Perubahan Fisik Dan Hormonal Remaja Perkembangan Psikoseksual Pada Remaja

realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi bagi keluarga dan teman- temannya yang menyebabkan tingginya emosi yang merupakan ciri masa remaja awal. 8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa Dengan semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah atau mengalami kesulitan didalam usaha untuk meninggalkan stereotip atau kebiasaan sebelumnya belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.

2.1.3 Perubahan Fisik Dan Hormonal Remaja

Sebelum masa pubertas seorang anak mengalami pertumbuhan sepanjang 2-3 inci tiap tahunnya. Ketika mencapai masa pubertas maka akan terjadi pertumbuhan yang lebih besar yaitu 4-6 inci dalam tiap tahunnya.tetapi pada usia 18 tahun dan setalah masa itu perubahan fisik pada remaja sudah tidak begitu signifikan atau tidak terjadi penambahan tumbuh lagi Turner dan Helms, dalam Dariyo 2004: 16 Santrock dalam Dariyo 2004: 17 menambahkan pertumbuhan fisik remaja yaitu terjadi perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual. Hormon seksual pada laki-laki disebut dengan hormon androgen testosterone sedangkan pada wanita disebut dengan hormon estrogen. Hormon androgen bekerja mempengaruhi pertambahan berat badan maupun perubahan suara. Sedangkan hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhan semakin membesarnya payudara, uterine produksi sel telur dan perkembagan tulang-tulang Awal perubahan hormonal terjadi pada usia 11-12 tahun. Menurut Papalia, dkk dalam Dariyo 2004: 18 Hormon androgen dan hormon testosteron merupakan faktor penyebab kematangan remaja. Kematangan remaja ditunjukan dengan perilaku seksualnya. Karakatristik seks primer pada laki-laki yaitu adanya testis, kelenjar prostat, dan penis. Sedangkan pada wanita berupa vagina, ovarium, dan uterus. Munculnya tanda seks sekunder pada laki- laki dapat dilihat dari perubahan fisik berupa timbulnya jakung, bentuk tubuh segitiga bidang, suara nge-bass, kumis, jengggot, jambang, bulu dada, dan rambut kemaluan. Pada remaja wanita terdapat perubahan dari bentuk tubuh, kulit halus , suara melengking, tumbuhnya rambut kemaluan dan timbulnya payudara yang semakin membesar.

2.1.4 Perkembangan Psikoseksual Pada Remaja

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggungjawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorogan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus kurangnya pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Seks merupakan topik yang sangat menarik bagi remaja. Hal tersebut dikarenakan remaja mengalami perubahan-perubahan, baik secara fisik yang akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis. Pada remaja, individu mengalami perubahan-perubahan hormon seksual di dalam diri mereka, sehingga hal tersebut akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis remaja serta meningkatkan ketertarikan mereka terhadap makna dari seks Hurlock 1980: 208. Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik atau tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Menurut Mu‟tadin dalam Viscarina 2005: 6 ketertarikan terhadap seks mengakibatkan remaja mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai hal tersebut. sumber-sumber informasi tersebut pada umumnya berasal dari teman- teman, buku porno, buku tentang seks, media massa, internet. Dalam hal ini banyak remaja yang menerima sumber informasi tersebut tanpa sepengtahuan orang tua. Tidak adanya control, pengawasan dan informasi mengenai seks mengakibatkan remaja melakukan hal negatif, yaitu perilaku seksual pranikah. Kematangan seksual remaja laki-laki ditandai dengan keluarnya air mani pertama pada malam hari. Proses keluarnya air mani ini disebut spermarche. Sedangkan pada remaja wanita mengalami menstruasi pertama yaitu disebut menarche. Spermarche terjadi pada usia sekitar 13 tahun sedangkan menarche terjadi pada usia 11 tahun Dariyo, 2004: 20. Timbulnya spermache dan menarche menimbulkan reaksi yang bebeda-beda dari setiap individu. Tanggapan atau reaksi itu sangat beragam, reaksi negatif yang ditunjukan pada remaja wanita saat menstruasi pertama yaitu adanya keluhan-keluhan fisiologis berupa sakit kepala, sakit pinggang, mual-mual dan muntah. Selain itu juga menimbulkan kondisi psikologis yang tidak stabil seperti bingung, stress, cemas, mudah tersinggung, marah dan emosional. Sedangkan reaksi positif remaja wanita ialah individu mampu memahami, menghargai, dan menerima adanya menstruasi pertama sebagai tanda kedewasaan. Pada remaja laki-laki menggangap positif spermache kerena hal tersebut sangat menyenangkan dan ingin mengulangi hal tersebut lagi. Sedangkan remaja yang terkejut atau shock biasanya di latarbelakangi oleh kehidupan yang memegang teguh nilai-nilai agama dan kaku akan pendidikan seks. Masa remaja sebagai periode dimana libido atau energi seksual berkembangan secara cepat. Pada masa remaja pertengahan, perilaku dan eksperimentasi seksual dengan berbagai peranan seksual sering ditemukan Freud dalam Kaplan dan Sadock,1997: 79. Perkembangan prilaku seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor proses belajar dan sosio cultural. Beberapa aktivitas seksual yang sering dijumpai pada remaja yaitu sentuhan seksual, membangkitkan gairah seksual, seks oral, seks anal, masturbasi, dan hubungan heteroseksual. Hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu waktu mengalami pubertas, kontrol sosial yang kurang tepat seperti kontrol terlalu ketat maupun longgar, frekuensi pertemuan dengan pacarnya, hubungan antar mereka semakin romantik, kondisi keluarga yang tidak memungkinkan mendidik anak-anak memasuki masa remaja dengan baik. Psikoseksual membahas mengenai seksualitas dalam arti luar yang menyinggung aspek mental maupun somatic, selain itu psikoseksual yaitu perilaku yang mencirikan proses mental yang berasal dari perkembangan seksual Chaplin, 2009: 407. Selain itu psikoseksual merupakan perkembangan seksual pada remaja, secara garis besar seksualitas remaja merupakan suatu proses pematangan biologis saat pubertas dan pematangan psikoseksual. Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia. Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik.

2.1.5 Orientasi Sosial Budaya Remaja