Profil Narasumber Sekunder Dua Latar Belakang Narasumber Sekunder Kedua

mengerti maksud dari pertanyaan peneliti. Saat wawancara tidak banyak gerakan yang dilakukan AB. AB merasa berterimakasih terhadap peneliti karena telah mau menjadi teman dan kakak untuk A, sehingga saat wawancara berlangsung AB menjawab dengan terbuka apapun pertanyaan dari peneliti. Hal ini dilakukannya agar dengan wawancara ini akan memudahkan peneliti menghadapi sikap A sebagai temannya. Tidak ada hambatan yang berarti selama proses wawancara berlangsung, hanya saja ada beberapa jawaban yang melenceng dari pertanyaan sehingga peneliti harus selalu mengarahkan arah wawancara. Selama ini AB lah yang selalu menyediakan kebutuhan A pasca pemerkosaan yang dialami oleh A. AB yang mengurusi semua hal yang diperlukan saat sidang di pengadilan, AB yang menenangkan dan memberi dukungan untuk A agar tegar. AB yang mengarahkan agar pasca pemerkosaan A tetap mau mengikuti ujian akhir kelas tiga.

4.3.3 Temuan Pada Narasumber Sekunder Dua

1. Profil Narasumber Sekunder Dua

Nama : Eza Arufi Rizki Kode : AC TTL : Temanggung, 26 Januari 1998 Usia : 15 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status : Pelajar Pendidikan : SMP kelas 3 Agama : Islam Alamat : Desa. Mendirat Pare Kec. Kranggan, Kab. Temanggung Waktu Interview : Sabtu, 23 Februari 2013, pukul 16.00 s.d. 17.10 WIB InterviewerPeneliti : Kausar Rafika Sari Tempat Wawancara : Rumah Indah

2. Latar Belakang Narasumber Sekunder Kedua

AC merupakan adik kandung dari A. AC lahir di Temanggung, 26 Januari 1998. AC adalah seorang pelajar kelas tiga SMP yang kini sedang mengikuti ujian akhir sekolah.Penampilan fisik A yaitu berambut lurus sebahu, agak tinggi, memiliki badan yang berisi dan berkulit coklat. Penampilan AC layaknya anak remaja yang sedang belajar dandan. AC suka mengenakan aksesoris di tubuhnya, seperti mengenakan gelang, cincin dan bando khas anak remaja. Wawancara dengan AC berlangsung di rumah A yang juga tempat tinggal dari AC. Saat wawancara AC duduk bersebelahan dengan peneliti, AC selalu melakukan kontak mata. Cara berbicara AC cenderung cepat dan jelas. AC juga fasih berbicara bahasa Indonesia. Selama wawancara berlangsung AC menjawab pertanyaan dengan santai dan gaya celotehan anak remaja, namun demikian AC bisa mengembangkan jawabannya kearah yang lebih dalam lagi. AC menceritakan dengan terbuka dan menjelaskan walaupun peneliti tidak meminta menjelaskan. Peneliti juga terkadang berusaha lebih santai mengingat anak remaja yang diajaknya berbicara karena selama wawancara berlangsung AC bersikap ramah dan santai. Selama ini AC cenderung menjadi adik yang berusaha mengerti keadaan kakaknya. Walaupun hubungan mereka tidak terlalu dekat, AC selalu berusaha menjaga perasaan A. A tidak suka menceritakan perasaannya terhadap AC namun AC selalu memeperhatikan perubahan yang terjadi pada A, sehingga AC mengetahui kondisi A. 4.4 Pembahasan

4.4.1 Gambaran Dampak