Profil Narasumber Sekunder Satu Latar Belakang Narasumber Sekunder Satu

terus di Salatiga indah juga nggak mau kan. A.W270- W271.191112 AC merasa A mencoba menerima keadaan dirinya. AC menganggap A sudah mulai merubah dirinya, dengan berusaha menerima keadaan mengingat sudah hampir 2 tahun berlalu. Mungkin lebih tepatnya mencoba menerima mbak kalau sekarang. Berarti mbak indah berusaha untuk menerima keadaan dirinya? Iya mbak. Sekarang ini juga udah nggak kaya dulu. Ini juga udah hampir dua tahun kan mbak. Udah beda lah.AC.W92- W93.230213

4.3.2 Temuan pada Subjek Sekunder Satu

1. Profil Narasumber Sekunder Satu

Nama : Partinah Kode : AB TTL : Temanggung, 12 Februari 1975 Usia : 38 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status : Menikah Pendidikan : Tamat Sekolah Menengah Pertama Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Alamat : Desa. Mendirat Pare Kec. Kranggan, Kab. Temanggung Waktu Interview : Rabu, 13 Februari 2013, pukul 18.00 s.d. 19.00 WIB InterviewerPeneliti : Kausar Rafika Sari Tempat Wawancara : Rumah Indah

2. Latar Belakang Narasumber Sekunder Satu

AB merupakan ibu kandung dari A. AB lahir di Temanggung, 12 Februari 1975. Usia AB adalah 38 tahun. AB adalah seorang ibu rumah tangga dengan lulusan SMP yang memiliki empat orang anak perempuan. Penampilan AB seperti ibu rumah tangga pada umumnya, dengan rambut pendek digulung ke atas, kulit putih, berbadan agak pendek dan gemuk. Suami dari AB atau ayah dari A merupakan pembuat sekaligus pemilik pabrik tempe yang berada di samping rumahnya. Sehari-hari AB membantu suaminya menjual tempe di pasar. AB berangkat bekerja pagi-pagi dan pulang pada sore hari. Sebelum wawancara berlangsung, AB merasa tidak nyaman dengan memanggil nama peneliti, AB merasa nama peneliti sama dengan nama selingkuhan suaminya. AB sangat membenci selingkuhan suaminya itu, sehingga AB memberi kesepakatan untuk tidak memanggil nama asli peneliti. Kehidupan keluarga AB diwarnai dengan pertengkaran antara dirinya dan suaminya. AB menganggap suaminya telah mengkhianati keluarganya. AB merasa sangat sedih karena perselingkuhan itu terjadi selama AB hamil anak ketiga hingga anak keempat. AB sangat sabar, hingga akhirnya A, anak pertamanya tidak mau kembali sekolah karena stres dengan perselingkuhan yang dilakukan ayahnya. AB menjadi lebih stres dengan keadaan tersebut, sampai akhirnya AB memanggil pak kyai untuk menyembuhkan A. Selama proses wawancara berlangsung, AB sangat kooperatif. AB selalu melakukan kontak mata dengan peneliti, ia terlihat serius ketika mendengarkan dan menjawab pertanyaan. Ketika menjawab suara AB pelan, dan terkadang tidak mengerti maksud dari pertanyaan peneliti. Saat wawancara tidak banyak gerakan yang dilakukan AB. AB merasa berterimakasih terhadap peneliti karena telah mau menjadi teman dan kakak untuk A, sehingga saat wawancara berlangsung AB menjawab dengan terbuka apapun pertanyaan dari peneliti. Hal ini dilakukannya agar dengan wawancara ini akan memudahkan peneliti menghadapi sikap A sebagai temannya. Tidak ada hambatan yang berarti selama proses wawancara berlangsung, hanya saja ada beberapa jawaban yang melenceng dari pertanyaan sehingga peneliti harus selalu mengarahkan arah wawancara. Selama ini AB lah yang selalu menyediakan kebutuhan A pasca pemerkosaan yang dialami oleh A. AB yang mengurusi semua hal yang diperlukan saat sidang di pengadilan, AB yang menenangkan dan memberi dukungan untuk A agar tegar. AB yang mengarahkan agar pasca pemerkosaan A tetap mau mengikuti ujian akhir kelas tiga.

4.3.3 Temuan Pada Narasumber Sekunder Dua