial politik sebagai kegiatan tambahan, tetapi ini telah menjadi bagian yang sama pentingnya dengan tujuan ekonomi. Ada dua jenis kegiatan bisnis, yaitu perdagangan dan industri. Perdagangan adalah kegiatan bisnis yang fokus pada utilitas dari waktu dan tempat, sedangkan industri adalah kegiatan yang fokus pada utilisasi dari transformasi. Dalam sistem rantai pasok, perdagangan ditemui pada upstream dan downstream, sedangkan industri terdapat pada midstream. Cara pandang parsial dengan memisahkan kegiatan upstream, midstream dan downstream sudah tidak dapat diterima lagi dalam perspektif bisnis berkelanjutan. Pada sisi downstream hilir, produk yang dipasarkan kepada pelanggan akan dipertanyakan kadar keberlanjutannya meskipun produk tersebut bukan diproduksi oleh penjual. Tanggung jawan disepanjang rantai pasok mulai dari bahan baku sampai produk diterima konsumen adalah bersama. Artinya, setiap stream mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya satu sama lain. Penolakan konsumen terhadap produk tertentu akan mengakibatkan kerugian ekonomi pada seluruh agen yang terlibat di rantai pasok produk tersebut. Kajian bisnis berkelanjutan yang awalnya fokus pada proses produksi atau produk harus digeser menjadi pengelolaan rantai pasok. Cara pandang ini dikenal dengan istilah manajemen rantai pasok berkelanjutan. Setiap agen yang terlibat dalam sebuah sistem rantai pasok harus mempunyai tanggung jawab bersama untuk menjamin seluruh aspek keberlanjutan telah diperhatikan dengan baik. Interpretasi istilah keberlanjutan yang semakin luas sesuai dengan kepentingan atau sudut pandang tertentu telah memberikan makna tersendiri dalam operasionalnya. Menurut Linton et al. 2007 definisi keberlanjutan memunculkan beberapa pertanyaan meliputi: 4 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI • Sumberdaya apa yang dibutuhkan oleh generasi mendatang? • Pada tingkat apa bisa polutan dilepaskan tanpa memiliki efek negatif pada generasi mendatang? • Sampai sejauh mana identifikasi sumber baru untuk mengatasi sumberdaya terkuras di masa depan? • Pada tingkat apa sumberdaya terbarukan dapat dimanfaatkan? • Sampai sejauh mana teknologi mengatasi pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya? • Sampai sejauh mana pemasaran didorong keberlanjutan? • Apakah perlu mengubah gaya hidup dan jika demikian bagaimana? • Kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai keberlanjutan?

1.2 Manajemen Rantai Pasok

Strategi bisnis berkelanjutan dapat dilakukan melalui penerapan manajemen rantai pasok. Pendekatan ini memandang rangkaian kegiatan bisnis dari hulu upstream sampai hilir downstream sebagai satu kesatuan yang saling terhubung dan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Istilah rantai pasok telah didefinisikan oleh beberapa pakar. Vorst et al. 2007 mendefinisikan rantai pasok adalah urutan dari proses pengambilan keputusan dan aliran bahan, informasi dan uang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akhir yang dilakukan secara kontinu dengan tahapan yang berbeda dari produksi sampai konsumsi akhir. Pujawan 2005 mendefinisikan rantai pasok adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Artinya, rantai pasok adalah obyek yang merupakan rangkaian proses. Rantai pasok perlu dikelola dengan baik yang dikenal manajemen rantai pasok. Vorst et al. 2007 mendefinisikan manajemen rantai pasok adalah keterpaduaan perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian semua proses dan kegiatan bisnis untuk memproduksi dan mengirimkan produk secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar. Pujawan 2005 mendefinisikannya sebagai metode, alat, atau pendekatan pengelolaan rantai pasok. Simchi-Levi et al. 2000 mendefinisikan sebagai sekumpulan pendekatan yang dimanfaatkan 5 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI untuk mengintegrasikan secara efisien para pemasok, pabrikasi, pergudangan dan penyimpanan sehingga barang-barang diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang benar, di lokasi yang benar dan saat yang tepat dalam rangka minimisasi biaya sistem secara keseluruhan sekaligus memenuhi seluruh kebutuhan disetiap tingkatan. Thomas dan Griffin 1996 mendefinisikannya sebagai pengelolaan aliran bahan dan informasi secara simultan didalam dan antar fasilitas seperti vendor, produksi, perakitan dan distribusi. Secara umum, rantai pasok terdiri dari tiga tahap yaitu pengadaan procurement, produksi dan distribusi. Manajemen rantai pasok merupakan bagian dari praktek manajemen modern yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya bersaing. Berbagai sektor industri telah manjadi perhatian para peneliti di bidang manajemen rantai pasok. Tuntutan isu keberlanjutan menjadi pendorong berkembangnya manajemen rantai pasok berkelanjutan. Istilah manajemen rantai pasok semakin populer sebagai strategi perusahaan yang menyadari bahwa keunggulan bersaing dan pemenuhan kepuasan seluruh pemangku kepentingan berhubungan dengan aliran bahan atau barang dari pemasok hingga pengguna akhir. Rantai pasok adalah jejaring fisik dan aktivitas yang terkait dengan aliran bahan dan informasi di dalam atau melintasi batas- batas perusahaan. Sebuah rantai pasok akan terdiri dari rangkaian proses pengambilan keputusan dan eksekusi yang berhubungan dengan aliran bahan, informasi dan uang. Proses dari rantai pasok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari produksi sampai konsumen akhir. Rantai pasok bukan hanya terdiri dari produsen dan pemasoknya tetapi mempunyai ketergantungan dengan aliran logistik, pengangkutan, penyimpanan atau gudang, pengecer dan konsumen itu sendiri. Dalam arti luas, rantai pasok juga termasuk pengembangan produk, pemasaran, operasi-operasi, distribusi, keuangan dan pelayanan pelanggan Vorst et al. 2007. Rantai pasok sepintas terlihat sebagai deretan siklus-siklus yang bekerja sebagai antarmuka bagi dua tahapan. Cara pandang terhadap rantai pasok sebagai sebuah siklus menjadikan kategorisasi rantai pasok dalam tiga bentuk dasar yaitu rantai pasok internal, rantai pasok eksternal dan rantai pasok total 6 MANAJEMEN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI atau keseluruhan. Rantai pasok internal adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi dalam unit bisnis korporasi dari pemasok sampai pelanggan dan kadang disebut logistik bisnis. Rantai pasok eksternal adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi didalam unit bisnis korporasi yang melintasi antara pemasok langsung dan pelanggan. Rantai pasok total adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi didalam unit bisnis korporasi yang melintasi secara majemuk antara pemasok langsung dan pelanggan. Dalam sistem rantai pasok akan dikendalikan oleh unit pengambil keputusan yaitu seseorang yang berwenang dalam memutuskan spesifikasi produk, kebutuhan pengiriman dan pelayanan pelanggan. Manajemen rantai pasok berupaya mengintegrasikan seluruh komponen-komponen yang terlibat dalam aliran bahan berdasarkan umpan balik dan informasi. Integrasi dilakukan melalui pendekatan lintas fungsional dengan mengelola aliran bahan baku masuk ke pabrik untuk diolah dan aliran produk jadi keluar perusahaan sampai diterima pelanggan akhir. Sebuah rantai pasok adalah bagian dari jejaring rantai pasok yang lebih luas. Sebuah total rantai pasok terbentuk dari sekumpulan rantai pasok baik didorong dari ketergantungan pada aliran bahan maupun umpan balik berupa informasi yang terjadi didalam sistem. Wujud dari pemasok, pengolah, distributor, pengecer dan pelanggan dapat diinterpretasikan sesuai dengan cakupan sistem yang dipelajari. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah memperbaiki kepercayaan dan kolaborasi sejumlah mitra rantai pasok sekaligus perbaikan persediaan yang terlihat dan kecepatan peningkatan persediaan. Titik awal dari manajemen rantai pasok adalah persediaan yang perlu disiasati sehingga kinerja sistem secara keseluruhan bisa lebih baik yang diukur dari berbagai sudut pandang para pemangku kepentingan. Kegiatan-kegiatan dari rantai pasok dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu strategis, taktis dan operasional. Tiga tingkatan inilah yang menjadi isu-isu kunci dalam penelitian manajemen rantai pasok. Menurut Simchi-Levi et al. 2000, tingkatan strategis berhubungan dengan keputusan-keputusan yang mempunyai efek jangka panjang terhadap perusahaan diantaranya optimasi jejaring strategis, mitra strategis dengan pemasok, infrastruktur teknologi informasi, keputusan buat sendiri atau beli, dan memperluas strategi organisasi