informasi dimulai dengan pendekatan terhadap narasumber penelitian yang membutuhkan waktu cukup lama, mengingat narasumber merupakan korban
pemerkosaan, yang harus dijaga perasaanya dan agar nantinya narasumber bersedia mengungkap apa yang dia rasakan. Dalam hal ini peneliti berinteraksi
langsung kepada narasumber dan masuk dalam kehidupan sehari-hari narasumber. Selama proses penelitian berlangsung ditemukan beberapa fakta menarik
mengenai kehidupan narasumber, dan dampak psikologis, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh pemerkosaan yang dialaminya. Data yang diperoleh oleh
peneliti didapat dari IN secara langsung dan juga dari keluarga yang tinggal satu rumah dengan narasumber, selain itu terdapat informasi dari sumber sumber
terdekat narasumber.
4.2.2 Kendala dalam Penelitian
Kendala yang dialami peneliti adalah sulitnya untuk dapat menemukan subjek yang berusia remaja dengan latar belakang korban pemerkosaan yang
memiliki dampak psikologis akibat pemerkosaan. Peneliti harus datang ke KAPOLRES Temanggung untuk mendapatkan data korban pemerkosaan dan
berkonsultasi korban pemerkosan mana yang murni diperkosa, karena dari sekian banyak korban pemerkosaan hanya beberapa yang memang murni diperkosa.
Jarak rumah subjek yang jauh dari kota sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat sampai ke rumah subjek setiap kali berkunjung. Peneliti harus
memperhatikan sikapnya terhadap subjek dan informan, peneliti harus bersikap empati dan berusaha mendekati subjek agar mau terbuka terhadap peneliti.
Peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama, kurang lebih selama satu tahun
untuk pendekatan dengan subjek dan informan sampai akhirnya subjek mau terbuka menceritakan apa yang dirasakan. Belum lagi ditambah masalah keluarga
yang membuat subjek dan keluarganya merasa bingung untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Intensitas bertemu antara peneliti dengan
subjek dan informan harus diperhatikan karena ketika peneliti sering mendatangi rumah subjek akan menimbulkan perasaan jenuh dan rasa terganggu dari subjek
dan keluarganya. Sikap tertutup subjek terhadap orang lain dan keluarganya yang tidak suka menceritakan apa yang dirasakan, hanya kepada ibunya saja subjek
mau menceritakan apa yang dirasakan. Suasana hati subjek yang tidak selalu baik, sehingga ketika peneliti berkunjung ke rumah subjek untuk bertemu melakukan
pendekatan subjek tidak selalu mau menemui. Peneliti harus menunggu waktu cukup lama sampai akhirnya subjek mau keluar menemui peneliti. Sikap subjek
yang suka menutupi wajahnya dengan syal, rambut atau tangannya sehingga ketika berkomunikasi dengan peneliti, peneliti kurang bisa mendengar apa yang
dibicarakan oleh subjek. Oleh karena itu pada akhirnya peneliti hanya bisa menggunakan satu remaja perempuan saja sebagai subjek penelitian dan dua
orang subjek sekunder yaitu ibu subjek dan adik perempuan subjek. Kendala yang ditemui peneliti dalam penelitian akan menjadi pengalaman yang sangat berharga
bagi peneliti.
4.2.3 Koding